5:Pementasan

76 18 3
                                    

TIBA di hari pementasan sekolah berlangsung, Tanaya dan Rakha sudah stand by di sekolah lebih awal untuk melakukan geladi resik.

     Mereka masih menunggu giliran mereka dipanggil untuk latihan terakhir.

     "Aku deg-deg-an nih." Gumam Tanaya.

     "Bawa santai aja, sama aja ini mainnya. Kecuali kalau kamu bareng 'itu'." Kata Rakha.

     Tanaya mengernyitkan dahinya. "Maksudnya? 'Itu' siapa?"

     "Ah--nggak usah di bahas."

     "Kamu mah nggak jelas, nggak ngerti aku." Kata Tanaya sambil berdecak.

     Tiba-tiba Rakha bertanya. "Kamu sayang 'kan sama aku?"

     "Kebiasaan deh tiba-tiba nanya gituan." Kata Tanaya malas.

     Dirinya masih kesal karena Rakha tak mau memberitahunya soal 'itu' tadi.

     "Lah masa jawabnya gitu?!" Protes Rakha.

     Tanaya hanya menjawab dengan mengangkat kedua bahunya. Setelah itu menghiraukan Rakha dan hanya melihat-lihat sekeliling.

     Tak lama kemudian Tanaya berkata. "Aku bosen berdua kamu mulu. Sekali-kali nggak sama kamu gitu."

     Rakha yang tadinya sedang memainkan ponselnya langsung menatap Tanaya dengan intens.

     "Maksud kamu gimana? Bosen berdua aku?" Tanya Rakha.

     "Maybe we are not--ditakdirin buat bersama." Ucap Tanaya sambil menatap langit yang cerah.

     "Manusia cuman bisa bikin rencana, yang ngatur kan Tuhan." Ucap Rakha.

     Tanaya hanya mengangguk.

     Sejujurnya Tanaya tak mengerti dengan dirinya sendiri. Kenapa bisa-bisanya ia bicara seperti tadi kepada Rakha?

     Apa batinnya menginginkan dirinya tak bersama lagi dengan Rakha?

     Kalimatnya barusan keluar dari mulutnya secara spontan.

     "Maaf tadi aku ngomong gitu." Kata Tanaya.

     Rakha hanya tersenyum kecil. "Nggak pa-pa kok. Kita udah dipanggil tuh buat latihan, yuk."

     Rakha berdiri duluan lalu mengulurkan tangannya ke Tanaya dan membantunya berdiri.

     Di saat baru di atas panggung, Tanaya langsung dapat melihat jelas bahwa ada Dila dan Toki yang sedang memperhatikan mereka berdua dari jauh.

     Tapi mengapa Dila dan Toki harus berdiri bersamping-sampingan? Apa ada sesuatu?

     Tanaya jadi memikirkan perkataan Dila beberapa jam sebelum tampilannya dengan Rakha.

     Perkataan yang Tanaya masih tak mengerti apa maksudnya.

     Ia jadi tak enak hati begini.

     "Nay! Nay!"

     Baru lah Tanaya sadar bahwa dari tadi Rakha melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Tanaya.

     "Ngelamun aja sih, kesambet aja."

     "Eh--maaf deh. Yaudah ayo latihan." Ucap Tanaya.

***

Beberapa waktu mereka menunggu, akhirnya acara tersebut resmi di mulai. Tanaya mempersiapkan dirinya, begitu pula Rakha.

PolaroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang