Koci's POV
Pagi ini gue duduk manis dikursi dan siap menerima soal ujian. Hari ini ada daily test and I'm sleepless for studied. Kini kepala gue seperti tertusuk tepat di ubun-ubunnya, sakit sekali. Keringat dingin mengalir dan tulisan-tulisan ini membuat mata gue sakit. Di pelajaran berikutnya, gue gak terlalu memperhatikan karena sakit di kepala gue tak kunjung membaik. Waktu istirahat pun gue gunakan untuk tiduran. Kepala gue terlalu sakit untuk dapat sampai di kantin. Namun dengan perhatian, Rachel datang membawa dua bungkus roti.
"Koc, bangun!" gue mengangkat kepala menatapnya. "Nih ada roti. Makan diam-diam biar lo baikan"
Gue tersenyum dan mengambil rotinya. Gue robek rotinya di kolong meja dan menelan potongan pertama. Pada potongan kedua yang hampir masuk ke mulut, ada petugas kebersihan yang masuk ke kelas dan menegur gue lalu mengambil roti itu. Malangnya nasib gue. Rachel menatap gue simpati dan gue kembali menunduk. Ponsel di tas gue bergetar, ada pesan masuk.
Agatha ▶ Koc, balik ke rumah nyokap dulu aja, nanti gua jemput. Gua ada PM tapi jangan kemana-nana
Ke rumah mama? Gue ada tugas kali. Gue menghela nafas pendek dan menggeleng lalu membalas pesan untuk Atha.
Agatha (re:) ▶ Gue lgsg plg aja ke rmh, ada tugas. Gampanglah baliknya
Agatha ▶ Yaudah, sip. Take care
Take care? W-O-W!! perhatian banget sih suami gue ini, ya ampun. Gue tersenyum dan kembali meletakkan ponsel ke dalam tas dan kembali merebahkan kepala diatas meja. Take care? I'm headache!
Bel pulang sekolah berbunyi dan seisi kelas langsung menghambur keluar bergabung dengan kepadatan koridor yang berisik dan sesak. Gue masih setia merebahkan kepala diatas meja namun dengan tas yang sudah siap menempel dipunggung. Gue sedang memikirkan akan naik apa untuk pulang kerumah saat ada yang menepuk pundak gue.
Gue mendongak dan melihat Rachel, "Dijemput, Ci?"
Gue menggeleng, "Enggak. Kenapa, Chel?'
"Mau bareng, gak? Sekalian ngerjain tugas bareng. Dirumah lo, boleh?"
Gue menatapnya kaget dan mengerjapkan mata berkali-kali, mencerna. "Ehem, dirumah gue? Hm..dirumah lo saja deh"
"Yah, rumah gue ramai. Banyak keponakan. Ayolah"
Gue berpikir sejenak. Duh gimana ceritanya ini. Gue kan mau pulang ke rumah gue--dan Atha--dan udah bilang juga sama Atha, tapi Rachel mau kerumah dan kalau gue ajak terus nanti Atha pulang dan mereka ketemu, gimana? Rachel bisa tahu dan semua kebongkar! Tapi kalau gue ajak ke rumah mama dan nanti Atha pulang gue gak ada dirumah? Durhaka banget gue jadi istri. Dari kaca kelas, gue lihat Atha lewat dan dia menoleh ke dalam kelas--kearah gue!
"Koci!" tegur Rachel
Gue menoleh kaget, "Eh, iya"
"Yaudah, yuk!"
Dia menarik gue berdiri dan keluar kelas. Loh-loh-loh, mau kemana? Eh tadi itu gue bilang iya? Astaga, kok misunderstand gini sih, tapi kalau bilang enggak kan gak enak juga sama Rachel. Huuuh...gue harus kasih kabar Atha deh.
Agatha (re:) ▶ Tha, tmn gue mau kermh, bljr. Kalau mau plg kabarin ya
Agatha ▶ Oke
Tiba dirumah, Rachel tampak menilai rumahku ini. Aku membukakannya pintu dan matanya terus menjelajahi rumah. Gue mempersilahkannya duduk dan gue berganti pakaian sebentar. Setelahnya gue buka pintu belakang agar ada udara segar yang masuk dan membuatkannya minuman serta mengeluarkan snack kecil. Rachel ini kepo sekali ya, untung saja foto gue dan Atha tersimpan hanya dikamar kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Matchmaking ✔️
Teen FictionThis story is private. Please click follow button before you add this story to you library. Happy reading:) -- Gue gak menentang perjodohan, tapi kenapa harus gue? Lucunya gue dipertemukan oleh si calon hanya beberapa waktu sebe...