1:Amat Penting

124 19 0
                                    

ANAK kelas 12 IPA sedang tanding basket melawan kelas 12 IPS. Tanaya yang selalu menjadi penonton setia Rakha dipinggir lapangan yang seringkali bermain basket di lapangan sekolah itu.

     "Nay, nggak mau ke kantin? Udah mau masuk loh." Tanya Safira.

     Tanaya menjawab dengan masih memfokuskan matanya pada Rakha. "Nggak ah, masih betah mandangin kegantengan Kak Rakha."

     Disamping Tanaya duduk, Oki mendengus kesal. "Gue laper nih. Pokoknya besok lo harus traktir kita batagor goceng sebagai ganti nemenin lo disini!"

     Sedangkan Raline sedang diam-diam curi pandang dengan gebetannya sekaligus kakak kelasnya--Aksa, yang juga sekelas sekaligus sahabat Rakha.

     "Lo mah makan mulu pikirannya, pantas nama lo Oki, kayak Okky Jelly drink gitu gendut-gendut jelinya." Celetuk Tanaya.

     Terdengar suara tepuk tangan dari beberapa murid. Sontak mereka berempat menoleh, ternyata kelas 12 IPA memenangkan permainan kali ini.

     Pastinya juga karena ada si kapten basket aka Rakha yang memimpin kelas 12 IPA setiap ada permainan antar IPA-IPS.

     Banyak murid yang mengerubuni anak IPA--terutama mengerubuni Rakha--dan mengucapkan selamat. Walau ini hanyalah pertandingan tak resmi antar jurusan, hal-hal kecil seperti inilah yang akan membuat sesuatu hal menjadi besar.

     Orang pertama yang ingin Rakha temui setelah itu adalah Tanaya. Rakha menghampiri Tanaya yang sedang memperhatikannya dari jauh. Rakha sedikit berlari kecil dengan bajunya yang sudah mandi keringat.

     "Hai!" Sapa Rakha sambil menghempaskan bokongnya diantara Tanaya dan Oki agar Oki memberikannya space untuk duduk disamping pacarnya itu. Terpaksa, Oki pindah disamping Raline.

     "Tadi mainnya bagus." Ucap Tanaya sambil tersenyum.

     Kebiasaan buruk Tanaya adalah jika sedang bersama Rakha, ia akan lupa dengan keberadaan teman-temannya yang menjadi nyamuk.

     Sedetik kemudian, Rakha mendekap tubuh mungil Tanaya. Yang didekap langsung meronta. "Kamu keringetan! Jangan peluk-peluk."

     Rakha melepaskan tubuh Tanaya. "Biar keringetan gini tetep ganteng, kan? Tambah gans gue kalau keringetan."

     "Serah lo deh tai kebo." Ucap Tanaya sambil mengkerucutkan bibir.

     "Eh gile, kita jadi nyamuk terus ya." Gumam Safira. Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi membuat kebersamaan keduanya harus terhenti sementara.

***

Dikelas 11-IPA-1, pelajaran di jam kali ini diisi oleh Pak Joseph. Materi yang ia suguhkan kali ini tentang integral yang membuat murid-murid bosan mendengar penjelasannya--ya memang hukum alamnya pelajaran Matematika itu begitu membosankan bagi para siswa.

     Tanaya berbisik kepada teman sebangkunya yang tak lain tak bukan adalah Raline. "Gue bosan nih. Ke toilet yuk, jajan."

     "Lo gila apa? Ke WC masa jajan." Raline geleng-geleng.

     "ADUH TEMANKU YANG PALING CANTIK, UNYU, LUCU, GEMESIN KAYAK DEDEK-DEDEK GEMES INI BOLOT JUGA. MAKSUD GUE PURA-PURA BUANG AIR TAPI JAJAN."

     Barulah Raline konek, ia langsung bersemangat dan izin ke Pak Joseph bersama Tanaya dengan alasan klasik. Mata yang sebelumnya enggan dan sulit dibelo-kan akhirnya terbuka lebar karena bisa bebas sebentar dari pelajaran itu.

     "Lewat kelas doi dulu yuk, Lin!" Ucap Tanaya antusias.

     Dibalas sama antusiasnya juga oleh Raline, mengingat bahwa gebetannya juga sekelas dengan pacar sahabatnya itu.

PolaroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang