Part 5

21 4 0
                                    

    Woonshik PoV

Aku dan Namin memasuki mobil berwarna hitam kesukaanku. Kulihat sejak pamit tadi Namin lebih banyak diam tidak menggodaku seperti biasa. Ada raut wajah sedih di wajah cantiknya.

"Chagiya…" aku menepuk bahunya pelan. Dia menoleh padaku lalu tersenyum manis

"Ne oppa. Gwaenchana" ada nada kebohongan di kata-kata nya. Aku tahu seperti apa Namin. Yeoja yang selalu bersikap kuat meskipun sepahit apapun hal yg mendera pada dirinya. Tapi sosok itulah yg membuatku jatuh hati padanya bahkan untuk melepasnya aku tak mampu.

"Geojitmal" kataku dengan nada tegas. Namin tampak menunduk dan membuatku memeluknya "aku tahu kau sedih chagi"

"Oppa apa mungkin keberadaanku salah ada di antara kalian" kata Namin sambil menangis di pelukanku "aku menyayangi kalian berdua. Baik Jaehwan oppa dan kau"

"Aniya chagi. Aku bersyukur bisa memilikimu. Tak ada yg kusesali meski dulu kau pernah menjadi milik Jaehwan Hyung" aku memeluknya semakin erat

"Jeongmal gomawo oppa sudah mau menerimaku apa adanya. Mianhae aku tidak mengerti perasaanmu dulu"

"Bukan salahmu chagi. Aku yg mengalah demi kau dan hyung. Tapi aku sudah berkata pada diriku bahwa jika hyung melepasmu aku akan menggantikannya untuk menjagamu" aku mengelus puncak kepala Namin dan menciumnya "gomawo chagiya. Jebal hajima"

"Ne oppa" Namin kembali duduk dan menyeka air matanya. Lalu dia tersenyum manis. Senyum yang selalu indah untuk kupandang "kajja kita pulang"

"Ne kajja" aku menstarter mobilku dan meninggalkan halaman universitas

#*#*#*#*#*#*#*#*#*

   Author PoV

Jaehwan masih duduk di halte bus sampai setengah jam yg lalu. Berulang kali ia mengecek ponselnya berharap akan mendapat pesan dari seorang di seberang.

"Yak hyung. Apa kau sangat sibuk sampai tak bisa membalas pesanku" Jaehwan menggerutu sebal

"Jaehwan" akhirnya orang yang ditunggu Jaehwan muncul. Jaehwan tampak berbinar melihat kedatangan hyungnya. Siapa lagi kalau bukan Hakyeon

"Yak hyung! Kupikir kau tenggelam ke dasar samudera eoh? Kenapa kau susah sekali dihubungi"

Hakyeon terkekeh "ahahaha mianhae Jaehwan. Baterai ponselku lowbatt jadi aku mematikan ponselku" Hakyeon duduk di sebelah Jaehwan " wae? Kenapa kau mencariku?"

"Aku ada urusan dengan hyung" jawab Jaehwan dengan nada serius

Hakyeon menatap Jaehwan heran " urusan soal apa?"

"Hyemin" satu nama itu membuat Hakyeon makin menatap Jaehwan heran. Lagipula ada apa dengan Hyemin. Hyemin baik-baik saja kan, begitu pikir Hakyeon

"Hyung aku ingin kau menjaganya. Sekarang aku bukan siapa-siapa lagi untuknya" ujar Jaehwan dengan nada serius

Hakyeon membelalakkan matanya "apa maksudmu?"

"Mianhae hyung. Aku sudah putus dengan Hyemin sekarang. Aku tak ingin menyakitinya lebih dari ini"

"Yak Jaehwan apa maksudmu? Bukankah kau berjanji akan menjaga Hyemin? Lalu kenapa kau …"

"Hyung tau kan penyakit yg ada padaku sejak kecil. Aku tak punya banyak waktu untuk membahagiakan dia Hyung. Jebal jagalah dia untukku. Aku tau kau mencintainya sejak dulu"

"Kenapa Jaehwan?" Hakyeon menatap Jaehwan dengan mata sedih "Kenapa kau memilih menyerah pada takdirmu?"

Jaehwan hanya tersenyum pilu. Dia bangkit dari duduknya "hyung aku percaya padamu" lalu dia pergi meninggalkan Hakyeon yg kini dilanda kebingungan.

MianhaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang