ㅡbetter late than left unsaid.

92 16 3
                                    

Rasanya masih kayak mimpi.

Bahkan setelah lihat Jasad Wisnu di kremasi didepan matanya. Dan bertransformasi jadi abu di guci kecil yang ada disudut kamar.

Sindy masih belum bisa percaya kalau Wisnu udah gak ada.

Udah enam bulan semenjak Wisnu meninggal dan Sindy masih selalu berharap kalau-kalau Wisnu melempar sesuatu ke jendela kamarnya dan mereka akan berbincang sampai pagi.

Sekarang bukan hanya kamar Wisnu yang kosong, tapi rumah itu juga. Setelah Om Jason dan Kak Odi memutuskan untuk kembali ke New York, kampung halaman Om Jason tidak lama setelah Wisnu meninggal.

Disamping guci kecil dimana ia menyimpan abu Wisnu. Ada sesuatu yang sebenarnya sangat ingin Ia ketahui.

Isi dari kubus yang diberikan Odi sebelum mereka pergi.

"Pas lagi beresin kamar Wisnu... aku nemu ini... buat kamu.. tolong dilihat ya, wisnu cuma mau yang terbaik buat kamu, Sin."

Sindy gak berani buka.

Maksudnya saat itu dia sedang sibuk-sibuknya tugas akhir dan praktek kerja lapangan. Sehingga dia tidak mau menghancurkan segalanya.

Ia boleh hancur. Tapi tidak dengan masa depannya.

Urat penasaran Sindy kembali mengerat. Tangan mungilnya mengambil kubus itu.

Napasnya tercekat saat tahu apa isi dari kubus itu setelah Ia buka.

Ada foto dirinya yang tengah tersenyum sewaktu kelulusan SMP. Fotonya saat menari di festival.

Semuanya di ambil candid.

Satu foto yang membuat airmatanya tumpah.

Foto dimana Wisnu merangkulnya dengan wajah penuh krim kocokㅡsaat ulang tahunnya yang ke lima belas.

Betapa Wisnu sangat terlihat bahagia disana.

Kemudian ada benda kecil berwarna putih di sudut kubus itu.

Flashdisk milik Wisnu. Ada inisial W disana.

Ia menyalakan komputer jinjingnya dan menyisipkan benda kecil itu di sana.

Isinya hanya satu video.

Namun butuh keberanian yang besar untuk dobel klik pada video itu.

"Hai, Ganycta Arisindy..."

Sindy bersumpah demi apapun yang bernapas didunia ini.

Ia merindukan Wisnu.

Tangannya dengan hati-hati meraba layar laptop. Menatap senyum Wisnu yang ada disana hatinya serasa di iris-iris.

"Kabar kamu gimana? S.Farm ama profesinya lancar kan? Aku pengen banget nemenin kamu sampe wisuda... tapi aku gak janji bisa dateng apa enggak."

"Intinya, kalo kamu nonton video ini... artinya aku gak bisa dateng ngeliat kamu tenggelem dalem toga yang kegedean hahaha."

Kamu jahat Wisnu Juliawan. Bisa-bisanya kamu tertawa disaat seperti ini.

"Aku sedih, karena aku gak ada di momen terbahagia di hidup kamu... berarti keren dong nama kamu nambah panjang... jadi nanti diundangan nikahan ada gelarnya ya... Ganycta Arisindy S.Farm.,Apt.


"Bacot kamu nu.."



"Ganycta Arisindy.... yang seumur hidup udah jadi temen bahkan dari orang tua kita yang sama-sama program hamil... ini mama yang cerita sama aku sebelum beliau meninggal..."

"Aku cuma mau berterima kasih... kalo kamu gak pernah sekalipun bikin aku kesel selama kita temenan... selalu ada saat malam hari dimana kita berdua gak bisa tidur.. dan ngobrol apa aja ampe tiba-tiba udah pagi aja.."

Sindy bersumpah bahwa Ia ingin sekali membanting laptopnya saat itu juga jika Ia mendengar tawa Wisnu lagi.

"Aku sayang kamu, Sin... aku pengen banget jagain kamu seumur hidup aku... sebelum aku sadar diri kalo aku gak akan mampu melakukannya."



"Kenapa nu? Kenapa kamu gak bisa..?"



"Mendiang mama meninggal karena kanker hati dan komplikasi..."

"Sedihnya, itu menurun padaku."

"Sel kanker itu ada di tubuhku... dan saat dokter mengetahuinya... sudah dalam tahap yang parah dan harus segera diambil tindakan."

"Kamu tentu ingat kan waktu berminggu-minggu aku bolos sekolah... karena pemulihan dari operasi itu."

"Aku berharap bahwa dengan operasi itu aku akan sembuh tapi ternyata... dokter menemukan fakta bahwa sel kanker telah memenuhi rongga perutku... sehingga mereka tidak bisa lagi menanganiku... dari yang aku dengar dari obrolan dokter dan ayahku... aku harus menunggu keajaiban."

"Kalo kamu nonton video ini... keajaibannya dateng... dimana aku bisa ketemu mama lagi."

"Wisnu..."

Wisnu tertawa sambil memegangi perutnya. Matanya memejam seolah menahan sakit.

"Jahat emang... aku kangen banget ama kamu... tapi ini tuh udah gak bisa di apa-apain lagi.. mau gak mau aku harus terima keadaanku."

"Aku sayang banget sama kamu Sindy..."


"Aku gak minta kamu untuk janji sama aku karena nyatanya aku juga gak bisa tepatin janji aku untuk jagain kamu."



"Tetap senyum, selalu jadi Ganycta Arisindy yang ceria dan bisa buat sekelilingnya penuh warna..."


"With Love, Wisnu Juliawan." Yang sindy liat adalah wajah Wisnu yang basah karena airmata.




Sindy menekan tombol pause dan menangis sampai Ia jatuh tertidur.

Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang