Chapter 4 : Effingo

504 32 0
                                    

"Selamat pagi anak-anak."

Seorang profesor berbedan tinggi memasuki ruangan.

"Selamat pagi pak."

Semua anak berdiri mengucapkan salam lalu kembali duduk.

"Aku dengar ada murid baru di sini, apakah hadir ?"

Profesor itu melihat ke sekeliling kelas. Memperhatikan murid-muridnya satu per satu.

"Saya pak."

Kushina mengangkat tangannya.

"Kalau tidak salah ingat, namamu Kushina kan ?"

Profesor itu mencoba mengingat nama gadis berambut merah itu.

"Benar pak."

Kushina menjawab singkat.

"Selamat datang di Regium Magic Academy. Saya Iruka akan mengajar kelasmu hari ini."

Profesor itu tersenyum ramah.

"Terima kasih pak."

Kushina membalas senyuman itu.

"Benar-benar profesor yang ramah. Aku harap semua profesor seperti dia," pikir Kushina.

"Baiklah, hari ini saya  akan mengajar tentang mantra untuk mengkopi sebuah benda."

Iruka mengeluarkan sebuah apel dari tasnya. Diletakkannya apel itu di atas mejanya.

"Semuanya perhatikan baik-baik."

Iruka menyiapkan tongkat sihirnya dan mengarahkannya ke apel itu.

"Effingo !"

Mantra yang dirapalkan Iruka membuat apel itu menjadi dua. Kini ada dua apel dengan ukuran dan warna yang sama persis di depan meja guru.

"Kakashi. Maju dan cobalah."

Iruka memanggil Kakashi untuk mencoba mantra baru.

"Effingo."

Kakashi merapalkan mantra itu dengan sempurna. Apel itu menjadi dua dengan ukuran dan warna yang sama.

"Bagus Kakashi. Sekarang Kushina."

Iruka menunjuk ke Kushina.

"Baik pak."

Kushina menjadi gugup. Ia tidak pernah berhasil mengontrol kemampuan sihirnya dengan baik. Sihirnya hanya bekerja untuk menyembuhkan manusia dan hewan.

"Effingo."

Kushina merapalkan mantra. Asap putih mulai keluar.

"Huh ? Apa ini ?"

Kushina mulai panik. Teman-temannya juga terdiam, mereka penasaran dengan apa yang ada di balik asap itu.

Saat asap putih itu menghilang, lima puluh apel memenuhi meja itu.

Kushina menutup mulutnya dengan tangan. Ia takut dimarahi Iruka.

"Kushina. Kau harus berlatih mengontrol kekuatanmu. Jika tidak, bisa mencelakai orang lain dan dirimu sendiri. Mengerti ?"

Iruka menatap Kushina dan menarik nafas dalam-dalam.

"Maafkan aku pak."

Kushina menunduk malu. Seisi kelas menertawakan Kushina.

"Diam !" bentak Iruka.

Suasana kelas menjadi diam kembali.

"Kali ini aku maafkan Kushina. Berlatihlah lagi. Mantra ini sangat sederhana. Kembalilah ke tempat dudukmu."

Forgotten PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang