PART 5

12 3 0
                                    

"Tatapan ketulusan itu membuat aku mulai menyukaimu"

"Nay??'', tutur arsya

"Muka lo pucat", ucapnya antusias

"Udah.. jangan lebay,Ar", ucap nay

"Gue baik- baik aja kok", ucap nay.

"Tapi Na--"

Bruk

"Nay?", teriak arga yang membuat semua mata tertuju padanya

Ia pun menggendong nay tanpa memedulikan tatapan para siswi yang histeris komat-kamit

***

"Apa nay belum sadar?", tanya erin yang berdiri di ambang pintu

Yang ditanya hanya menggeleng.

"Biar aku yang jagain nay., kamu pulang aja", tutur erin

Arga hanya terdiam mematung membuat erin heran.

"Tolong izinin gue untuk ngejaga nay", jawabnya datar

"Oh..Ok", tutur erin

"Nay..kamu terlihat damai waktu tidur", ucap arga sembari tersenyum

Arga mulai mendekat kearah wajah nay

"Aaa...",jerit nay

"Ngapain lo disini?? lo dari tadi ngapa-ngapain gue ya?", selidik nay

Arga yang menyadari itu langsung menggelengkan kepala

"Itu..muka kamu sebelah kiri kenapa memar?", tanya arga penuh hati-hati

"Hah?", nay memegang pipi kirinya

"Bukan urusan lo", cetus nay sembari mengambil tasnya

"Nay..mau kemana?", tanya arga sambil memegang tangan nay

"Eh, maaf", tutur arga melepaskan genggamannya

"Lo udah mendingan?", tanya Arga sambil menempelkan telapak tangannya ke kening nay

deg

'jantung gue' batin nay

"Hmm..udah, kalo gitu gue mau ajak lo ke suatu tempat.." ,ucap arga sambil menarik tangan nay

***

"Gue tau..lo sebenarnya baik. tapi lo selalu menutupi kebaikan lo itu", ucap arga

"Hahaha.. baru pertama kali ini gue dibilang baik..semua orang termasuk ayah gue sendiri gak pernah nganggap gue baik", tutur nay sambil menunduk

"Nay??",

"Hmm?",

"Kamu ada masalah?", tanya arga

"Hmm..Nggak",

"Lalu, maksud lo itu apa? ayah lo bilang lo gak baik?", tanya arga yang menatap nay penuh selidik

'aduh...pake acara keceplosan lagi' gumam nay dalam hati

"O iya,ga. dulu gue pernah mikir kalo elo itu si beruang kutub yang mukanya tu muka tembok loh..", ucap nay menggantikan topik

"Hahaha..maaf aja yaa. Habisnya muka kamu itu selalu datar sih", lanjut nay sambil tertawa

"Jangan gitu dong..ini memang anugrah dari lahir", jawab arga sekenanya

" Meskipun muka tembok, tapi lo suka kan?", tanya arga sambil menatap lekat mata nay

"idiiih...pede amat sih tu mulut kalo ngomong", jawab nay sambil memalingkan wajahnya


"Nay?", tutur arga

"Hmm?", jawab nay

"Sifat lo beda ya sama erin", tutur arga yang membuat nay kembali melihatnya

"Lo itu gak ada ramah- ramahnya, sedangkan Erin orangnya itu kalem,sopan, lem--"

"Oo..jadi lo ngajak gue kesini cuma untuk beda- bedain gue sama erin gitu?", celetuk nay

"Ng..Nggak itu maksud gue nay", tutur arga

"Malahan itu yang buat gue suka sama lo", tutur arga menatap lekat nay.

Semburat merah mulai muncul dari kedua pipi nay.

"Modus lo!", ucap nay

"Ini serius nay", tutur arga

"Gue mau pulang", cetus nay sambil berjalan meninggalkan arga

Arga tersenyum setelah melihat semburat merah di wajah nay.

'Gue gak akan salah memilih lagi. Dan gue yakin hanya elo nay yang terbaik buat gue' gumam arga sambil mengejar nay yang telah berlalu meninggalkan arga

***

"Eh, kok gak bilang makasih sih? udah mending dianterin pulang!", cetus Arga

"Idiih,, gak ikhlas ya nganterin gue?? balikin aja gue ke tempat tadi.,biar gue pulang sendiri" , celetuk nay

"Gue kan cuma mau ngajarin lo gimana cara berterima kasih", tutur arga

"Gak perlu", cetus nay

"Nay, mana ayah lo? gue mau ketemu", tanya arga sambil celingak celinguk

"Eh,.jangan sekarang", histeris nay

Arga menatap nay dengan wajah curiga

"Maksud gue, kapan-kapan aja..", ucap nay gugup

"Emangnya ayah lo gak dirumah?", tanya arga

"Hmm",

"Udah ah, lo banyakan nanya.. udah sana pulang", ucap nay sambil mengibas-ibaskan tangannya

"Ya udah, gue duluan ya", tutur arga yang dibalas dengan anggukan oleh nay

'tu es batu bisa bawel juga ya?!' gumam nay sambil memasuki gerbang rumahnya

***

"Malahan itu yang buat gue suka sama lo"

Kalimat itu masih terngiang-ngiang di kepala nay

"Ih.. kok gue malah inget dia ya?", gumam nay

"Siapa tau aja dia cuma becanda, biar gue gak marah-marah ke dia", lanjutnya

"Ish..nay...lo gak boleh mikirin dia terus", ucap nay sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya

ErinayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang