Part 2

6 0 0
                                    


"Maksudmu?" tanya Karin sambil menggaruk kepalanya. Queen masih tidak yakin ingin menceritakannya karena takut Karin tidak percaya.
"Queen?"
"Lagi ngapain?!!" teriak Jenny dari belakang. Mereka berdua kaget.
"Gak ke perpustakaan? Bu Irina tadi memanggilmu, loh."
"Yang benar? Kok aku gak tahu,"
"Ya, pikiranmu makan aja."
"Jahat," Jenny pun pergi ke perpustakaan.
"Queen, ceritakan!"
"Tapi sebagian aku juga mengalaminya,"
"Yang benar?"
"Ya, Mamaku sudah mnceritakannya dan aku pun mengalami hal yang sama,"
"Ayo!"
"Karin, bukankah kamu ingin bertemu Neita?"
"Ya iya juga, tapi itu sudah 4 tahun lamanya. Apakah aku bisa?"
"Bisa, karena Mamaku yang akan membantumu."
"Mamamu?"
"Oleh sebab itu, aku mengajakmu bertemu dengannya."

Mereka pun akhirnya pergi ke rumah Queen untuk bertemu Mamanya Queen.

"Ma?"
"Queen, sudah pulang?"
"Sudah, Eris dan Amel mana?"
"Mereka ke kampusnya Kirio,"
"Hah?! Ngapain mereka? Kak Kirio terganggu gak ya?"
"Pastinya, Queen. Oh ya, ada sahabatmu."
"Halo, namaku Karin."
"Karin? Karin...,"
"Ada apa, Ma?"
"Karin?? Karin!! Ini kamu?!"
"Y-Ya, kenapa?"
"Aku lupa kirim kabar untuk Mamamu,"
"Tante tau Mamaku?"
"Tentu, dia kan sahabatku semasa SMA, Nina."
"Keren!!"
"Ma, bagaimana Mama bisa tau Karin?"
"Kalian kan selalu bermain bersama,"
"Apa?!!" Mereka berdua kaget tidak percaya.
"Ah, waktu itu kalian masih berumur 3 tahun,"
"Aku dan Karin dulu bersahabat?"Mamanya, Sakura, pun menganggukkan kepalanya.

"Kalian tidak akan ingat kenangan dulu, dan itu mengingatkanku pada kenanganku."

"Kenangan apa? Mamaku tidak pernah bercerita,"

"Nina pasti ingin melupakan kenangan itu, jadi dia berusaha untuk tidak menceritakannya." Karin mengingat apa yang Mamany katakan setelah Queen dan sahabatnya berkunjung ke rumahnya.
"Mamaku bilang, "gadis itu seperti sahabat mama," aku pun bingung dengan ucapannya,"
"Queen memang mirip sahabatnya," Sakura pun tersenyum.
"Jadi, kenangan apa itu?"
"Kenangan 24 tahun yang lalu, ketika aku dan sahabatku kelas 2 SMA. Dan itu kenangan yang ingin kulupakan. Tapi, Queen yang terus mengingatkanku kenangan itu." Sakura mulai meneteskan air mata.
"Mama kayak anak kecil, dikit - dikit nangis." Sakura pun tertawa.
"Jadi, Mamaku mengalaminya?" Queen memasang muka datarnya dan menjitak kepala Karin, "Ya iyalah, itu adalah kenangan Mamaku dan sahabatnya, termasuk Nina."
"Maaf, keceplosan,"
"Wah, aku menceritakan kisah itu untuk kedua kalinya."
"Jika tidak mau cerita, tidak apa apa."
"Tidak, aku justru ingin, Nina pasti tidak mau karena setelah kejadian itu, dia mulai menutup dirinya dari orang lain."
"Kumohon, aku ingin tahu. Aku ingin bertemu dengan Neita,"
"Siapa?"
"Neita, sahabat SMP-nya yang sudah meninggal dunia saat kelas 1 SMP,"
"Kasihan, jadi aku harus bertemu Claire dulu."
"Bukannya dia sudah tidak boleh ke sini lagi ya? Dia kan sudah bersama keluarganya,"
"Mama akan mencobanya, siapa tahu bisa."
"Mama keras kepala, aku saja sudah tidak pernah bertemu dengannya setelah dia menghilang."
"Mama pernah kok, dari dulu."
"Bercanda aja,"

That Day Became Tears (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang