Hujan turun semakin deras. Sementara jam telah menunjukan pukul 16.00. Agni masih duduk termangu di sebuah café sambil terus memandang ke arah luar jendela. Cappuccino yang tadinya masih hangat, kini telah terasa dingin karena terlalu lama menunggu hujan reda.
Agni menghembuskan napasnya gusar. Tiba-tiba saja teringat Cakka. Dulu, setiap pulang sekolah maupun hari libur, mereka selalu mampir ke café ini sekedar menikmati hangatnya cappuccino. Tapi sekarang, ia hanya bisa menikmatinya sendirian. Tidak ada lagi yang menemaninya seperti ia bersama Cakka.
Agni menarik ponsel yang tergeletak di atas meja. Ia sengaja memasang wallpaper foto dirinya bersama Cakka. Dalam foto itu, mereka tampak ceria. Cakka tampak merangkul Agni yang berada di sampingnya. Foto itu diambil saat mereka berada di tempat ini. Tepat di meja yang kini Agni sedang tempati. Meja itu favorit mereka berdua sejak dulu.
Agni masih ingat, biasanya jika Cakka datang terlambat, anak itu pasti akan memesankannya dua cup cappuccino sebagai permintaan maafnya.
"Duh, sorry ya, Ag! Tadi motor gue bocor di jalan! Lo udah pesen? Gue pesenin lagi aja ya? Biar gue yang bayar semuanya!"
Agni tersenyum simpul mengingat perkataan Cakka saat itu. Karna saking seringnya telat, ia jadi hafal kalimat yang biasa Cakka lontarkan.
Kembali ia melirik jam tangannya. Pukul 16.30. Hujan sepertinya sudah reda. Agni beranjak dari duduknya. Ia raih tas selempangnya. Lantas berjalan ke arah pintu setelah ia membayar pesanannya.
Ia berhenti sejenak di depan pintu café. Membenarkan tali sepatunya yang sempat terlepas. Lalu ia bangkit dan beralih membenarkan sweater yang dikenakannya. Ia lantas berjalan menyusuri trotoar. Jalanan masih basah karena air hujan yang turun sejak dua jam lalu dan mengharuskan Agni menunggu sendirian di dalam café.
Begitu hendak menyebrang, langkahnya terhenti. Pandangannya tertuju pada sebuah toko di seberang jalan yang menjual berbagai macam bunga. Agni menghela napas berat. Ia eratkan genggamannya pada tali tas selempangnya. Lantas kembali melangkah untuk menyebrangi jalan. Begitu sampai di depan toko itu, Agni berhenti sejenak.
"Bunga mawarnya bagus. Gue beliin buat lo, ya?!"
Agni menatap bunga mawar putih yang terpajang rapi di luar toko tersebut. Bayangan saat Cakka membelikan setangkai bunga mawar putih kembali melintas di pikirannya.
"Kok cuma setangkai sih?" tanya Agni saat itu.
"Gak apa-apa. Nanti gue beliinnya buat lo tiap hari. Pokoknya satiap gue kasih satu tangkai, lo kumpulin deh biar banyak!" ucap Cakka sambil tersenyum.
"Bilang aja lo gak punya duit!" Ledek Agni. Sementara Cakka tertawa renyah mendengarnya.
Agni tersenyum mengingat kejadian itu. Kejadian konyol yang selalu Cakka lakukan untuknya. Tiba-tiba saja lamunannya buyar saat penjaga toko tersebut bertanya apakah ia akan membeli bunga, tapi Agni hanya menggeleng sambil tersenyum ramah. Kemudian beranjak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories of Cagni!
Short StoryA bundle of short stories special Cagni. Happy reading:)