2:Pengganggu

105 18 1
                                    

SESEORANG mengetuk pintu apartemen milik Rakha. Rakha yang baru saja selesai mandi dengan masih berbalut handuk saja pun mengintip ke peephole pintu apartemennya.

     Seulas senyum pun muncul dibibir Rakha. Rakha membuka sedikit pintu apartemennya dan memunculkan kepalanya. "Tunggu dulu, aku belum pakai baju."

     'Gue pergi kesini lama loh. Perasaan lama amat mandinya' batin Tanaya. Tanaya pun menyenderkan punggungnya ke dinding apartemen yang warnanya dominan putih.

     Beberapa menit kemudian Rakha kembali membuka pintu dan mempersilakan Tanaya masuk. Tanaya duduk di sofa double seater abu-abu itu dan Rakha sedang mengambil minuman dingin di kulkas.

     Aroma khas apartemen Rakha pun langsung tercium. Apalagi ditambah wangi maskulin Rakha yang baru saja membersihkan badan. Membuat Tanaya betah berlama-lama disini.

     "Kok kamu kesini?" Tanya Rakha.

     Tanaya langsung cemberut. "Lo nggak suka gue main disini?"

     "Suka lah, maksudnya tumben hari biasa kesini. Padahal tadi juga, kan, baru aku antar pulang."

     Rakha menaruh dua gelas es buah. Rakha memindahkan sofa single seaternya yang tidak terlalu besar kehadapan Tanaya.

     "Mau cola." Pinta Tanaya.

     "Nggak sehat, nggak boleh sering-sering." Rakha ini memang selalu berusaha untuk hidup sehat.

     Tanaya merebahkan badannya disofa itu sambil memainkan ponselnya. Rakha langsung menyindir. "HP lo jatuh ke muka lo mampus dah kaga mancung lagi ntar."

     "Biarin aja. Kalau gue nikah sama lo juga anak kita tetap mancung jadinya." Tanaya tak mempedulikan dan tetap fokus dengan ponselnya.

     "Emangnya lo mau nikah sama gue?" Ledek Rakha. Yang ditanya hanya berdehem.

     Tanaya duduk lalu menatap Rakha. "Mau main PS, Kha."

     Mereka berdua pun langsung duduk dikarpet dan Rakha menyalakan PS-nya. Mereka berdua larut bermain PS hinggal lupa waktu.

     "Gue menang lagi!" Teriak Tanaya sambil bersorak-sorak.

     "Itu gue sengaja dikalah-kalahin. Kan, cewek selalu menang dari cowok." Ucap Rakha.

     Tak peduli, Tanaya duduk kembali ke sofa. Membuat Rakha mendengus. "Lo mah mainnya doang, beresin nggak mau."

     Selesai membereskan PS-nya, Rakha duduk disamping Tanaya sambil merangkulnya. "Asik banget main HP nya." Sambil melirik ponsel Tanaya.

     Tanaya pun menyenderkan badannya didada Rakha. "Kha, ambil kamera kamu dong."

     "Mau foto apaan?" Rakha melepas rangkulannya dan beranjak dari sofa.

     "Foto apa aja." Ucap Tanaya dengan nada jahil.

     Lalu Rakha membuka pintu kamarnya dan mengambil polaroidnya. Rakha kembali duduk disamping Tanaya. "Nih." Lalu menyerahkan polaroidnya.

     Tanpa aba-aba, Tanaya memotret wajah Rakha dan tangannya yang sedang menggaruk lehernya. "Kena!"

     Saat Rakha mau mengambil kembali kameranya, Tanaya langsung berlari menghindar. Selembar foto sudah ada ditangan Tanaya. Ia menaruh polaroid itu di meja. "Ini aku bawa pulang ya." Kata Tanaya sambil mengangkat foto itu tinggi-tinggi.

     "Muka kamu cute banget deh." Tanaya memandangi foto itu.

     "Iyain watch me Nay Nay." Ledek Rakha.

PolaroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang