Chapter 4

4.5K 395 15
                                    

Author's Note : Hallo...! Chapter kemarin emang sengaja dipercepat, tepatnya sih karena setengah hati menulis cerita NaruHina itu... #plak. Tapi chapter 4 datang... Check this out and enjoy...!
Terimakasih banyak kepada yang sudah Vote dan Comment cerita ini... love you...

warning : Lime, Yaoi, Typos, dll.


Chapter 4

Mudah sekali bagiku untuk menggali informasi mengenai seseorang, apalagi orang yang ada di sekolah ini. Termasuk wanita itu, wanita yang memaksaku untuk menjadi kekasihnya.

Dia tidak berkata bahwa dia mencintaiku ataupun malu-malu memandang diriku. Yang ia lakukan hanyalah menyeringai puas mengetahui kelemahanku. Wanita itu benar-benar sinting. Tidak pernah aku merasa sekesal ini.

Aku mengetahui keluarganya, dia mempunyai saudara kembar laki-laki yang bernama Naruto. Kedua orang tuanya sibuk bekerja, jarang ada di rumah.

Aku tidak dapat membendung amarahku karena aku tak bisa menemukan kelemahannya, dan hari itu, aku sengaja mengagetkannya dengan mobilku. Dia marah-marah, aku merasa aneh karena biasanya di hadapan orang-orang dia selalu bersikap baik padaku.

Aku meminta maaf, dia mengucapkan kata 'sayang' kepadaku.

Ah, ini bukan Naruko yang biasanya. Kutarik lengannya, aku menyadari bahwa orang di hadapanku lebih tinggi dari Naruko.

Aku mulai tertarik.

Awalnya hanya rasa penasaran saja. Tapi saat aku melihat dia kesakitan, aku tak dapat mengabaikannya. Aku sendiri tidak mengerti dengan apa yang aku lakukan. Aku bukanlah orang baik yang akan menolong orang begitu saja. Apalagi dia bukan orang yang aku kenal. Tapi rasa menggelitik muncul dari tubuhku. Entah apa itu.

Kemudian aku melihatnya berciuman dengan Hinata, idiot sekali bukan? Dia berciuman di UKS tanpa menutup pintu. Aku jadi ingin menjahilinya. Tapi ada perasaan lain yang muncul dari dalam diriku, aku tidak ingin dia berciuman lagi dengan Hinata.

Wajahnya lucu sekali ketika dia ketahuan olehku. Aku dapat melihat keringat yang keluar dari dahinya. Kakaknya pastilah tidak menjelaskan apapun padanya. Dia pasti berpikir bahwa aku mencintai Naruko. Aku ingin tertawa.

Tapi aku dapat menahannya, lalu aku sedikit menggodanya. Dia benar-benar menciumku walau dengan ragu.

Aku senang sekali. Aku balas menciumnya, aku dapat merasakan bibirnya yang lembut, kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya, ciuman kami semakin dalam. Aku sangat menikmatinya.

Saat kulihat, wajahnya merah sekali, membuatku gemas ingin mendorongnya ke kasur. Sesuatu yang liar dalam diriku memaksa untuk keluar, untungnya bisa kutahan.

Aku menyuruhnya untuk tidur di kamarku, dengan berbagai alasan yang aku buat. Dia menurut. Kucium dia lagi sewaktu kami menonton televisi, lagi-lagi aku tak dapat menahan diri.

Tidak biasanya aku seperti ini. Aku tak pernah menyukai siapapun, aku hanya tahu bahwa aku tak menyukai wanita. Aku tak bisa pergi ke bar yang biasa karena wanita-wanita mabuk disana sering memaksaku untuk berdansa dengan mereka dan bahkan tidur dengan mereka yang tentu saja membuatku risih. Akhirnya aku pergi ke bar untuk orang gay, aku bisa cukup nyaman disana untuk menghilangkan stress-ku. Kemudian aku membuat teman disana yang sudah memiliki pasangan agar dia tidak mengincarku.

Ai Wa KurutteiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang