Dari kaca bening cafe yang ia ingin tuju terdapat paris memandangnya. Wajah angkuhnya sedikit memudar saat dia teraenyum tulus melihat sosok Julie.
Lantas julie memasuki cafe itu dan menuju tempat di mana Paris tempati.
"Ku kira kau tak akan datang".
"Hmm,, sayangnya aku datang.Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu, bisa kah kau katakan apa tujuanmu dan keinginanmu, mungkin aku bisa menganulkannya untukmu nona".
"Hahaha,, apa kau yakin Julie, dari wajahmu kau menebarkan banyak bendera merah untuk perang, seolah-olah kau akan merebut William dariku".
"Aku takan merebutnya darimu".
Satu tamparan mendarat dari pipi mulus Juliet
"Simpan saja omong kosongmu. Kau mengatakan kau takan merebutnya dariku dengan air matamu yang mulai berjatuhan huh?! Bodoh! Tatap mataku juliet!".
Benar, sebelum Paris menampar wajah Juliet air matanya sudah berjatuhan saat mengucapkan aku takan merebutnya darimu. Kini juliet menatap wanita cantik bermata hazel tersebut.
"Aku takan merebutnya dari hidupmu! Asal kau tau saja sebebesar apa pun keinginanku berusaha menghancurkanmu William tetap memilihmu, ahh,, dan sayangnya aku aku baru sadar bahwa aku tidak mencintai William aku hanya iri kau di perebutkan orang yang kucintai dan orang yang pernah memcintaiku".
"Orang yang kau cintai dan orang yang pernah mencintaimu?".
Kini pandangan Paris mulai meredup dan kembali duduk pada kursinya. Kedua tangannya memegang cangkir dan menatapnya.
"Ya, Max dan William. Aku mencintai Max Julie dan aku salah satu wanitanya aku hanya berperan sebagai jalang yang mecintai Max di kehidupannya tapi Max tidak bisa mencintaiku karna dia mencintai seorang wanita yaitu kau! Bagaimana tidak heh? Karna Max berkata padaku seperti itu. William dulu sangat mencintaiku tapi aku tidak mencintainya lebih dari seorang.. ya,, bisa di katakan sahabat. Namun, sayangnya aku lebih memilih laki-laki brengsek yang ku kira orang yang tepat untukku. Aku mati-matian membencimu di dasari perasaan iri yang amat dengki. Namun,, kembali kepada dasarnya bahwa aku hanya iri denganmu, aku tidak mencintai William dan perasaanku tetap mengalir pada Max.
"Max mencintaiku? Tentu saja karna dia sahabatku Paris".
"Tidak, dia mencintaimu sebagai seorang wanita tapi dia tak punya nyali untuk mengungkapkannya padamu. Boleh aku minta satu permohonan padamu?".
Julie hanya mengangguk.
"Tolong jaga William. Dengarkan penjelasannya dan percayalah bahwa dia hanya melihatnu Julie".
Julie tidak bisa berkata hanya tersenyum mengangguk dengan air matanya yang berlinang.
"Sepertinya aku harus pergi, aku akan pergi ke AS untuk pemotretanku".
Lalu Paris tersenyum sebelum membalikkan tubuhnya menuju pintu keluar. Namun setelah 1 langkah maju paris membalikkan badannya dan tersenyum angkuh.
"Aku melupakan sesuatu. Aku lupa mengatakan kata maaf padamu".
Julie antusias mengangguk dengan cepat.
"Paris,, bisakah kita menjadi teman"."Tentu saja". Dan dia kembali menuju pintu keluar dengan aura keangkuhan yang sangat elok pada dirinya.
Beberapa saat kepergian Paris sebuah pesan baru di terima oleh Julie. Lantas Julie membacanya. Pesan itu berisi bahwa Stalker yang selama ini menerornya ingin bertemu dengannya. Dia berjanji tidak akan menyakiti Julie, dia hanya ingin meminta waktu untuk berbicara dan setelah itu dia akan melupakan Julie dan berhenti menerornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NODA is Black Shame
RomancePROLOG . . . . NODA HITAM . . . . Ini hanya cerita tentang Juliet Jarrel anak dari perusahaan"Jarrel group" yang harus terpaksa bertunangan dan akan menikah dengan orang yang tidak di cantainya William Vernandes. William yang tertarik pada Juliet h...