Novelis Muda 9

235 16 0
                                    

Kaia POV

Pagi ini sesuai perjanjian ku dengan Ali kami akan mengunjungi cabang perusahaan papa yg ada di daerah Bandung.

Aku berangkat lebih dulu karena Ali akan menjemput calon adik ipar kesayangan ku dulu. Yap Prilly.

Aku menunggu di salah satu restoran mewah di daerah Bandung. Cukup bosan menunggu adik kecil ku itu yg rasanya begitu lamban.

Kalau saja ada Joanna, Agnes atau Prilly pasti aku tidak akan sebosan ini. Aku melihat jam yg melingkar di pergelangan tangan ku pukul 10.30 hufftt kalau saja ini bukan misi dari mama sudah aku tinggal Ali.

Dari arah pintu restoran terlihat wanita mungil kesayangan ku, yah siapa lagi kalau bukan calon adik ipar ku Prilly. Aku menyambutnya dengan pelukan hangat. Tubuh mungilnya sudah berada di pelukanku.

"Aku kangenn banget sama Kaiaaa!!!!"Ujarnya setengah berteriak.

"Aku apalagi Prill, makin cantik ya calon adik ipar nya kakak ini"Goda ku membutnya tertawa kecil.

"Kakak mah bisa aja hehe, kak btw ya aku laper nih"Ujar Prilly dengan wajah malunya.

Aku mengarahkan tatapan horror kearah Ali yg sama sekali tidak merasa berdosa. Dia menatap ku binggung.

"Apa?"Tanyanya kearah ku.

"Kau membuat calon adik ipar ku kelaparan. Hm akan ada perhitungan adik kecil. Lihat saja"Ujar ku dengan melayangkan tatapan horror ku.

"Yg adek lo sapa sih Kai? Perasaan gue mulu yg salah"Tanya Ali dengan wajah yg menurutku sangat lucu.

"Ah gak penting. Mending sekarang kita makan. Gue tadi udah order tapi gue suruh mereka buat simpen dulu biar tetap hangat. Kalau ada yg kurang kalian tambah aja. Oke"Ujar ku dengan senyuman.

Pelayan dari restoran ini membawa banyak makanan yg tadi sempat aku pesan. Semua makanan ini memenuhi meja hingga tak ada ruang yg tersisa. Padahal kami sudah berada di meja yg cukup besar untuk ukuran orang yg hanya bertiga.

Aku menatap kedua adik ku. Ya Ali dan Prilly mereka menatap aneh kearah meja makan dan menatap meminta kejelasan kearah ku. Aku hanya bisa meringis seraya mengedikkan bahu.

S
K
I
P

Sekarang kami semua tengah menikmati makanan yg sudah tersedia. Hanya ada keheningan diantara kami. Itulah yg mama ajarkan adab saat makan. Aku dan Ali dilarang untuk berbicara. Mama mengatakan bahwa kita harus menghormati makanan. Maka dari itu jika ada masalah yg perlu dibicarakan akan dibicarakan nanti setelah makan selesai.

Kami sudah selesai makan dan sekarang saatnya Aku dan Ali akan menyusun strategi.

"Berarti nanti setelah kita ada disana kita harus kelihatan biasa dan ngga boleh menimbulkan kecurigaan sedikit pun. Kalau ngga rencana kita bisa gagal total. Kalau info dari mama tepat setelah jam istirahat nanti akan ada hasil dari penyulingan minyak siap pakai yg akan dikirim ke bagian divisi penerimaan barang. Kalau memang orang yg kita curigain itu memang melakukan penggepalapan uang dan hasil minyak maka orang itu ada kerja sama dengan orang dalam dari divisi itu"Ujar Kaia panjang lebar.

"Berarti kita juga butuh bantuan untuk mantau di bagian divisi itu"Ujar Ali.

"Gimana kalau Kirun sama Dahlia. Mereka pasti bisa bantu kita. Kebetulan mereka lagi ada di bandung juga"Ujar Kaia.

"Yaudah tunggu apa lagi? Mending sekarang kita telepon kak kirun sama Dahlia. Gue juga udah kangen sama mereka"Ujar Ali.

"Li jadi misi kalian itu adalah nyari bukti tentang penggelapan uang dan hasil minyak di perusahaan mama dan papa kamu?"Tanya Prilly pada Ali.

"Iya sayang. Ini kemauan mama. Mama bilang setelah papa ambil pensiunnya akulah yg harus urus perusahaan keluarga ku"Ujar Ali mengelus pipi Prilly.

"Trus kenapa ngajak aku sayang? Aku takut malah repotin kamu"Ujar Prilly.

"Hey jangan bilang gitu. Aku mau kamu jadi kaya mama aku. Mama aku selalu dampingin papa aku bahkan mama turun tangan langsung untuk jadi sekertaris dan asisten pribadi papa"Ujar Ali.

"Wah hebat ya mama kamu. Mama kamu pasti wanita hebat dan kuat. Wonder woman pasti mama kamu. Aku mau sayang jadi kaya mama kamh gitu. .Biar kamu ngga di deketin lagi tuh sama cewe yg centil sama kamu"Ujar Prilly yg membuat Ali tertawa.

"Iya sayang semua yg kamu mau itu bakal terwujud oke"

Prilly mengangguk senang. Wajahnya seperti anak kecil yg kegirangan karena dibelikan permen.

S
K
I
P
.

Novelis MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang