Fourth

480 5 0
                                    

-Flashback-

Aku berjalan menuju kamar Selena, aku menaiki tangga satu-persatu dengan seksama. Saat sudah didepan kamarnya, aku memegang kenop pintu.

"Ah tidak dikunci," ucapku pelan.

Dengan perlahan aku memutar kenop pintu itu, tunggu....

"Akhh lebih keras Justinhh enghhh.."

"Ahh babyyy mendesahlah untukku, akhh shh"

"Akuu ingin keluar Justhhh, lebih dalamm akhhh terushh mhh"

"Wait me sweetheart, kita bersama-sama akhhh"

"Ahhh Justinn"

"Selenaaa ahh"

Aku hampir jatuh kalau aku tidak segera menopang badanku dengan tangan yang masih memegang kenop pintu. Pelepasan itu begitu dahsyat sampai Justin langsung terkulai lemas diatas tubuh Selena.

Aku meremas tanganku begitu kuat, rasanya mataku ingin melompat keluar, dadaku bergemuruh cepat, cairan bening ini sudah turun sangat deras. Desahan itu membuat hatiku teriris, membuat kepalaku hampir pecah mendengarnya. Begitu mudah Justin memperlakukannya dengan lembut, penyatuan cinta mereka beradu diatas fajar yang baru saja akan muncul.

"Kau mengkhianatiku Justin, aku benci, aku benci, ak--aku tidak tau harus berbuat apa Just," aku mengatupkan bibirku, rasanya bibirku tak kuat untuk mengucapkan gumpalan kekesalan padamu Justin.

--------

Selena pov

Aku melihat siluet tubuh didepan pintu, kamarku yang kekurangan cahaya membuat mataku tidak bisa melihat jelas siapa yang ada didepan pintu. Tapi aku tersadar, bayangan itu menampilkan siluet tubuh seorang perempuan. Perempuan? Siapa lagi kalau bukan Zen, istri pertama Justin. Ah sedang apa dia disana? Apa dia mengintip?

Kulihat kak Justin tertidur disebelahku, wajahnya yang polos kelelahan setelah melakukan kegiatan percintaan kami yang panas. Tangannya ia rangkulkan di pinggangku dengan posesif sehingga aku sedikit kesulitan untuk begerak.

Aku mendengar isakan yang ditahan, aku tau itu tangisan kak Zen. Persetanlah dengan semua itu, kuharap dia melihat semua adegan kami dan akan langsung marah dengan kak Justin kemudian segera menceraikannya.

Bayangan siluet tubuh itu menghilang, mungkin kak Zen pergi karna sakit hati. Haha aku suka dengan semua ini, dengan gerakan lembut kubelai rambut pirang kak Justin.

"I miss you so bad kak, tidak akan kubiarkan kak Zen mengambilmu lagi dari pelukanku." aku mencium keningnya kemudian memeluknya dan merajut mimpi bersamanya.

--------

07:15

"Zen, ada apa?"

"Tidak ada, aku harus bergegas ke butik ada meeting penting. Kalau kakakmu sudah bangun suruh dia makan Darel. Aku pergi dulu,"

"Tunggu Zen--"

"Ada apa Darel?" aku membalikkan badan dan memijat pelan kepalaku yang sedikit pening.

"Biar aku antar, kau terlihat tidak baik Zen."

"Ah tidak perlu, aku hanya pusing sedikit saja, tak perlu repot-repot Darel."

"Matamu sembab!"

"It's nothing boy,"

"Okay Zen, take care and jaga diri baik-baik."

"Terimakasih Darel," ujarku tersenyum kemudian melangkahkah kakiku keluar rumah dan melajukan mobilku dari garasi.

Pikranku benar-benar kacau, aku sudah terlambat 15 menit. Aku tau Mrs. Gyra tidak suka dengan orang yang terlambat. Tapi aku sudah menelpon ke anak buahku untuk mengizinkan keterlambatanku sebentar.

Gedung berwarna hijau tosca itu terlihat diujung jalan, sudah ada beberapa mobil yang terjejer rapi dihalamannya. Itu dalah butik Zco, butik kesayanganku. Aku langsung memakirkan mobilku dihalaman belakang. Dengan sedikit tergesa-gesa aku berlari kecil kearah lantai 2 tempat aku dan Mrs. Gyra meeting soal pameran nanti.

"Permisi, selamat pagi Mrs. Gyra maaf kedatangan saya sedikit terlambat. Maaf anda sudah mengunggu lama." aku menundukkan tubuhku sopan.

"Tak apa, tolong jangan diulangi lagi. Waktu saya terbuang sia-sia hanya untuk menunggu anda."

"Terimakasih Mrs. Gyra sekali lagi saya minta maaf."

"Baiklah bisa kita mulai sekarang?" tanya Mrs. Gyra sembari menyuruh bodyguardnya untuk mengambil tas jinjing hitamnya, mengeluarkan beberapa sketsa baju yang sangat indah menurutku.

"Vani tolong ambilkan beberapa sketsa baju yang saya masukkan didokumen didalam lemari!"

"Baik Mrs. Zen,"

------------

09:23

Aku meregangkan sedikit ototku yang merasa sangat kaku, meeting dengan Mrs. Gyra berlangsung selama 3 jam. Kau tau? Dia sangat menyebalkan. Sedikit berbicara dan banyak mengkritik(?).

"Permisi Mrs. Zen ada yang ingin bertemu dengan anda."

"Siapa Van? Ah aku sangat lelah, bisakah kau saja yang menemuinya?"

"Maaf Mrs, tetapi dia ingin bertemu dengan anda."

"Ah baiklah, suruh dia masuk Vani!" aku menutup sambungan telfon dari Vani, siapa yang ingin bertemu denganku.

Terdengar suara ketukan diluar sana, yang aku tau pasti dia adalah Vani dan orang yang ah aku tidak tau dia siapa.

"Masuk,"

"Permisi Mrs. Zen, wanita ini ingin bertemu dengan anda."

Aku mengerutkan keningku bingung. Aku tidak mengenali wanita itu sama sekali. Wanita itu memakai setelan kemeja putih dan rok span merah yang sangat pas ditubuhnya. Siapa dia?

"Selamat pagi Mrs. Zen"

"Saya permisi dulu Mrs. Zen" ujar Vani sembari keluar dari ruangan ini.

"Iya selamat pagi,"

"Tidak mengenaliku? Atau lupa denganku?"

"Kau siapa?"

"Ah kau benar-benar lupa ternyata, setelah menikah dengan Justin kau jadi semakin tua haha"

"Hey jaga ucapanmu, aku benar-benar tidak mengenalimu. Jadi wajar saja aku tidak tau kamu!"

"Aku Nancy"

----------------
Heyy balik lagi nihh
Jangan lupa vote dan komen yaaa
Stay tune terus

Love Me HarderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang