"Life is always like this. When everything seems right, something goes wrong".
- Unknown• • •
Vera paling sebal kalau sudah disuruh untuk menunggu lama-lama, apalagi nggak pasti begini.
Ia sudah berulangkali mengecek layar ponselnya.
Velera : MADD!! Lo dimana anjir
Velera : Jangan bilang lo baru bangun
(20x Missed Call)
Ah-Madd : Ya.
Velera : Ini jam berapa woy?! Gue nunggu lo dari tadi
Ah-Madd : Cie nunggu in.
Velera : Ampun nih anak. Buruan!
Ah-Madd : Ya.Vera mondar-mandir, mengacak-acak rambut, dan sesekali menggigiti case ponselnya. Vera sedang kebingungan. Ia tidak mau jika harus bertemu guru piket dan diberi hukuman untuk membersihkan toilet kotor nan bau tak sedap itu lagi.
Setelah menunggu beberapa lama, seseorang yang ditunggu Vera akhirnya datang dengan mobil hitamnya.
"Lo kemana aja pea?! Lo galiat ini udah jam berapa?"
"Hm."
Vera mendumal dalam hati sembari merengut kesal.
"Dasar." Dengus Vera."Yah, jan ngambek."
"Lo sih! Pengen gue tabok lama-lama muka sok polos lo itu."
"Napa? Gemesin ya?"
"Yauda deh, maaf.""Tumben lo peka."
"Hm." Jawab Madd lirih, "Gue sengaja."
"Sengaja apaan?"
"Biar bisa dihukum bareng lagi."
"Hah?! Gila lo ya."
"Dari lahir."
•
Thalia dan Ika paham betul dengan gerak-gerik gelisah Vera sejak ia baru masuk, sampai istirahat sekarang ini.
"Abis dari mana lo?" Tanya Ika, "Lo telat lagi?"
"Yap. You know yang biasanya bikin gue telat siapa."
"Aldo?!" Ucap Thalia tak percaya.
Menurut Vera, ini bukan saat yang tepat untuk menceritakan jika Aldo sebenarnya adalah Madd, teman masa kecil yang sering ia ceritakan. Vera juga nggak mau kedekatannya dengan Madd diketahui banyak orang dan menjadi bahan gosip di sekolah.
"Udah ah, gue mau ke kantin." Ucap Vera dan langsung meninggalkan kedua sahabatnya.
Pada saat Vera sedang berjalan seorang diri menuju kantin, tiba-tiba saja Yuna datang dan menyenggol bahunya sehingga Vera sontak menoleh ke arahnya.
"Apa apaan lo?" Tegas Vera.
"Lo berani-beraninya ya deketin Aldo. Dasar cewek gatel!" Itu Yuna yang berucap. Dibelakangnya ada Adel, Vina, dan Hani, sahabat sekaligus anak buah mereka.
Mampus lo.
Vera menghela napasnya panjang, agak ngeri kalau cewek yang menurutnya sinting itu mengerjainya lagi dan lagi untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maddison
Teen Fiction[DALAM PROSES REVISI] Mengenal sosok Aldo Maddison membuat Velera tersadar. Seiring berjalannya waktu, kebencian Velera pada Madd justru menumbuhkan rasa takut kehilangan yang semakin mendalam. "Yaudah." "Maaf." "Bawel." "Hm." "Ya." Madd bukanlah...