Ku lihat seseorang yang sangat ku kenal mendekati diriku dan memelukku.
"Happy Birthday Princes". Lantas aku membalas pelukannya.
"Kau terlambat Buddy". Jawabku sekenanya pada Max.
"Oh, Ayolah.. maafkan aku karna terlambat, aku harus menghadiri rapat pertemuan bersama kolega luar negri untuk perusahaanku. Dan oh ya, aku membawakan kado untukmu".
Max memberikan kado bewarna biru muda yang simple namun tetap terlihat cantik. Ku kira dia akan memberikan kado bewarna silver dan pita bewarna putih menambah kesan yang indah.
Lantas aku menerimanya begitu senag.
"Thank you Max". Dan aku memeluknya sekali lagi"Kami juga membawakan kado untukmu Julie, ini kado yang kami beli bersama khusus untukmu".
Ujar Clara."Ya, iau tau, aku dan Clara patunngan agar dapat membeli benda ini". Sahut Angle.
Lantas Angle memberikan kado itu untukku. Kado bewarna biru muda yang terlihat simple namun manis
"Max,Angle,Clara boleh aku membukanya bung?".
"NO!"
Mereka serantak mengatakan 2 huruf itu."Why guys? Bukankah ini untukku?".
"Yes Princes. Tapi lebih baik kau membukanya saat pesta tlah usai Itu jauh lebih baik bukan".
Tutur Angle."Ekhem, ku rasa apa yang di katakan Angle ada benarnya juga Julie".
Tambah Max."Baiklah guys". Jawabku sekenanya.
Kamu menikmati pesta bersama-sama. Canda tawa, bersulang, mendengarkan curhat, berkumpul dengan teman-teman kampusku, sampai memperkenalkan kedua sahabatku Angle dan Clara pada teman pembisnis Max.
Ku rasa bulan ini mereka berdua tidak akan menjadi wanita kesepian lagi hahahaha.
Namun, aku sedikit khawatir dan sedikit perasaan yang tak enak. Mengapa sampai saat ini William tidak kembali dan bergabung pada kami.
Jam besar sudah menunjukkan pukul 08.30 malam para tamu masih masih keluar masuk datang menghadiri acarak pesta ulang tahunku ini.
Namun sudah 1 jam William tidak kembali. Aku mencoba menelfonnya. Tetapi tak di angkat. Aku gelisah
Oh ya, aku lupa mengatakan padamu kan. Orang tuaku sudah pulang dari London dan mereka sekarang seperti biasa sedang berbicara pada para pembisnis.
Bahkan mereka sudah ada saat William melamarku. Dad and Momy juga memberikan masing-masing sebuah kado.
Aku sekarang gelisah, berapa kali aku berpikir positive bahwa William sedang ada urusan dengan para pembisnisnya. Namun instingku tetap berkata tidak.
Aku menyalakan GPS di iphoneku. Dan aku menemukan bahwa William masih di sekitar sini.
Dengan berjalan kaki aku melewati kerumunan orang yang menyapaku dan mengucapkan selamat dan juga senyum.
Sampai aku menemukan taman labirin. Aku memasuki taman labirin. Sedikit lagi aku menemukan William.
Namun aku menghentikan langkahku. Karna mendengar suara erangan seorang Wanita.
Saat aku mengintip di balik daun-daun labirin ini. Mataku melotot, kakiku lemas tak berdaya, badanku bergetar.
Aku mencoba memastikan apakah itu Wiliam dan Paris.Aku melangkah 3 langkah mendekat dan berbelok ke arah kiri dengan segenap keberanian yang tersisa pada diriku. Berharap kejadian di depan mataku bukanlah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NODA is Black Shame
RomancePROLOG . . . . NODA HITAM . . . . Ini hanya cerita tentang Juliet Jarrel anak dari perusahaan"Jarrel group" yang harus terpaksa bertunangan dan akan menikah dengan orang yang tidak di cantainya William Vernandes. William yang tertarik pada Juliet h...