"Kemarin gimana honeymoon-nya?" Ika bertanya seraya mengerlingkan matanya pada Disa. Ia senggol pelan bahu Disa dengan bahunya. Dia dan Disa sedang duduk santai disudut kantin -tempat favorit mereka ber-lima karna agak jauh dari keramaian- sambil menikmati awan mendung yang berarak dilangit.
"Honeymoon apaan?!" Balas Disa garang seraya mengaduk es teh manisnya, sedangkan Ika tertawa melihat reaksi Disa.
Tapi kalau dipikir-pikir.. perjalanan mereka ke Jogja dua hari yang lalu memang seperti honeymoon. Mereka menginap empat hari tiga malam, satu malam mereka jadikan sebagai waktu untuk mengelilingi kota Jogja, dan sisa malam berikutnya mereka habiskan untuk berpetualang diatas ranjang. Yah, begitulah.. Abi melakukan rencana mesumnya. Membuat Disa mengerang nikmat dibawah kendalinya.
"Tiba-tiba jadi inget waktu kamu Kakak suruh ngebuktiin kenormalannya si Bima.." gumam Ika. Disa langsung menoleh kearah Ika saat mendengar celetukkan gadis itu. Ia tatap Ika yang menyangga dagunya menggunakan tangan kirinya, dan Disa semakin kesal saat melihat ekspresi Ika. Alis matanya bergerak-gerak, membuat wajahnya nampak jenaka. Ditambah senyum jahil yang tersungging dibibir Ika.
Kejadiannya kira-kira 8 bulan yang lalu. Saat itu, orangtua Abi dan ketiga sahabatnya Abi masih sangat takut kalau-kalau Abi akan mengalami trauma terus menerus dan jadi semacam tak bernafsu pada wanita karna tragedi percobaan pemerkosaan yang terjadi pada Abi. Abi bahkan sampai berubah drastis menjadi pria pendiam dan super dingin pada hampir semua wanita, kecuali Disa, kedua Mama mereka, dan Ika.
Ika yang saat itu sangat gemas dengan sifat baru Abi pun mencoba membuat sepupunya itu agar kembali menjadi Abi yang tak menatap wanita-wanita diluar sana dengan pandangan penuh kebencian seakan wanita-wanita itu membahayakan.
Caranya? Ika menyuruh Disa untuk mencoba menggoda Abi. Kalau Abi tergoda, berarti aman. Abi masih normal dan tak mengkhawatirkan. Tapi kalau Abi tak bereaksi sesuai dugaan Ika, maka sudah dipastikan kalau Abi sudah tak tertolong.
Tapi ternyata, saat Disa yang mau tak mau mengiyakan rencana Ika dan merelakan dirinya menjadi umpan, reaksi Abi membuat Disa panik bukan main. Bagaimana tidak? Ternyata Abi masih sangat normal. Buktinya saja Abi langsung menerjang Disa saat melihat Disa yang sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya pada Abi yang sedang duduk santai diruang keluarga rumah Disa.
Saat itu Disa disuruh Ika menggunakan pakaian yang terbuka, yah minimal sesuatu yang transparan, dan itu berhasil membuat Abi menatap Disa nyalang. Tatapan tajam nan bergairahnya menatap lurus-lurus pada bagian-bagian yang menonjol ditubuh gadis itu. Dan menurut Abi itu semua nampak menggiurkan dimatanya.
"Asal kamu tahu, aku ini masih sangat normal." Kata Abi saat itu. Melihat Disa yang berlenggak-lenggok dan nampak sengaja mempertontonkan lekuk tubuhnya membuat Abi langsung menerjangnya dan membawa Disa kekamar gadis itu.
Kebetulan pula saat itu orangtua Disa sedang pergi kerumah saudara mereka dan akan pulang malam, jadi tak ada yang mendengar suara berisik dari kamar Disa yang sudah berubah menjadi arena panas mereka berdua.
Dan juga, bukan tanpa alasan pula Disa tak menolak usulan Ika. Ia juga takut kalau Abi berubah menjadi, yah.. tidak normal. Karna setelah kejadian penculikan itu Abi tidak pernah terlihat dekat dengan gadis lain. Abi hanya mau dekat dengan Disa saat itu dan tidak memperbolehkan Disa jauh darinya.
Pernah suatu hari Disa tidak bersamanya karna Disa harus pergi ke luar negri. Dan Abi yang saat itu sedang melakukan ujian kelulusan tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah kepergian Disa. Hampir satu bulan itu Abi hidup bagaikan seseorang yang hidup segan mati tak mau.
"Iya! Gara-gara Kakak tuh! Kak Abi jadi ketagihan gitu dan minta terus." Cemberutnya. Sedangkan Ika tertawa keras. Bahkan sampai memegangi perutnya dan kepalanya yang ia lesakkan pada lengan atas Disa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DisAddict [TAMAT]
Roman d'amour[Sebagian Part Sudah Dihapus] Info lebih lengkap ada didalam. *** "Kamu makin cantik kalo lagi marah kayak gitu... bikin gemes." Bisik Abi, membuat Disa mencibir seraya menjauhkan wajah Abi dari bahunya. "Mau nggak?" tanya Abi lagi. "Mau apa?" tanya...