EPILOG

5.8K 562 46
                                    

EPILOG

Kali ini Seungcheol sudah berani mengajak Laras untuk jalan-jalan berdua, toh sekarang mereka sudah pacaran. Ya walaupun baru seminggu sih, tapi nggak apa-apalah ya. Anggap saja sudah setahun.

Pagi-pagi sekitar jam 6, Seungcheol sudah sampai di depan rumah Laras untuk menjemputnya. Rencananya hari ini mereka akan pergi ke beberapa tempat wisata yang ada di Bandung. Kawah putih, pergi ke Ciwidey untuk memetik stroberi lalu ke Taman Kelinci.

"Ras! Itu pacarmu udah nungguin! Kamu pikir dia supir apa?!" teriak Suho dari teras rumah.

Iya seperti biasa, Suho hobi mencuci mobil pagi-pagi. Berhubung mobilnya itu banyak, jadilah abis Subuh dia langsung nyuci mobil. Sekarang sudah mobil yang ketiga. Sombong sekali orang kaya yang satu ini.

"IYA BENTAR KENAPA SIH, HO! GUE TUH LAGI NYARIIN MANTEL GUE YANG BATIK ITU! KEMANA YA?!! LO LIAT NGGAK?!" teriak Laras dari dalam rumah.

Suho dan Seungcheol hanya saling pandang kemudian keduanya sama-sama menggeleng pelan.

"Cheol, sini deh lu. Mending bantuin adek gue nyari mantelnya. Dari pada lu berdiri di luar sendirian, udah persis kaya supir lu," ujar Suho. Sebenarnya omongan Suho itu biasa saja, tapi tetap dan selalu saja di dalam setiap perkataannya itu terselip hardikan secara tidak langsung.

Untung Seungcheol sabar ya, jadi dia hanya bisa tersenyum saja saat dihardik oleh Suho secara tidak langsung.

"Iya dahdeh Seungcheol manut dan dia segera masuk ke dalam rumah saudara kembar itu.

Orangtua Laras dan Suho itu jarang pulang, jadi isi rumah mereka hanya 2 orang. Laras dan Suho. Alhamdulillah Suho juga sudah bisa masak, walaupun masak air saja masih hangus. Terkadang Suho memang tidak berguna, tapi untungnya dompetnya tebal. Karena itu dia jadi amat sangat berguna dan berharga sebagai ATM berjalan.

Setidaknya untuk masak mie, telur dan segala yang instan mereka bisa.

Baru masuk ke ruang tamu saja Seungcheol sudah bisa melihat Laras yang sibuk berjalan kesana-kemari untuk mencari mantelnya. Laki-laki itu melirik ke arah jam tangannya. Hmm... setengah 7. Lama juga gue nunggu ya, batin Seungcheol setelah melihat jam dan menyadari kalau dia sudah menunggu selama setengah jam.

"Yang, kamu nyari apaan sih?" tanya Seungcheol yang mulai jengah karena melihat Laras yang sejak tadi bolak-balik.

"Ini loh, mantel aku tuh ilang. Kemana ya? Kamu liat nggak?" tanya Laras sambil berhenti sejenak. "Oh iya, kamu kan nggak tau kalau aku punya mantel itu," Laras malah menjawab pertanyaannya sendiri.

"Pelan-pelan kenapa sih nyarinya. Grasak-grusuk banget," ujar Seungcheol yang mulai ikut mencari mantel Laras. Sebenarnya dia tidak tau mantel yang mana.

Pelan-pelan Seungcheol mencari. Dia mengangkat beberapa bantal di atas sofa sekaligus merapikan letak barang-barang yang terlihat berantakan. Sesekali ia juga mengelap bagian yang terlihat kotor. Seungcheol jadi terlihat seperti Asisten Rumah Tangga.

Sampai akhirnya dia menemukan kain yang berasa di atas sofa dan tertutup oleh bantal.

"Hmm... ini mirip kaya mantel," gumam Seungcheol sambil membolak-balikkan kain itu.

"SAYANG, YANG INI BUKAN?!!" teriak Seungcheol sambil mengangkat kain yang berada di tangannya itu.

"NAH IYA ITU!!! YEAY KAMU NEMUIN DIMANA?!!" seru Laras yang langsung berlari ke arah Seungcheol dengan mata berbinar.

"Di atas sofa terus ketutupan sama bantal," balas Seungcheol.

"Ih makasih!"

"Makanya kalau nyimpen sesuatu tuh yang bener. Kebiasaan teledor sih," ujar Seungcheol lalu mengacak rambut kekasihnya.

Jomblo 🍃 Choi Seungcheol ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang