Satu

8.3K 123 11
                                    

Koci's POV

Gue berjalan menyusuri lorong sekolah dengan santai, rencananya gue hendak menemui Atha di depan ruang kepala sekolah. Lorong penuh dengan murid-murid yang sedang memanfaatkan waktu istirahat untuk berbagai kegiatan seperti jajan atau ngobrol.

Sepertinya baru saja jalanan lenggang dan mendadak beberapa orang cewek menghalangi jalanan didepan gue dan menatap gue dengan mata menyipit.

"Humm sorry, I'm in hurry. Excuse me"

Gue mencoba jalan samping namun salah seorang cewek dari mereka segera menghalangi gue. Oh my...apaan sih ini. It's my first day and I'm sure I'm still know nothing. Who are they?

"Lo siapa?" tanya salah satu dari mereka

Gue mengernyit dan kembali bertanya, "Loh, kalian yang siapa?"

"Wah gila ini anak, nyolot lo ya. Lo siapa tadi datang sama Agatha?"

Gue mengerjapkan mata, "Agatha? Oh Atha, what's wrong?"

"Apa lo panggil dia? Atha?!! Sok akrab banget lo!" hardik cewek berambut merah

Gue menatapnya aneh, "Loh emang namanya gitu kan?"

"Go away!"

Tiba-tiba saja Atha sudah berada didepan gue dan menghalangi cewek-cewek tadi dan segera menarik tangan gue untuk ikut bersamanya meninggalkan cewek-cewek aneh tadi.

Atha membawa gue menuju ruang kepala sekolah dan menemui sang empunya. Hari ini adalah hari pertama gue sekolah disini. Ya, gue baru pindah dan menjadi murid di sekolah yang sama dengan Atha sesuai kemauan orangtua kami.

"Permisi, pak"

"Oh Agatha. Mari-mari, silahkan masuk. Dan ini dia...?"

Gue tersenyum, "Saya Kosyara Asyifa"

"Oke baik Kos-siapa tadi?"

"Panggil dia Koci, pak"

"Ohya, baik Koci. Saya telah mengetahui keadaan hubungan kalian" gue sontak kaget mendengarnya. "Dan saya janji akan memegangnya menjadi rahasia antara kita jika kalian menaati peraturan tambahan dari saya. Bagaimana?"

"Silahkan, pak" jawab Atha

"Saya tidak ingin ada murid lain yang tahu dan kalian tidak boleh memiliki anak selama masih menjadi murid sekolah ini, yang artinya Koci tidak boleh hamil. Dan Agatha harus lulus dengan nilai baik. Bagaimana, bisakah?"

Atha tersenyum dan mengangguk, "Pasti, pak"

"Koci?"

Gue hanya mampu mengangguk. "Kami permisi, pak"

"Ya-ya, silahkan"

Atha pun berdiri dan menarik gue keluar dari ruangan. Gue masih tidak percaya. Bagaimana kepsek mengetahui keadaan kami, tapi masih mengizinkan kami tetap bersekolah disini? Bukankah itu larangan? Jelas gue pindah sekolah karena kepsek gue di sekolah lama tahu perihal ini dan merujuk gue untuk mengundurkan diri. Loh ini malah sebaliknya. Aneh bukan?

Ohya, kami ini adalah pasangan suami-istri muda. Atha adalah suami gue dan gue adalah istrinya. Memang terlalu cepat kelihatannya. Namun ini permintaan dan perjodohan orangtua kami yang kami setujui.

"Sana balik ke kelas" suruh Atha

"Eh, tunggu, Tha!" gue menahannya

"Ada apa?"

Gue mengernyit, "Gue bingung"

"Soal?"

"Kok kepsek tahu, tapi masih kasih izin?"

The Matchmaking ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang