Became An Agent: Thiraine & Ghea

2.7K 261 18
                                    

*******

Seorang Gadis dengan rambut hitam dan mata sipit khas Asia,  memasuki sebuah kedai Ice Cream dengan senyum cerianya.

Setelah selesai memesan Ice Cream kesukaannya, ia memilih untuk duduk di kursi yang terletak di dekat Kaca yang langsung menyugguhkan pemandangan Taman yang ramai.






"Ini pesananmu, Nona." Ia menoleh dan Tersenyum senang begitu melihat Ice Cream pesanannya sudah ada di hadapannya. "Terimakasih Lily!" Ucapnya, sementara Wanita yang mengantar Ice creamnya tadi mengangguk lalu berlalu dari hadapannya.






"Ah aku jatuh cinta dengan Ice Cream ini." Gumamnya senang, ia menyantap semangat Ice Cream Vanillanya, sampai deheman membuyarkan fokusnya.


Ia mendongak, menatap seorang gadis yang kira-kira seumuran dengannya, gadis yang memiliki surai Hitam legam serta mata Biru Shapire, cantik.


"Hei?" ia mengerejapkan matanya saat menyadari hal bodoh yang ia lakukan, lalu tersenyum malu sambil meminta maaf. "Bolehkah aku duduk disini? Tempat yang lain sudah penuh." Ucap gadis itu, ia sontak mengedarkan pandangan keseluruh Café yang ternyata semakin penuh dengan para pengunjung.

Ia mengangguk, lalu gadis tadi berterimakasih dan meletakan Ice Cream miliknya sendiri. "Aku Ghea Alail, kau bisa memanggilku Ghea." Ucapnya tiba-tiba.


Ia tersentak, lantas tersenyum lebar. "Aku Thiraine Quinn, kau bisa memanggilku Thira. Senang bertemu denganmu, Ghea!" Ucapnya bersemangat.


Mereka melanjutkan obrolan mereka dengan membahas hal-hal ringan, Thira menyimpulkan Ghea adalah seorang yang pendiam dan irit berbicara. Buktinya, sedaritadi, gadis itu hanya menjawab seadanya. Tidak suka berbasa-basi.



Thira berpikir, mereka cocok menjadi sahabat baik. Selain mereka yang memiliki pikiran yang sama, hal-hal kesukaan yang sama, dan hal sama lainnya. Walaupun Kepribadian mereka bertolak belakang, Thira berharap itulah yang akan menyatukan mereka.



"Kau tahu, Ghea? Aku memiliki firasat, kita akan terus bersama dalam waktu lama, dan akan ada sesuatu yang menimpa kita berdua." Ucap Thira, Ghea menatap Thira dengan tatapan bertanya.



"Maksudmu?"




Thira menggedikkan bahunya, tanda ia sendiri tidak tahu. "Ini mungkin aneh, tetapi biasanya Firasatku selalu benar. Tetapi, sudahlah, jangan dipikirkan. Lebih baik kit menghabiskan Ice Cream lezat yang begitu menggoda ini!"






Ghea menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil, lalu merekapun melanjutkan acara makan Ice Creamnya.














***




"Hallo!"



"Hi, Thi. Ada apa?"



"Ah kau, to the point sekali, Ghe."






"Hahaha, sudahlah lupakan. Ada perlu apa kau menghubungiku? Apa ada sesuatu yang penting?"







"Aku bosan, Ghe. Apakah hari kau kosong?"




"Heum, kebetulan guru les menyanyiku sedang berhalangan hadir. Jadi hari ini jadwalku kosong."






"Baguslah! kita bertemu di café biasanya ya, kali ini aku yang teraktir."






"Tap--"







"Tidak ada tapi-tapian, Ghe. Aku tidak menerima alasan apapun, sampai ketemu disana. Bye Ghe!"



Pip.





Thira terkekeh sambil melempar ponselnya kearah Ranjang, ia membayangkan wajah sahabatnya yang pasti sedang menggerutu karena sikap Thira.



Ya, setelah kejadian di café waktu itu, mereka menjadi dekat. Dan memutuskan untuk menjadi sahabat.



Thira menatap pantulan dirinya di cermin, lalu tersenyum lebar. Setelah pamit kepada Mamanya, ia segera melangkahkan kakinya ke tempat tujuannya.















-- in café --




Thira dan Ghea sedang menyantap ice cream masing-masing, sampai mata Thira tak sengaja melihat dua orang perempuan dengan pakaian serba hitam tengah sibuk dengan laptop mereka, tak jarang terlihat seperti sedang bercekcok kecil.





"Apa yang kau lihat?" Tanya Ghea, Thira menatap sahabatnya itu lalu mengeluarkan cengirannya sambil menggeleng. "tidak, aku hanya sedang memperhatikan dua gadis yang duduk di pojok san--Hey? Dimana mereka?"




Ghea menyerit saat melihat arah pandangan Thira, di pojok café terlihat meja yang agak befanyakan seperti bekas di pakai. Thira mencari-cari orang yang duduk disana, sampai sebuah suara menginstrupsinya.






"Mencari kami, Little girl?"





"Astaga!" Thira tersentak di bangkunya, ia mendongak mendapati kedua gadis yang semula duduk di pojok sekarang berdiri di hadapannya. "Kau mengagetkanku." Ucapnya sebal.



Perempuan tadi terkekeh, sementara perempuan yang satu hanya tersenyum tipis. "Bolehlah aku duduk disini?" Tanya gadis yang menyapanya tadi, Thira mengangguk senang.




"Perkenalkan, aku Naya, dan itu Lanny." Ucap gadis yang ternyata bernama Naya itu. Thira tersenyum senang.



"Aku Thiraine, dan itu Ghea. Salam kenal!" Ucapnya, Naya mengangguk. Lalu matanya menatap gadis yang bernama Lanny itu, seakan memberi kode.







"Kalian akan menjadi seorang Agent Profesional."










"APA?!"








Thira tersenyum malu, sambil menundukan wajahnya. Tanpa sadar, ia menggebrak meja dihadapannya setelah mensengar serentetan kata yang keluar dari mulut Lanny.







"Ma--maaf, tap--tapi, apa kau bercanda? Sungguh candaanmu tidak lucu." Ucap Thira. Lanny dan Naya menggeleng, mereka memberikan sebuah Kartu tipis kepada Thira, rasanya Thira ingin pingsan mihat ID Card itu.







"Agent Lanny Richardo, dan Agent Nayara Lincolyn. Gila, gila." Desisnya, sementara Ghea tetap seperti biasa, diam.




"Kau sangat ekspresif Thira, tidak seperti Ghea yang pendiam. Aku rasa, kalian akan cocok." Ucap Naya tiba-tiba, Thira menatap perempuan disebelahnya yang ternyata salah satu anggota Intelejen rahasia.













"Kalian cocok menjadi Agent, lebih tepatnya menjadi The Next The Broke Agent. Penerus kami."









































**************
Bersambung~

u,u

Next Chapter Will be: The Broke Agent.



Dan petualangan menjadi Agent baru saja akan dimulai~
P.s jangan lupa Vomment
P.s.s sorry For Typo(s) gasempet review v:
P.s.s.s next chap 40 vote.

Sepesial untuk Queentazxy Babylolx

Became An Agent [Prequel; The Broke Agent] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang