chapter 18

17.5K 798 23
                                        

Ica duduk dengan wajah merengut membuat april merasa heran dengan sahabatnya yang satu ini.

"Ribut lagi sama rio?"tanya april melirik kearah ica

Ica tak menjawab pertanyaan april dan lebih memilih memasang earphone kemudian menyetel lagu yang sesuai dengan perasaan hatinya sekarang.

Ipa2 free karena bu anggi tidak masuk kelas hari ini. Dino sebagai ketua kelas pun memberikan arahan kepada teman-temanya agar tetap tenang,tapi fakhri yang terkenal sebagai biang kerusuhan di kelas membuat keributan seperti biasa

Fakhri mengambil tempat pensil milik lina,siswi kutu buku yang sering menjadi bahan bullyan fakhri di kelas.

"Fakhri sini kembaliin!"suara lina dengan sangat lirih sambil meloncat-loncat berusaha mengambil kontak pensil yang di pegang oleh fakhri

"Cium dulu sini"fakhri dengan tampang konyolnya menggoda lina.

"Dasar buaya darat"april ikut membela lina yang tidak berani melawan fakhri

"Gini juga pernah jadi mantan lo"fakhri mencolek dagu april

"Babi,amit-amit gue"april dengan ekspresi seperti mau muntah

"Lina lo mau kotak pensil ini kan?"fakhri memberikan tawaran kepada lina

"Iy,,a"lina gugup hanya mengangguk patuh

"Bayarin semua utang kas gue di mak lampir"fakhri melirik ke arah sisil yang sedang sibuk menghitung uang

"Emang berapa utang lo di sisil?"tanya lina yang masih menunduk

"Sekitar 60 ribu"fakhri menerawang

"Ok,,eee"lina dengan suara lembutnya menerima tawaran si pembuat onar. Fakhri tersenyum simpul kemudian melempar kotak pensil ke arah lina.

Sisil heboh berkoar minta tagihan bagi para penunggak kas. Dengan suara cemprengnya sisil berjalan keliling kelas dengan tangan kanan yang sudah membawa sapu dan tangan kiri yang membawa catatan para nama penunggak kas

"Habislah guee"yoga berkeringat ketika melihat sisil yang mulai berjalan ke arahnya.

"Gimana kao kita pura-pura kesurupan aja"udin memberi usul kepada teman-temanya.

"Mak lampir gak bakal percaya,yang ada kita bakal di buang ke sungai amazon"radit terkekeh,sedangkan udin bergidik ngeri mendengar ucapan radit.

"BAYAR LO!!!"bentak sisil

"Sil,kamu tau gak bedanya kamu sama pedagang bakso" radit berusaha mengalihkan pembicaraan

"Basi banget sih. Udah sini bayar utang kas lo yang udah numpuk"sisil mengangkat sapunya di atas udara.

"Nihh,,"radit menyodorkan selembar uang kertas ke arah sisil.

"Alamahh Gagal ngedate gueee"radit menepuk jidatnya. Sontak membuat seisi kelas ketawa menghina

"Sok laku lo,belaga mau ngedate"fakhri menoyor kepala radit dengan tawanya yang belum berhenti.

"Lo juga bayar kas gorila"sisil menunjuk fakhri dengan sapu yang ia pegang.

"Selow tante,pacar gue yang bakal bayar semua utang gue"fakhri dengan sangat enteng.

Sisil mengerutkan keningnya berusaha mencerna kalimat si biang kerok kelas yang satu ini.

"Emng ada yang mau sama lo?"sisil dengan terheran

"Sil,gue yang akan bayar semua utang fakhri"lina menghampiri sisil dengan kepala yang masih menunduk ke bawah.

"Apa?"sisil melongo setelah melihat siapa yang berada di hadapanya

"Iya,gue seriusan"lina dengan ekspresi yang sama

"Kenapa sih lo nunduk terus,nyari uang koin?"tanya fakhri dengan tawanya

"Berapa hutang fakhri sil?"lina dengan sangat gugup

April membuka buku tagihan untuk melihat nama fakhri. "80 ribu"ketus sisil

Lina mengeluarkan uang dari dompetnya kemudian berjalan keluar kelas dengan langkah cepat.

"Lo apain anak orang?"sisil dengan ketus bertanya kepada fakhri yang asyik mengunyah permen karet

"Apaanya si?"

"Lo harus tanggung jawab fakhri"teriak sisil yang sudah tidak tahan lagi dengan bocah tengil di sampingnya.

"Tanggung jawab gimana?orang gue aja gak hamilin dia"fakhri dengan datar

"Ngomong sama gorila emang susah"sisil menghentakan kakinya meninggalkan fakhri yang tengah asyik mengunyah permen karet.

"Dasar singa rabies"kata fakhri melihat punggung sisil yang berjalan menjauh

"Astaga sebel gue sama gorila"sisil menutup wajahnya dengan telapak tanganya

"Benci bisa jadi cinta sil"tika menggoda sisil

"Apaansih lo kampret"sisil mencubit lengan tika

"Nanti nalem jadi pemotretan?"tanya tika.sisil hanya mengangkat kedua bahunya dengan acuh.

***

Bel pulang sudah berbunyi nyaring semua siswa-siswi berhamburan keluar kelasnya masing-masing.

"Guys gue duluan ya"ica berpamit kepada teman-temanya

"Oke,hati-hati ca"april dengan senyum manisnya

Ica melihat rio yang sedang berdiri di ambang pintu kelasnya" ian ayok pulang"ica manggandeng lengan rio

"Yukk"

***

"Sayang kamu laper gak?"rio bertanya dengan suara lembut

"Iya,lumayan sih"ica mengingat kejadian istirahat yang membuat ia mengurungkan niatnya untuk makan.

"Yaudah kita mampir ke restoran biasa aja"rio memberi usul

"Jangan ian,mending kita sarapan di rumah aku aja. Kebetulan aku ada resep baru"ica dengan senyum bangganya

"Okes dehh"rio fokus menyetir mobilnya.

***
Jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Sisil tengah duduk di ruang make-up. Kegugupan sisil tak dapat di tahan karena ini pertama kai ia akan melakukan pemotretan.

Di ruangan itu hanya ada dirinya seorang diri,sisil berdiri karena sedikit bosan dia ingin mengelilingi setiap ruangan.

"Pokoknya kita putus"suara berisik dari kamar sebelah

"Jangan,gue gak mau kita putus"

Sisil mematung di tempat. Beberapa kali ia mengecek kembali indra pendengaranya.

Sisil sangat yakin dua orang yang terlibat pertengkaran ini adalah dua orang laki-laki. Karena rasa penasaran yang mengusai dirinya ia memutuskan untuk lebih mendekat ke arah pintu kamar tersebut.

Semakin mendekat percakapan mereka pun semakin terdengar jelas. Sisil mengintip dari cela pintu dan betapa terkejutnya sisil mendapati siapa yang sedang bertengkar di dalam ruangan 'daffa'

Da,,ffa suka sama sesama jenis"batin sisil

Dengan langkah cepat sisil berjalan keluar gedung. Ia melupakan pemotretan yang akan berlangsung 5 menit lagi.

Penasaran sama daffa?apakah daffa benar suka sama sesama jenis?wkwkwk next chapter sebagai jawabanya

Vote and coment guyss

Liburanya gimana kalian?jalan-jalan kemana?sama siapa aja?

Silahkan coment:*

CASANOVA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang