Perasaan cintaku padanya tak akan berubah dan aku tetap akan berjuang mendapatkan hatinya apapun yang terjadi nantinya".
Kata-kata Elsa terus terngiang di kepalaku sepanjang waktu. Setelah mendengar semuanya dari Elsa, aku jadi mengerti. Aku ingin dia berhenti mengejar Shena sampai seperti itu. Aku ingin dia beralih perasaan padaku. Yah, di tengah aku sedang mendalami perkataan Elsa sepanjang hari, waktu tetap berlalu dan tibalah hari dimana aku harus masuk sekolah kembali.
Di sekolah, seperti yang sudah kulakukan sebelumnya, aku bertingkah seolah tidak mengenal Elsa. Meski kami bertemu, kami hanya melempar sapa seperti orang pada umumnya, hanya saja diusahakan supaya tidak mengesankan bahwa kami masih memiliki hubungan serius.
"Selamat pagi, Arya!" sapa Lisa padaku, membuatku terkejut dan sadar dari lamunanku.
"Oh, pagi Lisa," balasku dengan lesu sambil memandang keluar jendela.
"Kenapa belakangan ini kau tampak murung?" tanya Lisa dengan khawatir sambil berdiri dengan jarak lebih dekat dariku.
"Tidak, hanya saja aku merasa dunia ini sangat tidak adil. Coba kau bayangkan. Misalnya saja kau punya teman masa kecil yang sangat akrab denganmu dan dia bersikap seolah menyayangimu seorang diri. Kemudian, dia bertemu dengan seorang gadis seperti seorang putri yang sebenarnya adalah teman dekatmu. Berkat itu, dia jatuh cinta dengan gadis itu. Teman masa kecilmu itu mengejar gadis pujaan hatinya tapi tetap menyayangimu. Anggap saja, kau membalas kasih sayangnya dengan berjuang menjadi seorang putri anggun di sekolahmu yang itu sangat berbeda dengan karakter aslimu. Meski begitu, dia tidak menghiraukan perjuanganmu itu. Menurutmu, bagaimana?" tanyaku pada Lisa yang sebenarnya adalah perbandingan hubungan Elsa dengan Shena yang melibatkan Maya.
"Ya jelas aku marah! Cowok itu menyebalkan sekali, sih. Bisa-bisanya dia tidak memikirkan perasaan teman masa kecilnya sekali! Dia pantas dihajar, tuh!" Lisa menjawab dengan berkobar-kobar.
"Kalau misalnya ada orang yang benar-benar mengalami hal itu, bagaimana menurutmu?" tanyaku kembali.
"Eh? Memangnya siapa?" tanya Lisa dengan rasa penasaran. Aku hanya diam saja. "Arya, apa kau merasa kesepian?"
Aku menoleh dengan bingung tapi menatap Lisa dengan kosong. "Memangnya kenapa?" tanyaku dengan datar.
"Kalau kau butuh teman untuk curhat, bagaimana kalau kau menjadi pacarku saja?" pinta Lisa dengan wajah kemerahan.
"Apa?!" seruku dengan kaget dan tidak percaya.
"Jangan malah kaget begitu, Arya! Setidaknya, jawablah!" seru Lisa kesal tapi dia merasa malu berat.
Aku terdiam sejenak, kemudian membalas, "Terserah kau saja". Lisa merasa sangat senang dan langsung memelukku dengan erat.
Maaf, di part ini ceritanya dibuat lebih pendek agar para pembaca tidak lelah/bosan saat membacanya... Keep reading!!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Fake Relationship
RomanceParas cantik bagai malaikat, sempurna dalam bidang akademik juga memiliki pribadi yang baik bagai seorang ratu. Itulah Arianna Elsa yang dikenal semua orang. Dia adalah gadis terpopuler di sekolahku, SMA Sakura. Paras keren seperti artis ternama, se...