"Kamu berbicara padaku dengan kata-kata. Sementara aku cukup memandangimu dengan penuh perasaan."
– Aldo Maddison• • •
#Author POV
* Flashback on:
Sebuah bel rumah berbunyi.
Siapa sih yang iseng mainin bel!!? Ngganggu orang tidur aja! Gerutu Vera sambil memicingkan matanya yang masih setengah terbuka. Sayup-sayup memang terdengar suara bel rumahnya. Suara itulah yang membangunkan Vera, gadis mungil yang baru berumur 5 tahun. Tadinya, Vera ingin membiarkan suara bel itu. Mungkin aja Bi Ona akan membukakannya.Dugaannya benar! Beberapa saat kemudian suara bel berhenti. Vera menarik napas lega, kemudian menarik selimutnya, bermaksud untuk tidur lagi. Baru saja matanya hendak terpejam, suara bel itu terdengar kembali.
Ya ampuunn!! Jerit Vera dalam hati.
Dengan mata masih setengah terpejam, Vera mencoba bangkit dari tempat tidur dan menyeret kakinya dengan malas. Tangannya dibuat–buat selambat–lambatnya membuka pintu rumah. Dan karena belum sepenuhnya kembali ke alam nyata, Vera sempat menabrak meja kecil di ruang tengah. Dia mengerang kecil menahan sakit. "Iyaaa tungguu..!!" Teriak Vera kesal sambil mengusap-ngusap lututnya yang terbentur meja. Lumayan sakit juga.
Seperti biasa, hari ini, Vera memang sedang di rumah sendirian bersama Bi Ona. Ibu dan ayahnya pergi karena urusan pekerjaan. Sedangkan kakaknya sedang outbond ke luar kota.
Vera menuju pintu depan rumahnya dengan wajah siap perang. Dia bermaksud menyemprot orang dibalik pintu, nggak peduli siapa dia. Baru saja hendak membukakan pintu,
Gubrak!
Seseorang mendobraknya dengan sangat keras hingga ganggang pintu mengenai kening Vera, "Aduuh.." Ringisnya.Ternyata yang melakukannya adalah dua cowok menyebalkan yang tinggal bersebelahan dengan rumah Vera. Siapa lagi jika bukan Madd dan Tyo. Mereka berdua berada satu tahun lebih diatas Vera. Lebih tepatnya 6 tahun.
"Kak Madd!! Kak Tyo!!" Teriak Vera.
"Eh Madd, kayaknya barusan ada yang ngomong, deh. Tapi kok gak ada orangnya?" Kata Tyo sambil menengadahkan kepalanya ke atas.
"Hm." Singkat Madd.
"Woy! Orangnya di sini, nih! Ngapain liat atas?" Omel Vera.
"Yah lagian kamu pendek banget sih. Gak keliatan." Kata Tyo dengan nada datar serasa tak punya dosa.
Vera menghela napas. Ucapan Tyo dan Madd tadi membuatnya dongkol. Sementara mereka berjalan santai memasuki rumahnya.
"Barbie mu banyak banget Ver. Buat aku satu ya?" Pinta Tyo sambil memegang salah satu boneka barbie kesayangan Vera.
"Kak Tyo! Taruh gak?!"
"Gak mau.. Sini ambil kalo bisa."
Vera berlari kesana kemari mengejar Tyo. Sedangkan Madd hanya berjalan mematung menuju kamar mandi. Rupanya dia sudah tidak tahan menahan kencing terlalu lama.* Flashback off
Vera sibuk memperhatikan Dava yang sedang bermain game online bersama dengan Madd. Dava sengaja menyuruh Madd datang kerumah untuk bermain bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maddison
Teen Fiction[DALAM PROSES REVISI] Mengenal sosok Aldo Maddison membuat Velera tersadar. Seiring berjalannya waktu, kebencian Velera pada Madd justru menumbuhkan rasa takut kehilangan yang semakin mendalam. "Yaudah." "Maaf." "Bawel." "Hm." "Ya." Madd bukanlah...