Well... Banyak kritik dan hate yang masuk. Ya memang sih, manusia kan ga luput dari kesalahan ya?
Jujur aja, memang beginilah caranya aku berekspresi. You don't like it, yaudah tinggal pergi. I really don't mind. Mungkin kalian bakal nganggep aku caper, tapi mungkin perlu aku tekankan, aku ga bermaksud begitu.
Ini semua curahan yang berasal dari hati. Bukan maksud menasihati, bukan juga memaksa.
Sekedar refleksi diri, bahkan kadang aku nampar diriku sendiri ketika aku nulis rants di work ini. Bukan hate, tapi memang aku sendiri juga mulai mencoba menata dan mulai mengurangi membaca adegan yang agaknya kurang pantas menurut norma sosial itu.
Apa aku melarang kalian jika melakukan hal itu? Nggak. Apa aku memaksa kalian untuk ikutan tobat? Toh nggak juga.
Kadang aku kalo emang lagi waras ya bisa bersikap "I don't give a shit", tapi seandainya aku lagi dalam kondisi down, aku bakalan hancur banget. Dan memang bener, ada masanya ketika aku dengan konyolnya nangis gara-gara reader yang komen kasar atau bahkan cuma bilang: "aku ga paham sama cerita ini".
Yang paling konyol adalah, aku butuh dikritik, tapi kadang aku marah dikritik. Rasionalisasi, rasionalisasi, rasionalisasi. Selalu rasionalisasi yang aku pikirkan untuk ngelawan kritik. Aneh ya? Padahal di satu sisi lain, dikritik itu kan tandanya readermu perhatian ya sama penulis karya yang dibacanya.
Contoh aja pas aku ngerilis ANV chap 20, itu aku sempet panik ketika tertangkap ada 1 paragraf yang bikin salah persepsi. Ga cuma panik, aku sampe cemas banget dan berpikiran buat rombak ulang 1 chapter itu. Konyol ya? Kenapa harus panik? Because aku perfectionist, itu masalah besar yang masih harus aku tangani.
Balik ke topik. Aku cuma pengen berpendapat. Ya memang tabiat manusia itu selalu pengen menang dan benar. Kelihatannya aku kayak mencoba menggiring kalian biar benar, tapi sesungguhnya aku ga pernah bermaksud gitu. Banyak yang ga setuju dengan pandangan aku, it's really fine by me. Ya, kebebasan berpendapat itu dilindungi konstitusi kita, UUD 1945 Amandemen ke-4.
Mungkin caraku menyampaikan pendapat tidak sesuai dengan kemauan kalian. Salah paham itu manusiawi.
Ya sudahlah. Mau bagaimana lagi? Kita bisa melihat kepala orang, kita bisa atur gaya rambutnya, tapi kita tidak bisa meraih isi kepalanya, apa lagi mengaturnya.
Jumat, 23 Desember 2016.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream, Hope, Struggle
RastgeleHai! Ini bukan fanfict. Isinya curhatan nyablak pedes kayak seblak depan ind*ma**t bunderan Undip. Semoga ga dosa ya berbagi atau curhat? Warning: Jangan gunakan media ini sebagai referensi. Stay cool, stay creative -pascaliskim