Tul

5.2K 505 13
                                    

[Edited 09/12/17]
.
.
.
.
.
.

"Yak! Berhenti! " teriakku refleks

Sontak semua murid dan geng Sera melihatku.

Aduh ini mulut gimana sih.

"Ah kau pasti anak baru itu ya"

Aduh gimana dong.

Ah iya.

flashback..

"Ara-ya besok kita akan pindah, Kali ini kita ke seoul Ara-ya" ucap eommaku saat aku baru masuk rumah.

'Hah, pindah lagi' gumamku

"Ara-ya sepertinya eomma mu senang sekali" kata appaku.

Akupun masuk kamar.

Flashback off

Ah ia lagipula aku akan pindah aku lawan saja dia.

"Iya, memangnya kenapa?" tanyaku pada Sera.

"Kau berani juga ya, guys apakah kita butuh babu baru" kata Sera pada temannya.

"Yak, ada keributan apa ini?" tanya seorang guru.

"Tidak ada ssaem" jawab geng sera lalu mereka langsung pergi.

"Terimakasih Ara" bisik Sena padaku.

"Iya" jawabku sambil tersenyum kaku.

👣👣👣

Bel pulang sekolah pun berbunyi.

Akupun mulai melangkahkan kakiku keluar kelas saat tiba-tiba.

"Ara-ya" teriak seorang laki laki.

Akupun menoleh dan melihat Renjun berlari kearahku.

"Wae?" tanyaku

"Ah, ini seprai ruang kesehatan tolong kau cucikan. Minggu ini bagian kelas kita" katanya lalu memberikan seprai itu

"Ah baiklah" jawabku.

"Ah, yasudah hati-hati di jalan" kata Renjun lalu pergi meninggalkanku.

👣👣👣

Akupun sedang istirahat dan pergi ke halaman sekolah karena aku bosan di kelas.

Saat tiba-tiba seseorang menarikku.

"Renjun?" kataku

Lalu dia menarikku ke tengah lapangan, dan berteriak.

"Han Ara jadilah yeojachinguku"

Akupun kaget dibuatnya.

Lalu dia tiba-tiba memelukku, dan berbisik.

"Tolong bantu aku dan jawablah iya" katanya.

"Hah?Wae?" tanyaku balik

"Jawab ia sajalah Ara" katanya dengan nada menyuruh lalu melepaskan pelukannya.

"Iya" kataku tanpa berpikir lagi.

"Terima kasih" jawabnya lalu menggandengku ke kelas.

👣👣👣

"Ara-ya selamat ya" ucap Sena.

"Hah? Selamat? Untuk apa?" tanyaku padanya.

"Yak! Tak usab malu malu lah" katanya dengan nada menggoda.

"Aku tau kau berpacaran dengan Renjun kan?"

Hah berpacaran. Bukannya aku hanya membantu dia. Aku tidak tau bahwa ini akan menjadi seheboh ini.

"Hah, sudah-sudah itu ssaem sudah datang" jawabku

Hah untung saja ssaem datang.

"Ssaem hari ini akan mengumumkan bahwa sekolah kita akan mengikuti lomba menyanyi dan setiap kelas harus mengirimkan perwakilan, dan untuk pemenangnya akan mewakili daerah kita" ucap ssaem

"Dan siapa perwakilan dari kelas ini"

Kelas pun hening tidak ada yang mau kadi perwakilan kelas.

"Jika kalian tidak mau ssaem akan mengocoknya" tambahnya

Tiba-tiba Haechan berteriak " Ara saja ssaem"

"Hah aku?" tanyaku

"Iya Ara lagipula suaramu bagus" jawab murid lainnya.

Aku terima saja kali ya lagian kan aku akan pindah.

"Aku tidak mau sendiri ssaem" jawabku.

"Ah, bagaimana jika kau ditemani oleh namchin mu, Renjun-a apakah kau mau menemani Ara" kata ssaem lalu

"Baiklah ssaem" jawab Renjun

"Ah kalian pasangan yang romantis" celetuk Haechan.

"Yak! Diamlah" teriakku pada Haechan sementara Renjun diam saja.

👣👣👣

Saat aku baru sampai di rumah aku kaget saat melihat ayahku membuka barang barang yang sudah di pack oleh eomma untuk pindahan. Dan aku tidak melihat eommaku.

"Appa kenapa barang barangnya apa keluarkan dari dalam dus? Dan dimana eomma?" tanyaku

"Kita tidak jadi pindah Ara-ya, dan eomma mu ada di kamar sepertinya dia sedih sekali"

MWO? TIDAK JADI PINDAH.

"Wae appa?" tanyaku

"Lagian kau kan sudah kelas tiga dan akan tanggung jika kita pindah sekarang, dan atasan appa bilang appa masih ditugaskan disini" jawab appa

Jika tidak jadi pindah apa yang akan terjadi kepadaku di sekolah.

Ah aku pusing...

-To be Continued


You [Huang Renjun]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang