Itu Bukan Mimpi

5.5K 419 33
                                    

Mizura POV

Aku membuka mata ku...
Ada ibu di sisi ku.

Ibu mengelus kepala ku dan menatap mata ku.
Aku merasa sedikit lebih tenang.

Tapi mata ibu lama lama mengeluarkan air mata.

"Ibu ada apa?" (Tanya ku khawatir)

ibu tidak menjawab ia terus menangis dan meninggalkan ku dari kamar ku.

Aku berjalan keluar kamar ku
Ketika aku melihat ke bawah
Banyak orang di sana.
Suasananya seperti ada yang mati...

Aku terburu buru turun ke bawah.
Orang mati itu wajahnya seperti...

"Ayah?,,, Apa yang terjadi dengannya"

Seketika suasana menjadi Hening...

Suara tangisan mereka mencengkram ku.
Aku tak dapat berkata apa apa lagi.
Air mata ku mengalir deras.

Aku tidak percaya.

Saat itu aku sedang berulang tahun.
Semua merayakannya, tapi tak lama itu berubah menjadi kesedihan.

Tiba tiba paman ku datang membawa pisau.
Matanya merah.
Nafasnya tidak beraturan.
Dan paman tiba tiba ingin membunuh ayah ku.

Tak sempat aku berteriak ibu ku membungkam ku setelah itu aku tidak sadarkan diri.

Dan kejadian itu ternyata bukan mimpi.

Ayah telah meninggalkan ku...

Aku menjambak rambut ku dan menangis tak henti.
Aku melemparkan semua barang di sekitar ku.
Aku benar benar tak percaya...

Ada seseorang yang memeluk ku dari belakang.
Tampaknya ia ingin menenangkan ku.
Tapi aku berontak melepaskannya.
Aku lihat wajahnya ternyata.

"Ibu?..."

Aku memeluk ibu ku dan terus menangis.
Lalu ibu membiarkan aku di rumah.
Ibu tidak ingin aku ikut ke pemakaman.
Ibu tau pasti aku sangat sedih, ibu membiarkan ku di rumah sendirian.

Tak lama ada yang menelfon.

Ya... sebenarnya aku mempunyai teman yang tak pernah aku kenal, aku pun tidak tau dia ada di mana, kami tiba tiba saja bisa saling telfonan.

Aku tidak pernah menanyakan identitasnya.
Bahkan aku tidak tau siapa namanya.
Aku tidak ingin menanyakannya karna aku merasa sudah kenal dekat dengannya dari kecil
Yang aku tau hanyalah.
Dia seorang laki-laki...

Lalu aku mengangkat telfon itu

"Halo, hey kau ada apa?"

"Aku tau kejadian semalam di rumah mu, aku turut berduka cita Mizura"

"Dari mana kau tau?"

"Entahlah"

"DARI MANA KAU TAU!!"

"Huuuh... kau ini..., jika aku memberitahu mu kau tidak akan percaya Mizura"

"Aku percaya pada mu"

"Aku tau semua tentang mu dari mimpi ku"

"Hah..."

"Kau pasti tidak percaya kan?, aku mengatakan sesuai kenyataan yg sebenarnya"

"Aku sebenarnya tidak ingin di ganggu sekarang"

"Baik aku mengerti, aku tutup telfonnya..."

Sebelum aku mengatakan iya, dia sudah menutupnya.
Aku sebenarnya ingin menanyakan identitasnya, tapi mood ku sedang tidak baik sekarang.
Dia menelfon ku setiap hari
Tapi aku tidak pernah menelfonnya.

Aku sadar kalau aku itu egois.
Selalu memikirkan diri ku sendiri.
Pantas saja selama ini di sekolah aku tidak pernah memiliki teman dari dulu sampai sekarang.

Oke masih belum -_-

Ini masih awal pembukaan cerita...
Sabar sebentar lagi ceritanya bakal di mulai kok _-

Thank buat yg udh baca
Share + vote+ comment :)

00.21(Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang