Third

176 3 3
                                    

"Hahaha sudahlah apa kau tidak ingin melanjutkan acara yang tertunda tadi?" Justin menggerakkan tangannya menyentuhku.

--------

Justin pov

Diruangan ini hanya ada aku dan Zen, dia terlihat lelah setelah percintaan kami yang cukup panas. Dia masih terasa sempit hahaha, memikirnya pun bisa mengeraskan adikku. Sekarang dia sedang tertidur dengan sangat tenang, wajahnya yang polos begitu cantik, bibir merah mudanya yang sedikit terbuka rasanya aku belum puas untuk terus menciumnya. Lihatlah dia tidur tanpa menggunakan apapun, tubuhnya putih dan lembut terbalut selimut putih. Ah aku tidak akan bosan memandanginya lama-lama.

Aku mendengar ketukan pelan, kurasa ada yang ingin aku temani malam ini.

"Aku sangat mencintaimu sweetheart"

Aku mencium pucuk kepalanya dan ada agerakan kecil disana. Mungkin dia terusik karna suaraku. Tapi terserahlah, aku tidak peduli. Yang harus kamu tau aku sangat mencintaimu Zen, sangat.

Aku beranjak dari kasur, membuat gerakan perlahan agar istri kesayanganku tidak terbangun. Setelah merasa tidak ada gerakan darinya aku keluar dari kamar ini. Aku melihat wanita cantik berdiri membelakangiku, dengan gerakan perlahan aku memeluknya dari belakang.

"Kau merindukanku cantik?" aku mengeratkan pelukanku.

"Hm maafkan aku mengganggu tidurmu tadi."

Ah suaranya yang serak dan merdu itu membuatku geli. Lucu sekali dia, dan aku bisa melihat ada semburat merah dipipinya. Gadis manis haha.

"Tidak, kau tidak menggangguku cantik. Kau mau kutemani tidur?" aku menyelusupkan kepalaku di leher jenjangnya yang putih, untung saja rambutnya ia kuncir kuda yang bisa bebas aku ciumi. Bibirku bergerak untuk mengecupi lehernya, dan kemudian erangan itu keluar. Ah aku sangat suka suara itu.

"Enghh kak apa yang kau lakukan emhh" badannya menegang seketika. Kemudian aku balikan tubuh mungilnya kearahku, dia tidak berani menatapku. Sepersekian detik kemudian, dengan gerakkan cepat aku gendong istriku ala bridal style. Wajahnya yang malu sempat kaget kemudian dia menyelusupkan kepalanya didadaku.

"Tidurlah, kau pasti lelah sayang. Akan aku temani." aku berbisik kearahnya, ada anggukan kecil disana. Tangannya dikalungkan dileherku. Kemudian kucium pucuk kepalanya dengan lembut.

"I miss you kak Justin." ucapnya setelah sampai dikamarnya. Aku merebahkan badannya dikasur king size berwarna merah, kemudian merebahkan diriku juga disampingnya.

"I miss you too cantik."

Memeluknya, menatapnya, merasakannya. Tapi aku merindukan Zen yang begitu lembut. Aku rasa aku sudah melukai hatinya, maafkan aku Zen.

Bukan untuknya, bukan untuk siapa.
Tapi untukku, karena aku ingin kamu.
Itu saja.

-----

05:30

Aku terbangun melihat disekelilingku, semalam aku melewatkan malam yang panjang bersama Justin. Gerakannya yang begitu lembut, ah aku bisa merasakan kewanitaanku basah mengingat hal itu. Tapi naasnya aku harus menelan kekecewaan pagi ini, aku tidak menemukan Justin disebelahku. Aku rindu saat dia memberikan morning kiss ataupun pelukan, kurasa aku tidak akan menikmatinya lagi disepanjang pagiku.

Pagi ini seperti biasa, tapi hari ini adalah hari spesial. Hari ini aku ada meeting dengan Mrs.Gyra, seorang desainer asal New York itu jauh-jauh datang kemari hanya untuk mempertimbangkan hasil desainku yang akan dipamerkan dipameran Cinzo. Katanya, banyak yang mengincar gaun putihku yang kemarin lusa aku pamerkan di acara festival seni di Amerika. Oke hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Aku bergegas untuk mandi dan segera membuat sarapan. Ah ya aku lupa dirumah ini sekarnag ada penghuni baru, siapa lagi kalau bukan Selena. Tak apa, pagi ini aku harus baik dengannya. Karna Justin tidak suka kalau aku kasar dengan orang lain. Ughh aku rindu kau Justin.

"Nasi goreng dengan sosis kayaknya enak untuk sarapan pagi ini, ditemani green tea unchh Justin pasti suka." aku mengambil apron putih diatas meja kemudian memakainya. Memanaskannya kompor dan memotong bahan lainnya.

"Pagi Zen, hari ini menunya apa Zen?" ujarnya sembari duduk disebelah pantry.

"Nasi goreng sosis Darel, kau mau kubuatkan yang lain?" jawabku menengok kebelakang melihatnya, ah dia mewarisi kegantengan kakaknya.

Darel Martin Dominic, pemuda tampan yang masih duduk di bangku kuliah semester pertama di Harvard University, Mr.Dominic dan Mrs. Clark tidak tanggung-tanggung menyekolahkan putra keduanya itu di universitas terbaik di Amerika. Darel adalah adik Justin yang usianya tidak terpaut jauh, sekitar 5 tahun lebih muda dari Justin. Memiliki manik biru yang indah, bibir merah muda yang tipis, rambut pirangnya yang sedikit agak panjang dan berantakan, dan rahang tegasnya yang membuat kesan maskulinnya. Tapi dia memiliki kepribadian terbalik dari Justin, dia orang yang loyal, asik, dan mudah akrab dengan orang lain. Berbeda dengan Justin yang dingin, cuek, dan tegas.

"Tidak usah kakak ipar yang cantik haha terserah kau mau masak apa pagi ini yang terpenting bisa membuat perutku kenyang."

"Haha kau ini bisa saja." aku berjalan kearahnya sambil membawa nampan yang berisi nasi goreng dan green tea itu ke meja makan.

"Justin kemana?" tanyanya sambil mengambil nasi gorengnya kemudian ia taruh dipiring yang ada didepannya.

"Mungkin di kamar Selena,"

"Biar aku bangunkan ya Zen?" dia meminta persetujuan dariku.

"Tak perlu, duduklah disini dan makan nasi gorengmu Rel. biar aku yang membangunkannya." jawabku tersenyum sambil melepas apron putih itu dan meletakannya diatas meja pantry.

"Oke baiklah,"

------------

06:47

Aku meremas tanganku begitu kuat, rasanya mataku ingin melompat keluar, dadaku bergemuruh cepat, cairan bening ini sudah turun sangat deras. Erangan itu membuat hatiku teriris, membuat kepalaku hampir pecah mendengarnya. Begitu mudah Justin memperlakukannya dengan lembut, penyatuan cinta mereka beradu diatas fajar yang baru saja akan muncul.

Langit bisakah kau turunkan aku hujan dengan petir?
Karna aku ingin menangis tanpa terlihat, ingin menjerit tanpa terdengar.

Sekarang aku mengerti, level tertinggi dari mencintai adalah merelakanmu bahagia bersama orang lain. Dengannya, ya dengan perempuan yang sudah kau pikat hatinya dan sudah kau ambil janji sucinya dihadapan Tuhan. Bodohnya aku yang merasa begitu istimewa kemarin, dan tidak dibutuhkan hari ini.

---------------

Imiccu readers, makasi yang udah au manpir sempetin baca cerita abal-abal aku
Jangan lupa vote & komen yaaa
Stay tune and enjoy guys💙

Love Me HarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang