"Kamu bisa janji satu hal sama aku?"
"Jangan pernah rusak diri kamu sendiri... aku tahu kamu kuat dan pasti bisa melalui semuanya."
"Kamu harus belajar bisa berdiri sendiri tanpa aku... Gak gampang emang, tapi kamu tahu kan gak ada yang abadi.."
"Kalau ada pertemuan pasti ada perpisahan... bisa karena nanti kamu punya pacar terus nikah... atau aku yang pergi ninggalin kamu."
"Aku gak minta banyak kok, sin... dari dulu aku selalu pengen bisa terus lindungin kamu.. dan aku seneng karena kamu gak protes padahal aku bisa dibilang over banget protectnya."
"Sekali lagi, aku minta maaf kalau suatu hari nanti aku gak bisa lindungin kamu lagi.."
Sindy terbangun dengan tubuh penuh keringat dan badannya menggigil. Napasnya memburu dan pandangannya menjadi buram, tak fokus.
Ia bersumpah tidak ingin apa yang ada di mimpinya terjadi.
Tidak. Wisnu akan selalu ada disisinya sampai kapanpun.
Sampai kapanpun.
Ia berjengit kaget saat ada sesuatu yang berbenturan dengan jendelanya. Sindy menyingkap tirai dan mendapati Wisnu ada disana. Sindy berlari ke balkon dan tanpa basa-basi menarik badan Wisnu dalam pelukannya.
Terkadang Ia bersyukur karena balkon mereka jaraknya cukup dekat bahkan bersinggungan.
"Hei, aku tahu kamu kangen aku... sampe main nubruk segala... udah ah jangan gini terus."
Wisnu melepas pelukannya. Sindy terkejut melihat wajah Wisnu sekarang.
Wajahnya tirus, kantung matanya hitam dan tebal. Rambutnya menipis.
Terlihat ringkih dan menunjukkan betapa banyak dia kehilangan berat badannya.
"Aku cuma mau liat kamu, Sin... aku juga kangen sama kamu."
Dan, Tangis Sindy pecah saat itu juga.
"Maaf, kalo kamu minta aku nemenin sampe pagi... aku gak bisaㅡaku... capek dan harus istirahat."
Sindy menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin dia meminta Wisnu menemaninya sampai pagi dengan keadaan seperti itu.
"Aku,"
"Mau tidur sama kamu, boleh?"
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Sky
Short Story"aku menyukai langit malam dan isinya..." "karena kamu salah satu isi dari langit malam itu sendiri."