Act. 7

3.5K 387 5
                                    

VII.

Blank

Hinata berdiri di pinggir jalan tak seberapa jauh dari gerbang sekolah tempat ia mengajar. Beberapa siswa menyapanya dengan ramah. Pagi itu sudah dua bulan terlewati sejak Upacara Penyambutan siswa baru di musim semi.

Dunia telah banyak berubah, namun Hinata masih sendiri. Ia mengingat lagi paginya. Rutinitas baru yang setiap hari ia jalani semenjak kepergian Sasuke. Bangun dari ranjang barunya, mengisi waktu sarapannya di meja makan lantai bawah sendirian. Mencoba untuk menikmati kelezatan hidangan paginya yang selalu sederhana—roti panggang Prancis, susu cokelat hangat, dan pisang yang ia potong dan sajikan bersama irisan stroberi.

Tobirama tampak berdiri di dekat gerbang utama sekolah ketika Hinata berjalan mendaki menuju halaman sekolah. Pandangan keduanya bertemu. Tobirama tersenyum tipis, tapi kemudian mengalihkan lagi pandangannya pada siswi-siswi yang menyapanya dengan wajah sumringah. Saat melewati gerbang, Hinata mengangguk pada Tobirama, yang kemudian menahannya sejenak dengan pertanyaan "Apa kabar?"

Hinata tidak menjawab panjang. Ia tak terlalu suka menyampaikan kebohongan. Tapi kata "Baik," memang bukan sebuah kata yang paling tepat saat ini. Meski sebelumnya Hinata pernah mengalami keterpurukan yang mendalam saat Tobirama tak datang di hari besar mereka. Namun bukan berarti Hinata bisa disebut sebagai orang yang sudah berpengalaman soal 'ditinggalkan'. Dia tak pernah merencanakan kekecewaan pertamanya dengan Tobirama. Sepenuhnya berbeda dengan apa yang terjadi sekarang dengan Sasuke.

Hinata mensyukuri kesibukan yang datang padanya. Ia menikmati tugas-tugasnya sebagai Wali Kelas tahun ini. Kesibukan jauh lebih baik daripada waktu senggang baginya. Lagipula rasa penasaran Hinata tentang keberadaan Sasuke tak pernah terpuaskan setiap kali ia bertanya pada Itachi. Ingatan semua orang tentang Sasuke lenyap tak berbekas. Begitu juga dengan jejak keberadaannya. Seolah-olah Sasuke tak pernah ada.

Hinata baru menceritakan kisahnya pada Itachi; satu-satunya orang yang Hinata yakini bisa memahami keadaannya. Kakak iparnya itu selalu menjawab dengan jawaban yang sama setiap kali. "Nanti kau akan bertemu dengannya bila waktunya sudah tepat."

Hinata merasa ia sedang diramal. Anehnya ia merasa ia juga mengetahui itu seperti sebuah fakta, atau kejujuran yang bertengger di suatu tempat di dalam benaknya. Sepanjang hari, Hinata menghabiskan waktu di mejanya di Ruang Guru. Membuatnya mendapatkan julukan guru muda yang rajin. Terdengar seperti sebuah nama julukan yang bagus tapi tentu saja, Hinata tahu itu adalah sebuah sindiran. Meski begitu, Hinata tetap tak tertarik untuk mengambil kesempatan makan malam bersama rekan-rekan kerjanya saat sekolah sudah bubar, atau ajakan karaoke, mampir ke kedai sake, bahkan sekadar berjalan-jalan di taman yang baru dibuka. Ia tertutup dan mungkin saja itu berakibat buruk bagi kehidupan sosialnya. Kecuali satu kali saat senja merayap pelan dan warna jingga membanjiri langit.

Hinata merasa terbujuk ajakan rekan gurunya yang masih single, yang bergumam panjang lebar soal mantan pacarnya yang menikah dengan selingkuhannya karena sudah hamil duluan. Entah bagaimana Hinata merasa ia punya kewajiban untuk mendukungnya bangkit dari keterpurukan. Jadi, ia menyanggupi ajakan rekannya itu tanpa perlu pusing-pusing menciptakan kebohongan sebagai alasannya kabur dari acara-acara seperti ini.

Setengah jam kemudian, Hinata menyesali keputusannya. Sebenarnya bukan masalah jika ia harus berkumpul dengan rekan kerjanya yang kebanyakan sudah menikah. Juga tak mengapa bila mereka berkeluh kesah setelah mabuk. Hanya saja Tobirama duduk di hadapannya, yang setiap ada kesempatan akan memandangnya dengan tatapan penuh penyesalan di balik topeng ekspresinya yang dingin. Hinata tak ingin menyalahkan keadaan, namun tetap saja tak ada yang lebih tepat untuk disalahkan selain keadaan. Tobirama mana tahu soal Sasuke, soal pemuda Uchiha incognito yang menikahi Hinata. Dan mungkin karena itu juga perasaan bersalah Tobirama meruncing, tidak seperti sebelumnya saat Sasuke ada.

INCOGNITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang