That Love, a Past

1.4K 190 4
                                    

Sesampainya Dahyun di kediamannya yang cukup ramai, gadis muda itu segera masuk ke kamar. Ia menghiraukan beberapa lelaki aneh-anak buah ayahnya-yang kesana kemari membawa barang-barang besar untuk dekor ruangan. Bahkan juga Claude yang sepertinya telah menyiapkan hadiah khusus untuk nona muda kesayangannya

“Ah, aku benar-benar lelah” katanya sembari merebahkan tubuhnya

Dia membentangkan tangannya dan menggerak-gerakkannya sekalian saja merenggangkan otot-ototnya yang serasa kaku, hingga tangannya mengenai sebuah benda yang akhirnya jatuh dari kasur. Dahyun bangkit dan mengambil benda yang ternyata buku harian lamanya itu.

“Benar-benar buku harian lama” ucapnya melihat buku lusuh
Dia tertawa melihat halaman pertama buku harian kecilnya, tulisannya benar-benar tak bisa dibaca kalau tidak dilihat dengan cermat.

20 April 2006
Hari ini begitu menyenangkan, aku pergi bersama ayah dan orang-orang yang lain. Dan di saat itu aku melihatnya, lelaki bermata elang itu.

“Rupanya itu benar-benar terjadi, dan bukan mimpiku saja” gumamnya membaca tulisan pertama buku hariannya

Lelaki itu sangat lucu. Dan ia memiliki luka di jidatnya,ia terbentur batu karena menolongku

“Luka di jidat?” gumam Dahyun sambil memikirkan sesuatu

Zawsze in Love

Dahyun menutup buku harian lusuh itu dan bergeming. Lelaki yang ia temui sepuluh tahun lalu itu, tak salah lagi, lelaki itu memiliki sebuah luka di jidatnya. Tapi siapa?

Gadis itu membuka-buka lagi buku hariannya untuk mengorek lagi informasi mengenai lelaki misterius itu, namun ia tak mendapati apa-apa. Halaman-halaman selanjutnya adalah halaman kosong seluruhnya. Dia merasa ada yang janggal disini, tak ada sesuatu yang menuliskan mengenai janji pernikahan atau kalung kuncinya

Apakah itu hanya mimpi dan khayalannya saja?

Seharusnya itu ada disini jika benar-benar terjadi, seorang gadis kecil sepertinya pasti akan menuliskan hal-hal luar biasa yang mengesankan. Ia yakin itu. tapi.. semua itu tidak ada disini

Dahyun menutup buku hariannya pasrah. Dia merebahkan kembali tubuhnya dan menghela nafas penuh beban.

__________

Malam hari tiba, Dahyun sudah siap dengan gaun merahnya. Agaknya dia risih karena pundaknya yang sedikit terekspos, jika bukan pemberian ayahnya pastinya Dahyun tak mau memakainya.

“Nona, sepertinya tuan muda dari Sheisiro sudah datang” seorang lelaki bertubuh besar datang menghampiri Dahyun yang berdiri di depan kamar

“Iya, terimakasih Woo Seok-ssi”

Dahyun berjalan menuju ruang utama rumahnya, disana ia melihat Eunwoo telah berdiri bersama dengan Edgar dan ayah Eunwoo. Lelaki muda itu memakai setelan jas, terlihat gagah dan tampan, uh, bisakah sehari saja Eunwoo tak membuat rona merah menghinggapi pipi bulat Dahyun?

“Eunwoo” panggil Dahyun saat sudah dekat dengan tiga lelaki itu,

Eunwoo menoleh dan menatap Dahyun lama, dilihat seperti itu mau tidak mau pasti Dahyun risih. Ingin sekali dia memukul lelaki itu, tapi ia harus menahannya mati-matian

“A-apakah aneh?”

Eunwoo menggeleng, “Tidak. Itu sangat cocok dan tampak indah denganmu”
Dahyun berdeham menghilangkan rasa canggung dan gugupnya,

Tuh kan? Eunwoo jadi sering membuatnya gugup seperti ini..
Suara gemuruh dan angin ribut yang berasal dari luar rumah membuat rasa gugup Dahyun hilang, semuanya berganti dengan ekspresi penuh tanda tanya. Edgar menepuk pundak Dahyun,

False Love ✓ Eunwoo DahyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang