Bab 8

109 10 1
                                    


Halo semuanya! Anastasia iz bek yezzzzzz. Maaf atas keterlambatan aku untuk update-nya. Bab ini isinya memang lumayan sedikit. Aku janji kok untuk bab seterusnya akan lebih baik. Anywaybusway, semoga kalian suka.

***

Aku terlelap dengan senyuman yang melukiskan wajahku. Kalau dipikir-pikir, Marcel ini orang yang baik. Namun, kesan menyebalkannya masih menempel di benakku.

Hari ini hari Sabtu. Artinya, aku punya 24 jam full untuk bersantai-santai dan bermalas-malasan di rumah. Aku menggabrukan seluruh pekerjaan rumah sejauh-jauhnya dari kasat mata dan langsung membaringkan diriku ke kasur. Hehe. Beginilah aku. Mungkin kebanyakan dari kalian menyebut ini sebagai procrastinating.

Banyak buku yang menggiurkan mata telah bertumpuk di meja belajarku. Mereka seakan berteriak-teriak, "Baca aku, baca aku!". Sebagai manusia yang baik dan tidak sombong, aku memtuskan untuk membaca buku terlebih dahulu. Lalu, besok aku akan mengerjakan seluruh tugasku (kalau tidak malas, ya. Hehe). Ah, so many books, so little time.

"Non, makan dulu!" sahut Bi Inem dari bawah.

"Iya, Bi." Aku mengambil langkah besar menuju meja makan di bawah. Perut buncitku ini sepertinya sudah tidak bisa menunggu lagi.

Sesampainya di bawah, aku melihat deretan makanan enak yang dibuatkan oleh bibiku tercinta. "Hm, ayam goreng sama sambel setan, ya, Bi?" Si Bibi mengangguk. Langsung saja kuserbu makanan itu.

Setelah selesai makan, mataku mendarat ke suatu rantang kecil yang sepertinya asing di mataku.

"Itu dari siapa, Bi? Tetangga sebelah, kan, lagi pergi."

"Lihat saja sendiri," kata Bibi tersenyum sambil menaik-turunkan satu alisnya. Aku mengernyitkan dahi karena bingung dengan tingkah Bibi.

"Wah, ada surat nih, Bi," aku berkata takjub.

"Dibuka dong." Perlahan-lahan, aku buka surat itu. Niat amat nih orang.

Marsha, gue bawain martabak ini buat lo. Tante gue kemarin ke Bandung. Katanya, martabak dari Bandung ini emang yang paling top, deh. Semoga lo suka.

-lo tau gue siapa :)

Aku menemukan diriku tersenyum membaca surat itu. 

"Dari pacar kamu, Non," ujar Bi Inem.

"Ah, Bibi ngaco! Dia cuman temen, Bi," aku mengelaknya mentah-mentah.

"Terserah kamu," Bibi tersenyum jahil.

"Kapan dia ke sini? Tahu alamat rumah Marsha dari mana, ya?" Sang Bibi hanya mengangkat bahu.

Aku segera berlari ke kamar dengan seribu satu pertanyaan yang memenuhi benakku. Kok Marcel baik gini, ya? Kesamber apaan tuh anak semalem? Langsung saja aku tanyakan kepada orangnya langsung.

To: Marcel

Makasih ya buat martabaknya.

Setelah menekan tombol kirim, aku memutuskan untuk membaca buku Ugly Love karya Colleen Hoover.

Trining, trining! Ponselku berbunyi.

Marcel: Sama-sama.

Marsha: Hm, dalam rangka apa nih ngasih gue martabak?

Marcel: Gak dalam rangka apa-apa.

Marsha: Oh.

Marcel: Y.

Hanya itu saja yang ia balas? Satu kata? Yang benar saja.

Marsha: Hm, lo ada acara apa hari ini?

Marcel: Gak ada acara apa-apa.

Marsha: Oh.

Marcel: Y.

Marsha: Udah gitu, lo bales gue hanya dengan satu kata lagi?

Marcel: Kan gue kira lo mau ngajak gue jalan.

Marsha: Yaudah. Yuk.

Marcel: Yuk?

Marsha: Ke CZ Bookstore. Sekarang. Bagian Novel Remaja. Gak pake lama.

Marcel: Ok.

***

Kritik dan sarannya ditunggu ya genks. Salam damai! X 

-Anastasia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bookstore LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang