Part 2

13 2 0
                                    


Bass semakin kesal dibuatnya. Murid baru tersebut masuk ke kelas XI D, kelas Bass. Pak guru pun memperkenalkannya. Bass kaget tidak percaya. Murid baru tersebut bernama Karin.

" Hai," Bass memulai menyapa Karin. Namun, Karin sama sekali tidak menyapa balik. Bass sebenarnya merasa kesal dengan kehadiran Karin. Di saat istirahat, Queen dan sahabat lainnya sedang ngobrol di Kantin.

" Hei, itu si murid baru, ya?" tanya Queen sambil menunjuk Karin yang sedang membaca novel di bangku pojok. Bass pun menjawab dengan malas, "Ya, aku kesal dengannya. Namanya Karin," Queen merasa senang dan menghampiri Karin.

" Hai," Tetap saja Karin tidak menjawab sapaan Queen. Queen pun penasaran dan duduk di depan Karin.
" Apaan sih? Ganggu orang!" kesalnya
"Aku Queen, salam kenal." Karin memalingkan pandangannya dari Queen. Queen pun tidak menyerah sama sekali. Dia ingin Karin menjadi sahabatnya. Berpikir senang punya sahabat baru. Tapi, bagi Bass, bersahabat dengan Karin itu merepotkan.
"Karin~,"
"Apa sih?!" Karin berdiri dari bangkunya dan berjalan meninggalkan kantin.
"Queen, kalau dia kesal, lupakan saja. Paling dia suka sendirian,"
"Aku mau menjadikannya sahabat baru,"
"Kamu keras kepala sekali, ya!" kesal Jenny sambil menjitak kepala Queen.
"Sakit tau!" keluh Queen sambil mengelus kepalanya.
"Beli jajanan yuk, lapar!" ajak Crystal. Mereka berteriak senang. Setelah sudah membawa makanan mereka menuju kelas. Di tengah perjalanan, Karin berjalan sambil membaca buku dan meminum jus. Queen dan Karin tidak sengaja saling bertabrakan. Jus milik Karin tumpah mengenai baju seragam Karin yang masih baru.
"Hei!! Jalan lihat - lihat, tidak lihat baju seragam baruku jadi kotor dan basah!"
"Yang salah kamu! Makanya, kalau jalan jangan sambil baca buku!" bentak Bass. Karin semakin kesal dan menyiram jusnya ke wajah Queen.
Mereka semua kaget. Wajah dan seragam Queen jadi lengket dan bau jus.
"Keterlaluan!" teriak Ista sambil menjambak rambut Karin.
"Lepaskan!!" Semua murid pun segera melerai mereka.
"Karin, kamu tuh salah. Kenapa kamu malah menyiram Queen dengan jusmu? Padahal dia tidak bersalah,"
"Terserah! Awas kalau ketemu kalian lagi!" Karin pergi dengan wajah emosi dan kesal. Tapi, Queen tidak marah. Dia malah mempunyai ide agar Karin bisa menjadi sahabatnya. Queen pun memberitahu rencananya. Mereka pun setuju untuk ke rumah Karin.
"Sensei, boleh kasih tau alamat rumah Karin?"
"Ya,"
"Thanks,"
"Sama sama,"

Esok hari...

"Karin!"
"Ya?"
"E..eh, halo!" Ternyata yang membuka pintu rumah bukan Karin, tetapi kakak laki lakinya.
"Ada Karin?"
"Dia pergi ke perpustakaan untuk membaca buku,"
"Kami temannya. Bolehkah kami masuk? Ada sesuatu yang ingin kami tanyakan tentang Karin," Kakaknya Karin pun mempersilahkan mereka masuk. Ibu dan seorang gadis remaja menyambut mereka dengan hangat.
"Apa benar kalian temannya Karin?" tanya Ibunya Karin. Mereka mengiyakannya dengan menganggukkan kepala.
"Apa ada yang salah?"
"Bukan, hanya saja Karin tidak memiliki teman selama 4 tahun."
"Oleh karena itu, kami datang ke sini ingin menanyakan hal tersebut. Aku hanya heran saja dengannya. Dia terlihat gadis baik dan cantik. Beberapa murid selalu memuji kecantikannya,"
"Benarkah?" Kakak perempuannya Karin, Nawar, pun merasa kaget dengan ucapan Jenny.
"Mereka ingin berteman dengannya, tetapi setelah kejadian di kantin tadi, mereka berpikir untuk tidak berteman dengannya. Mereka berpikir untuk tidak menganggu Karin,"
"Itulah yang kami sekeluarga khawatirkan setelah melihat Karin bertingkah seperti itu untuk pertama kalinya,"
"Jadi, apa yang terjadi 4 tahun yang lalu? Kami bisa membantu Karin, karena kami ingin menjadi sahabatnya,"
"Terima kasih," Ibu dan kakaknya Karin berterima kasih kepada Queen dan sahabat - sahabatnya karena ingin berusaha membuka hati Karin yang tertutup selama 4 tahun. Queen pun juga senang membantu, karena dia merasa senang ketika berbicara dengan Karin, meskipun selalu dimarahi dan dibentak. Entah Bass senang atau tidak, tetapi dia ikut membantu.
"Queen, kamu yakin?" Bass berbisik di telinga Queen. Dan Queen menjawab, "Ya."
"Kenapa?"
"Aku senang bisa berbicara bersamanya. Kamu pasti akan senang setelah sudah mengenalnya,"
Bass masih ragu - ragu dengan hal itu. Tetapi, itu juga yang membuat dia semakin penasaran.

  
                             ➰➰➰

That Day Became Tears (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang