Six *end

772 39 5
                                    

   Hingga saat kelulusan hampir didepan mata, mereka kakak kelas 12 harus mengikuti UN dulu. Kamu jarang sekali terlihat ada diluar kelas. Tapi, kamu terkadang masih terlihat di depan gerbang sekolah. Tempat biasa mereka nongkrong. Sekedar melepas penat akibat jam tambahan yang padat.

   Dengan langkah malu-malu sepulang sekolah. Aku berjalan melewati gerombolan itu bersama temanku. Memangnya mau lewat mana lagi? Malu? Jelas malu. Mukaku lelah setelah seharian belajar. Lusuh kumel dekil. Dan kamu? Kenapa selalu kamu yang terlihat bersinar diantara mereka? Kenapa?

  Kenapa juga aku bisa menyukaimu? Istimewanya kamu apa? Selain sikap bejatmu terhadapku yang mereka tidak ketahui? Kamu tersenyum. Aku senang. Kamu tertawa. Aku senang. Meskipun senyum dan tawamu bukan untukku. Tapi aku bahagia mengetahui bahwa kamu baik-baik saja.

  Meskipun aku tidak baik-baik saja. Sebentar lagi kita berpisah bukan? Kamu sedih? Enggak kan? Aku sedih. Kamu tahu? Enggak kan? Apa yang kamu tahu? Cuma ucapan aku mau melaporkanmu dulu?

   Dan aku yang terlalu bego. Mempercayai ucapanmu yang ingin mempertanggung jawabkan ini. Aku bego. Sumpah aku bego. Udah dipermainin kaya gini masih aja percaya. Masih aja suka. Masih aja cinta.

   Akhirnya kudengar, kamu sudah lulus. Aku tidak tau, apa yang terjadi sesudah ini. Hanya berpegangan pada janjinya 7 bulan lalu. Apakah itu salah? Atau apakah aku yang terlalu bodoh?

   Selesai mereka ujian nasional. Sekolah terasa sepi. Paling-paling hanya beberapa siswa yang datang untuk mengurus masuk PTN. Selebihnya murid kelas 10 dan 11 yang ada. Wajib masuk meskipun ruang gurunya pun sepi. Jam pulang menjadi tidak teratur. Paling-paling hanya mengejar pendapatan harian seorang siswa. Dan beberapa mengejar keterlambatan tugas.

   Tidak akan ada lagi kamu yang memakai baju pramuka dibawah kelasku. Memakai jaket hitam dengan earphone di telingamu. Kamu yang bila berjalan kekantin selalu tergesa-gesa. Mau ketemu siapa sih? Hehe. Kamu juga yang apabila tersenyum maka membuat diriku semakin tambah egois. Aku tidak ingin semua melihat senyummu. Aku ingin senyum itu kamu tunjukan padaku. Hanya milikku!!

   Selesai aku Ujian sekolah. Lalu, Aku menuju ke kelas 12. Begini ya rasanya. Tanpa kehadiran kamu.

   Mungkin quote 'aku iri dengan orang yang bisa melihatmu setiap hari' sangat berlaku untuk diriku saat ini.

   Kulihat di akun sosmedmu yang tidak pernah kamu buka itu. Atau sebenernya kamu buka tapi tidak ingin meng accept aku? Se sampah itukah aku?

   Pernah, suatu saat kamu mengajak aku main. Lalu kamu dengan sengaja meminjam hpku. Kulihat mukamu memerah menahan amarah. "Ini siapa?"
"Temen kakak" jawabku cuek sambil menyeruput minuman yang kamu belikan.

   "Oh."

   Hanya begitu singkat jawabanmu. Tapi apa? Setelah aku pulang. Aku tidak melihat nama temanmu lagi. Sepertinya kamu menblocknya. Atau kamu menyuruh dia memblockku? Entahlah. Tapi kurasa. Kamu tengah melindungi aku.

   Atau mungkin ini hanya perasaan bersalahmu atas apa yang terjadi dahulu? Rasa bersalahmu lalu kamu tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama dengan dirimu? Maksudnya tidak perlu bertanggung jawab,seperti dirimu terhadapku.

Meskipun tanpa rasa cinta dan rasa sayang. Aku tau, yang kamu lakukan itu tulus.

   Akhirnya aku mampu juga setahun tanpa kamu. Aku sempat mencoba menghapus semua akun sosmedmu. Memblocknya. Namun apa? Gagal. Aku tetap terbayang wajahmu. Aku hebatkan? Masih setia denganmu, meskipun kamu sudah melupakanku.

   Selesai UN, teman seangkatanku mulai membicarakan acara coratcoret seragam. Oh ya, saat angkatan kamu dulu. Aku jadi ingat, kamu tidak berfoto berdua-bertiga-berempat dengan perempuan. Kamu hanya berfoto dengan laki-laki. Kecuali yang bareng-bareng semuanya. Maksudku satu angkatanmu.

   Maksudnya apa? Aku hitung itu kamu memang sengaja ya. Biar aku seneng. Iya kan? Tolong bilang. Terus ajak aku pulang bareng lagi naik motor ninjamu. Tolong.. Ajak aku.. Aku kangen..

   Aku harap kamu masih mengingatku meskipun cuma sedikit. Aku disini sangat amat rindu padamu. Entah harus ku tuliskan berapa halaman pun tak akan cukup. Karena, perasaan ku bersifat mengalir dan berjalan terus menerus!

   *end

Gilangku Sayangku[6/6]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang