4:Latihan

99 20 7
                                    

SEHABIS mereka dari ruang OSIS, Tanaya dan Rakha berjalan menuju kantin untuk membeli minum.

     Di kantin, Rakha izin dulu ke toilet dan menitipkan minumannya ke Tanaya. Tiba-tiba seseorang menghampiri dirinya.

     Lalu langsung berteriak di hadapan Tanaya, membuat Tanaya kaget seketika.

     "Lo nggak usah cari muka ke Rakha ya!" Ternyata orang itu adalah Adila.

     Lantas Tanaya spontan meneriaki balik Adila. "Eh lo apaan maksudnya?!"

     "Maksud gue? Gue yang harusnya nanya gitu ke elo!" Balas Dila.

     Tanaya mengernyitkan dahinya. "Gue nggak ngerti deh sama lo. Lo kenapa sih, Dil?"

     Tanpa aba-aba Dila mendorong bahu Tanaya dengan keras sampai Tanaya hampir jatuh. Untung saja Tanaya cukup menjaga keseimbangannya.

     Dila mengepalkan tangannya dan bersiap memukul Tanaya "Lo--"

     Namun aksinya di gagalkan oleh seseorang yang mencengkram keras pergelangan tangan Dila.

     Lantas Dila menengok untuk melihat siapa yang berani-beraninya menghalanginya untuk memukul Tanaya.

     Begitu Dila melihat siapa yang menahannya, ia langsung kaget. Mukanya berubah menjadi pucat.

     "Ngapa lo?! Berani bener ya!" Ucap Rakha.

     Tanaya bersyukur sebanyak-banyaknya dalam hatinya. Untung saja Rakha kembali tepat pada waktunya. Kalau tidak, bisa-bisa wajah Tanaya berwarna biru.

     Dila hanya menunduk dan tak menjawab apa-apa. Namun Rakha masih mencengkram pergelangan tangan Dila.

     "Gue tau, lo anak silat. Tapi nggak usah gegayaan dong!" Ucap Rakha.

     Tanaya berusaha menenangkan Rakha daripada ada keributan yang lebih lagi. "Udah, Kha. Kita mendingan ke lapangan aja."

     Tanaya memegang lengan Rakha dan menariknya pelan agar mengikuti langkahnya meninggalkan kantin. Meski begitu, Rakha masih saja menatap Dila dengan sinis.

     "Udah, Kha, udah. Jangan sampai kamu nangisin cewek." Tanaya menenangkan Rakha lagi.

     Tanaya menambahkan lagi. "Nggak gentle kalau sampai nangisin cewek."

***

Setelah pulang sekolah, Tanaya dan Rakha, juga teman-teman mereka mampir ke apartemen Rakha.

     Situasi ini sangat dimanfaatkan oleh Raline dan Aksa untuk PDKT. Dan juga oleh Naufal yang suka menggoda-goda.

     Sampai di apartemen Rakha, mereka duduk-duduk saja sejenak untuk menghilangkan lelah dan Rakha mengganti bajunya di kamar.

     "Kalian latihan aja, gue mau baca puisi gue aja." Ucap Safira yang memang akan membacakan puisi untuk pentas sekolah nantinya.

     "Gue dengerin lo baca puisi aja deh, biar hati gue adem." Gombal Naufal.

     "Jadi cowok tuh jangan gonta-ganti cewek yang di gombalin, satu aja ngapa!" Sindir Gio.

     "Terong rebus dia mah." Sahut Rakha.

     Lalu Oki menimpali. "Bukan terong rebus, kak. Tapi terong busuk."

     Naufal berteriak. "Bacot lo semua, Nyet!"

     Rakha mengambil gitar akustiknya dan duduk di posisi yang nyaman. "Ayok, Nay. Mau lagu apaan?"

PolaroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang