"Mungkinkah kau disana juga memimpikan diriku? bukankah mimpi adalah tanda rindu yang terpendam? Lalu mengapa hanya aku yang merindu, hingga hanya aku yang memendam sakit rindu ini?" - Velera• • •
Velera POV :
Hai, Aku Velera Ramadhani. Biar lebih akrab, panggil aja aku Vera. Aku sedikit cerewet. Hanya sedikit kok. Selain itu, aku juga-yaa bisa dibilang cewek idaman di sekolah. sebelas duabelas dengan Ariana Grande. Ehem.
Aku punya rambut hitam panjang dan lebat. Sampai-sampai, Aldo pernah memaksaku untuk ikut duta shampoo kuda.
"Ver, mending lo ikutan duta sampo kuda aja deh. Temen bokap gue lagi butuh pemeran buat iklan sampo nya tuh." Goda Aldo seraya mengacak-acak rambutku gemas.
Aku berdecak kesal. Bagaimana tidak? Itu berarti, dia sudah meledek rambut indahku ini seperti rambut kuda. Kedengarannya sih lucu. Tetapi bagiku enggak sama sekali.
Kadang Aldo menyebalkan.
Tetapi segala sesuatu yang dilakukannya sungguh membuatku tidak pernah bosan jika sudah bersamanya. Tingkah konyol Aldo selalu bisa membuatku tersenyum. Tetapi itu dulu. Iya. Dulu.Andai waktu bisa kuulang, dimana aku ingin memperbaiki semua salahku dan sikap-sikap bodohku untuknya. Akan kuperbaiki setiap kepingan hatinya yang sudah kuhancurkan. Aku mencintainya, sungguh ingin memeluknya di setiap malam yang kini kulalui sendiri tanpanya. Malam ini begitu menyiksaku dengan keheningan yang membuatku teramat rindu.
Oh,ya, ngomong-ngomong, Aku bakal ngenalin ke kalian siapa sebenarnya Maddison itu. Dan kenapa judulnya "Maddison"? Kalian akan mengetahui maksudnya setelah membaca cerita ini hingga tamat.
Aldo Maddison, Pemilik wajah tampan ini adalah cinta pertamaku. Sudah lama aku mengenalnya. Kedua orang tua kami juga bersahabat baik. Tidak peduli apakah dia tampan atau tidak, asalkan dia orang yang baik bagi diriku. Yang penting dia setia padaku. Aku tidak ingin memiliki pasangan yang sempurna, namun harus membayar dengan sering diselingkuhi, karena itu pasti akan sangat menyakitkan.
Seiring berjalannya waktu, aku sudah tidak sanggup menghadapi permasalahan yang terjadi pada saat itu. Dan pada akhirnya aku memutuskan hubunganku dengan Aldo.
Sebenarnya, Kami masih tetap bisa bersama jika aku dapat lebih bersabar. Tetapi, entah apa yang membuat bundaku, Feny, tidak merestuiku dengan Aldo yang sudah berjalan lebih dari 2 tahun. Rasanya sungguh amat sangat menyakitkan.
Aldo memiliki empat orang sahabat. Diantaranya adalah Arga, Kevin, Vino & Vano. Aku akan mengenalkan mereka semua pada kalian.
Pertama, Arga Renov. Arga berada satu tahun lebih diatas ku. 12 IPA 2. Sama seperti Aldo dan ketiga lainnya. Ciri khas Arga adalah wajah tampannya yang begitu datar. Dari dulu hingga sekarang. "Ice Prince" sebutan yang paling cocok untuknya. Arga juga merupakan ketua tim basket yang terkenal di sekolah. Karena kegigihannya dalam memimpin di setiap pertandingan.
Kedua, ada Kevin Wardana Prasetyan Adi. Kevin memiliki nama yang paling panjang diantara yang lain. Sesuai dengan kelebihannya dalam ajang lompat jauh. Namun, Kevin sedikit menyeramkan. Dia sering bolos, mabuk dan banyak hal-hal yang tidak patut untuk dilakukan oleh anak seusianya. Menurut Aldo, dibalik semua itu, Kevin adalah seorang yang bersahabat. Kevin pun memiliki kemurahan hati yang tak banyak dimiliki oleh siapapun.
Ketiga sekaligus keempat, Vino Gardo dan Vano Gardo. Si kembar ini pindahan dari luar pulau. Mereka berdua adalah saudara sepupuku. Saat kami kecil, Aku dan abangku, Dava, sering mengunjungi rumah Vino dan Vano untuk bermain bersama.
Mereka berlima sungguh memiliki pribadi yang berbeda-beda. Menurutnya, teman yang baik akan tetap ada, biarpun tak dibutuhkan, biarpun tak membutuhkan. Mereka merupakan genderang semangat alamiah, ibarat ombak yang selalu menggulung menyiarkan kemeriahan di tepian pantai.
Aku juga punya dua teman baik. Mereka adalah Thalia dan Ika. Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka berdua. Susah, sedih, senang, kami melalui semuanya bersama.
Tenang, aku juga akan mengenalkan Thalia dan Ika.
Thalia Rahma, Si pemilik mata berwarna coklat terang nan-indah ini mewarisi ayahnya. Thalia tergila-gila pada dunia acting. Cita-citanya menjadi pemain film internasional. Yang aku tidak sukai dari Thalia adalah sifatnya yang suka menghambur-hamburkan uang. Thalia juga sering menggantungkan banyak laki-laki yang ingin dekat dengannya. Maksud menggantungkan itu bukan seperti digantung di pohon lho ya. Ih serem.
Banyak pribadi yang benar-benar aku suka darinya. Thalia tidak mungkin melukai salah satu dari kami. Dia ibarat seorang bapak yang siap siaga untuk melindungi kedua anak perempuannya. Kapan pun dan dimana pun. Pernah dia nyaris menyiram mangkuk yang berisi bakso menuju muka Yuna, karena Yuna dan kawanannya telah mengganggu dan menuduhku yang tidak-tidak, seperti biasa. Alasannya sungguh tidak logis.Dan tak ketinggalan yang satu ini, Ika Pony. Nama belakangnya memang cocok dengan penampilan rambutnya-yang berponi. Ika sering menggerutu karena nama belakangnya itu. Aku dan Thalia tak jarang mengejeknya seperti ABG atau cabe-cabean. "Kan biar mirip sama Selena Gomez." begitulah katanya. Sepengetahuanku, Selena tidak memakai poni. Cewek ini memang agak sedikit goblok.
The story begin ...
• • •
Dikesempatan kali ini, Author akan menceritakan bagaimana kisah cinta Aldo Maddison dengan Velera Ramadhani dari awal hingga saat dimana "Mawar hitam berada diatas kertas kusam."
-----
Haloo man-teman.
Salam kenal yaah~* FYI : INI WORK PERTAMA YANG DIBUAT OLEH ANAK KELAS DUA ESEMPE. JADI DIMOHON UNTUK MEMAKLUMKAN JIKA TERJADI KESALAHAN KETIK & BANYAK KATA YANG TIDAK JELAS.
TERIMA KASIH.Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara Vomments di seluruh part dalam story ini-
kasih saran dan kritik juga yaa!!Hope you like it❤️
With love, Silva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maddison
Teen Fiction[DALAM PROSES REVISI] Mengenal sosok Aldo Maddison membuat Velera tersadar. Seiring berjalannya waktu, kebencian Velera pada Madd justru menumbuhkan rasa takut kehilangan yang semakin mendalam. "Yaudah." "Maaf." "Bawel." "Hm." "Ya." Madd bukanlah...