Became An Agent: Valensia & Azelliana

3.6K 273 16
                                    

*********

Seorang Gadis berambut blonde serta memakai pakaian serba putih, berjalan memasuki sebuah ruangan serba putih sambil memegang sebuah papan jalan di tangan kirinya.

"Selamat pagi, Dr.Jiliane." sapanya, seorang wanita yang lebih tua darinya mendongak, lalu tersenyum. "Selamat pagi, Azel. Wah, tumben sekali kau sudah datang jam segini." Ucap Wanita tadi, yang tak lain adalah Jiliane Crissof. Dokter sekaligus Dosen di kampusnya.

Azel terkekeh, lalu menyerahkan papan tersebut ke Jiliane. "Ini laporan pasien yang kau minta Dok." Ucapnya, Jili menerimanya sambil berterimakasih. Azelliana Hermman, diumurnya yang baru menginjak 16 tahun, berkat otal cerdasnya, ia sudah menapaki jenjang Perguruan tinggi, di salah satu Universitas Kedokteran yang ternama si Indonesia.

diumurnya yang sekarang, seharusnya ia masih duduk di kelas 1 SMA, tetapi berkat kelas akselerasi, ia mengambil Program Perkuliahan, dan sekarang ia sudah berada di Semester 3. Plus, ia menjadi salah satu Asisten Dokter di salah satu Rumah Sakit Internasional terbaik di Indonesia.

"Ah aku ingat sesuatu, Zel." Ucap dokter Jil. Azel yang baru saja ingin pergi, menghentika langkahnya. "Ada apa, Dok?" Tanyanya. dokter Jil tersenyum lalu menyuruh Azel duduk di kursi yang tersedia.

"Begini Azel, siang ini, Kepala Ruma sakit ini, Doktor James. Akan datang kesini." Ucap Dokter Jil, mata Azel membulat, wajahnya memucat. "Do--doktor, James? Bu--bukankah ia Sepupu pemilik rumah sakit ini?" Ucap Azel, Dokter Jil mengangguk sambil tersenyum.

"Ia mendapat utusan dari salah satu Badan Intelejen Negara, Agency Office. Kau tahu?" Tanya Dokter Jil, Azel menelan salivanya susah payah. Lalu mengangguk. "Badan Intel paling kuat di dunia, namun terkenal memiliki banyak musuh." gumamnya. Dahulu, ia bercita-cita ingin menjadi salah satu Agent Professional disana, namun ia sadar, kemampuannya bertarung tidak lah hebat. Ia hanya mampu bertarung dengan Otaknya yang kelewat cerdas itu.

Dokter Jil tersenyum senang. "Doktor James akan menemuimu disana, ia bilang, ia ingin bertanya beberapa hal padamu." Ucapnya, badan Azel berubah menjadi Kaku. "Ak--aku? tap--tapi, kenapa harus aku?" Tanyanya Pelan.

Jil tertawa. "Tenanglah Azel, ia tidak akan mengigitmu. Aku tidak tahu apa yang mau beliau sampaikan, sekarang bersiaplah. Ingat pesanku, jangan gugup." ucapnya sambil tertawa Pelan. Azel menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah, lalu segera pamit keluar ruangan Dokter Jil.





------------------------------

Seorang Gadis dengan surai brunette sedang menyeruput Hot Chocolate disalah satu café yang tampak nyaman, dengan suasana santai khas anak-anak muda.

Di hadapannya terdapat 2 buku tebal, dan sepiring pancake berbalit saus Coklat. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling café yang tidak terlalu ramai siang ini. Mata birunya menyipit sambil melihat seorang gadis yang duduk tak jauh darinya, sedari tadi terus menggerutu dengan laptopnya sendiri. Ia tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya.

Setelah menghabiskan pancakenya, ia mengemasi barang miliknya, dan menyampirkan tas kepundaknya. Saat ia berjalan melewati gadis yang ia lihat tadi, langkahnya terhenti saat tak sengaja mendengar kata-kata gadis tadi.

"Hack? God damn it." Gadis itu langsung memencet keyboard di laptopnya, sementara ia mendengus. "laptopmu akan rusak jika kau tekan-tekan seperti itu." ucapnya.

Gadis tadi mendongak, lalu menatapnya dengan tatapan bertanya. Ia mendengus. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Seakan akan aku adalah Alien." Ucapnya, Gadis tadi meminta maaf sambil mengeluarkan cengirannya.

"Ada apa dengan laptopmu? Kenapa kau tekan-tekan seperti itu?" Tanyanya, Gadis tadi langsung berubah panik. "Tugasku! Hilang, aku sepertinya tidak sengaja memencet suatu tombol." Ucapnya panik, ia mendengus. "Itu bukan di Hack, bodoh. Begini saja tidak bisa, sini ku bantu." Ucapnya, sementara Gadis tadi membuka mulutnya, melihat tingkah gadis yang ia perkirakan lebih muda darinya.



"Nama kau siapa?" Tanya gadis tadi, ia berdehem sambil terus menggerakan jarinya dengan lincah diatas keyboard. "Valensia, panggil saja Vale." Ucapnya, pendek. Gadis tadi tersenyum miring. Tentu Vale tidak melihatnya.

"Senang bertemu denganmu, Vale. Namaku Anasta, kau bisa memanggilku Agent Ana." Ucapnya, Vale seketika menghentikan gerak jarinya. Ia terdiam, sementara Gadis yang bernama Ana tadi tersenyum puas.

"Sudah kuduga, kau ahli di bidang ini. Aku tidak ingin berbasa-basi, besok, tunggu aku dirumahmu pukul 8 pagi. Kita akan pergi ke kantorku, Agency Office Tower. Selamat siang, Vale." Ana mengemasi barang-barangnya, lalu berjalan menuju pintu, meninggalkan Vale yang masih terdiam. Vale yang sadar, buru-buru mengejar Ana, lalu menanggilnya. "HEY!"  Ana menoleh sambil tersenyum.

"Bagaimana kau tahu Alamatku? Sedangkan aku saja belum memberi--"


Vale terdiam dengan mulut menbentuk Huruf 'O' saat melihat apa yang dilakukan Ana. Gadis tadi mengeluarkan benda tipis dari tas selempangnya, dan memposisikannya diatas Keyboard laptopnya. Seperti sedang men-scan sesuatu. Dan munculah sebuah Peta Di layar invisible yang terlihat melayang diatas benda tipis tadi.

Ah tidak hanya sebuah Peta, tetapi biodata lengkap dirinya, Valensia Argatha. Ana tersenyum lalu terkekh melihat wajah Vale. "Sampai jumpa besok, Agent Vale!"





"Ini gila."



*-------------------------------*


Azel menghela nafasnya, ia gugup setengah mati saat ini. setelah berdoa, ia membuka pintu ganda berwarna putih. Di dalam ruangan itu sudah duduk seorang Pria setengah Baya, disampingnya duduk seorang perempuan dengan pakaian hitam yang dibalut jas putih khas Dokter.

"Se--selamat siang." ucap Azel gugup, Doktor James yang melihat itu hanya terkekeh, lalu mengangguk dan menyuruh Azel duduk.

"Jadi, kau yang bernama Azelliana Hermman?" Tanyanya sambil tersenyum, Azel mengangguk kaku.



"Perkenalkan, saya James Fondra. Dan disebelah saya ada Anya Stonie, salah satu Agent dari Agency Office." Ucap James, Azel mengangguk sambil menatap kagum kearah Anya yang tersenyum lembut kepadanya.

"baiklah, saya ingin langsung ke Intinya saja. Azelliana, saya mendapat Perintah dari Pemimpin Agency Office, yang tak lain adalah kakak sepupu saya. Tentu kau mengenalnya, 'kan? Queenzel Dannaliefondra." Ucap James, Azel mengangguk sambil tersenyum bersemangat.

"Kami memiliki misi khusus, untuk mencari seorang Agent baru per-masa Jabatan. Dan saya, ditugaskan untuk mencari Agent yang akan menjadi Agent dibidang Laboraturium Agency Office, seperti Anya contohnya." Ucap James, Azel mebulatkan matanya melihat Anya. Ia sangat ingin menjadi seperti Anya.

"Sepertinya kau tertarik? Nah, maukah kau menjadi bagian dari Agency Office? dan suatu saa nanti kau akan menggantikan Anya disana. Tenang, kau akan dilatih langsung oleh Anya, dan Agent Agent senior yang lain." Ucap James.


Azel membulatkan matanya lagi, tanpa ba-bi-bu, ia berseru. "AKU MAU!" ucapnya bersemangat. James dan Anya tertawa.



"Kau bersemangat sekali, kiddos. Kalau begitu, esok, Anya akan menjemputmu di Rumah, dan,  Selamat Bergabung dengan Agency Office, Azelliana Hermman."





























************

Fyuh selesai juga c:

Next will be: Became An Agent: Thiraine & Ghea.

P.s sorry For Typo(s)
P.s.s ini spesial untuk keleand Anonymouszly Arunika_

Vomments yeu~

Became An Agent [Prequel; The Broke Agent] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang