Act. 1

16.9K 761 23
                                    

TIDAK DIPERKENANKAN MENERBITKAN ULANG FANFIC INI DI SITUS LAIN TANPA IZIN DARI PENULIS

.:R E S P E C T:.

ENJOY YOUR READ BUT DON’T STEAL ANY CONTENT FROM THIS FANFIC

.

.

.

.

Disclaimer: Kishimoto Masashi

.

.

Bacalah fic ini di waktu senggang Anda. Jangan sia-siakan waktu utama Anda untuk baca fic ini.

Khusus untuk yang muslim, jangan lupa sholat, ya…

Sincerely,

bee

.

.

.

.

I.

False Alarm

Hinata merasa, Sasuke bisa saja jadi siswa populer seperti nasib semua cowok-cowok keren di shoujo manga. Bisa. Tentu saja bisa. Tapi kenyataannya, tidak. Banyak anak gadis yang mengabaikannya. Pada dasarnya, Sasuke itu keren. Secara fisik, dia sedap dipandang. Rambut hitam, kulit putih, tubuh tinggi, dan atletis. Tidak terlalu berotot yang bagi Hinata akan tampak mengerikan. Hinata tidak suka cowok berotot.

Jujur, Hinata penasaran. Perempuan Hyuuga itu tahu, semua orang pasti punya rahasia, atau setidaknya pernah merahasiakan sesuatu. Mungkin Sasuke juga. Iya, tentu saja Sasuke juga. Dia bukan pengecualian.

Hal pertama yang membuat Hinata penasaran adalah ini: adegan yang hampir setiap hari terjadi di kantin sekolah, atau halaman samping dekat koridor penghubung luar. Selalu saja ada seorang cowok yang terjerembab di tanah, terluka, dan memohon pada Sasuke.

Sasuke si mantan ketua Klub Judo yang tak terkalahkan itu sering marah tanpa alasan. Mungkin bukan marah. Sepertinya ‘marah’ bukan kata yang tepat. Mungkin dia hanya merasa terganggu. Atau dia perlu pelampiasan emosinya yang terbendung. Pertanyaannya adalah: mengapa? Dan, ada berapa banyak emosi terbendung yang dia punya hingga harus menjadikan cowok-cowok sekolah sebagai sasaran bully-nya?

Dan sejak kapan?

Sejak dulu?

Ah, tapi Hinata tidak pernah tahu. Dia baru saja pindah ke sekolah ini. Menjadi guru magang untuk mengajar para murid senior saja sudah cukup mengerikan, apalagi harus mencari tahu soal alasan kenapa Sasuke suka sekali mem-bully.

Jadi, cukup. Hinata tak bisa memanjakan rasa penasarannya. Akan lebih baik bila dia berbaur saja bersama yang lainnya, menjadi penonton, terpukau, tapi di saat yang sama merasa ngeri.

Dan entah kenapa Hinata merasa, Sasuke yang sedap dipandang juga terlihat menarik saat napasnya terengah-engah seperti sekarang. Rambutnya yang berantakan membuatnya tampak luar biasa. Apa Hinata punya fetish pada hal-hal seperti ini?

Tidak, tentu saja tidak. Hanya saja, Sasuke di rumah lebih terkendali, jauh lebih sopan, lebih bisa diatur, dan… seorang penggemar. Bagian terakhir bukan lagi rahasia bagi Hinata. Sasuke sering mengatakannya, tanpa ragu. Sedikit mengganggu bagi Hinata. Tapi mau bagaimana lagi? Seorang istri harus menerima semua kekurangan suaminya. Sayangnya, itu sudah ada dalam paket yang sama dengan sosok Sasuke yang ini, yang meninju lawannya dengan kuat dan terlihat semakin keren.

INCOGNITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang