Setelah insiden cium di balkon.Sindy dan Wisnu tidak berbicara selama satu minggu.
Bukan menghindar. Tapi, karena Sindy sibuk menyelesaikan tugas sampai harus menginap di tempat temannya karena deadline yang mepet.
Sindy melepas jaket dan melirik kamar yang gelap di seberang.
Kamar Wisnu.
Si empunya kamar tidak ada disana.
"Nu?"
"Wisnu?"
"Wisnu Juliawan?"
Tidak ada jawaban. Sindy memutuskan untuk tidur dan tak mencoba lagi memanggil Wisnu.
Yang sebenarnya juga melihatnya dari balik kegelapan kamarnya.
Wisnu hanya tak ingin Sindy menyadari sesuatu yang berubah darinya.
***
"Lihat deh bintangnya..." Wisnu menunjuk langit diatas kepala mereka.
"Yang diatas sana paling terang, kerlipnya lebih sering dibandingin yang lain."
Sindy tidak membalas kata-kata Wisnu. Dia hanya diam dan memperhatikan Wisnu.
"Kamu tahu,Sin... orang yang sudah meninggal akan terbang ke langit dan jadi bintang diatas sana."
Biasanya Sindy yang paling banyak bersuara jika mereka sedang bersama.
Kali ini Wisnu banyak berbicara.
"Mereka akan berkerlip sangat sering.. memberi tanda bahwa mereka baik-baik saja.."
"Kamu kangen sama mama?"
Wisnu mengangguk. Ia merindukan ibunya yang meninggal saat Ia kelas lima SD.
"Jangan sedih, nu... kamu masih punya papa sama kak Odi."
Wisnu menatap Sindy. Tatapannya sangat dalam, sampai hati Sindy terasa ditusuk.
Karena tatapan Wisnu. Benar-benar tak bisa diartikan.
"Sindy,"
"Jangan pergi ya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky
Short Story"aku menyukai langit malam dan isinya..." "karena kamu salah satu isi dari langit malam itu sendiri."