6:Kamu Kenapa Sih?

58 7 0
                                    

JUJUR, Tanaya benar-benar tak mengerti dengan dirinya sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya? Rakha tak melakukan apa-apa dibelakangnya. Rakha tak membuatnya marah. Rakha tak melakukan kesalahan apapun.

Tapi mengapa Tanaya sampai berkata ingin berpisah dengan Rakha dan mereka tak ditakdirkan bersama?

Ada suatu dorongan dalam dirinya yang selalu membisikkan padanya untuk cepat-cepat memutuskan hubungannya dengan Rakha. Ia tak mengerti mengapa batinnya menginginkan ia berpisah dengan Rakha.

"Nay Nay?"

Ia tersadar dari pikiran-pikiran di kepalanya. Rakha sudah berada di depan dirinya.

"Hah?! Kok lo tiba-tiba di sini?" Tanya Tanaya kaget.

Rakha tersenyum. Ia tak menjawab dan hanya memberi kode kepada Tanaya untuk menanyakannya kepada teman-temannya.

Tanaya menoleh ke arah teman-temannya. "Hah?"

"Lo dari tadi ngelamun, jadinya kita panggilin Kak Rakha aja deh." Ujar Oki.

"Tau! Daripada lo kesambet, ya kita panggil aja Kak Rakha." Lanjut Safira sambil tertawa kecil.

Tanaya menarik nafas dalam-dalam. "Gue capek. Mau pulang aja, udah nggak ada urusan lagi ini."

"Gue anterin ya!" Jawab Rakha dengan sigap.

"Sendiri aja juga bisa." Tanaya mengambil ponselnya dan membuka aplikasi ojek online.

Ponselnya itu langsung di ambil oleh Rakha.

"Ada pacar ngapain sama abang-abang sih?!" Omelnya.

"Ngerepotin." Jawab Tanaya singkat.

Ia langsung mengambil kembali ponselnya. Teman-teman Tanaya langsung memberikan mereka berdua space.

Raline berbisik. "Mulai deh pertengkaran rumah tangga."

"Kamu kenapa sih dari tadi?! Aneh banget." Tanya Rakha sambil menatap Tanaya dalam-dalam.

Bukannya menjawab pertanyaan Rakha, Tanaya malah mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tanaya sendiri tak mengerti mengapa ia melakukan hal ini.

Ia juga tak punya alasan mengapa ia tak ingin di antar pulang oleh Rakha. Semua ini terjadi dengan spontan. Seperti ada yang mendorongnya dari dalam untuk melakukan semua ini.

"Tanaya, jawab!"

Tak Rakha sadari, ia telah membentak Tanaya. Tanaya tersentak. Jarang sekali Rakha membentaknya, malah nyaris tidak pernah.

Rakha juga tak memanggil Tanaya dengan sebutan 'Nay Nay' seperti biasanya. Rakha pun juga tak mengerti. Itu semu terjadi secara spontan.

Tentu Rakha tak pernah membentak Tanaya—setelah mereka pacaran.

Bentakan itu membuat Tanaya menundukkan kepalanya. Ia tak berani menatap wajah Rakha. Rakha pun langsung meminta maaf.

"Maafin aku. Aku nggak sengaja—" Belum selesai Rakha bicara, Tanaya sudah menjawab.

"Iya. Gue balik."

Tanpa basa-basi, Tanaya langsung meninggalkan Rakha menuju gerbang depan sekolah.

Raline, Oki, dan Safira yang melihat kejadian tersebut dari kejauhan langsung mengernyit bingung. Sebenarnya ada apa, pikir mereka.

Melihat Tanaya yang sudah jauh dari jangkauan mereka, Safira dan Oki mengejarnya. Sementara Raline menghampiri Rakha dan bertanya.

PolaroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang