11

4.4K 182 8
                                    

Selamat membaca!

"Bagaimana Sa?"

"Em.. Itu-"



..•.. 



"Asa sama Alash dipanggil ke bawah tuh." sela mbok tiba-tiba dan masuk ke dalam kamar.

Thanks banget mbok! Engkau penyelamatkuuu~. Batin Asa senang menatap mbok yang sudah di dalam kamar.

"Oke kalo gitu mbok, oya itu Arily dibawa juga gak mbok?" ucap Asa.

"Oh Arily biar mbok yang bawa, Asa mau ngebawa Arily duluan gak papa."

"Ee.. Gak usah deh mbok, biar mbok aja hehe.."

"Biasanya mau ngebawa Sa."

"Hehe.. Lagi gak mau mbok."-kalo Asa bawa Arily mbok, pertanyaan Alash tadi bakal ngelanjut. Mending ga usah deh.

"Ya sudah kalo begitu."

Asa mengangguk kepala untuk mengakhiri percakapannya dengan mbok, segera ia menarik lengan Alash di sampingnya.

Turun dari tangga, Asa dan Alash langsung pergi ke ruang tamu aunty-nya. Sesampainya di sana ia melihat mama dan mama sedang mengobrol dengan aunty.

"Kenapa manggil Asa mi?" tanya Asa setelah duduk di salah satu sofa ruang tamu.

"Mami cuma mau bilang kalo yang ngurus nikahan sama yang lainnya diurusin sama Nasya."

"Ooh.. Yaudah, Asa sih ga papa."

"Baguslah kalo gitu." saat mami mau mangambil minum di depannya, ia melihat seorang wanita sedang menggendong sesuatu sambil menuruni tangga.

"Itu Arily?" tanya mami pada Nasya.

"Ah iya, sini Arilynya mbok."

Melihat bayi lucu yang tadi sudah ditemuinya sudah terbangun membuat Asa ingin mengecup pipi gembil milik Arily.

"Waa, Rily udah bangun~" ucap Asa senang.

Alash yang berada di samping Asa mengikuti arah mata Asa, ia melihat Arily yang sudah terbangun membuat pertanyaan yang sempat dihentikan muncul di benaknya.

"Aunty Nasya, Arily boleh Alash bawa ke rumah gak?" tanya Alash tiba-tiba, sontak semua perhatian menuju ke Alash.

"Gak bisa Lash, kalo Arily dibawa nanti aunty jadi sedih karna gak bisa ketemu lagi." jawab Nasya dengan lembut, semisal Alash tidak memiliki keterbelakangan mental pasti ia sudah menertawakan pertanyaannya.

"Kata Asa, aunty membuat Arily bersama uncle. Bagaimana cara membuatnya aunty? Soalnya tadi Asa belum menjawab itu." tanya Alash polos, di kepalanya penuh dengan pertanyaan, tipikal anak kecil yang banyak bertanya.

Pertanyaan Alash itu membuat perhatian yang awalnya ke Alash secara spontan mengarah ke Asa.

"Ke-kenapa kalian natap aku kayak gitu sih?" Asa menggaruk belakang kepalanya yang tentu tidak gatal.

Merried with an Idiot! (OnHold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang