PART 3 : STILL STEVE

732 18 5
                                    

hellooowwwww gaiisssss!! author kembaliii lagiii..

sengaja author upload malem-malem, pas ujan lagih..  biar makin enak bacanya.hahaha

thanksss bangetss yang udah sempetin bacaa ceritaku iniiii. ga nyangka uda seratus lebih yang baca. hehehe. love u guyss *smooch*

aku pengen banget makin banyak yang bacaaa daann kasihh komen buat cerita ini. supaya makin semangattt lanjutin ceritanyaaa.

aku berharapp banget part 3 ini bisa makin banyak yang baca, kalo bisa tembus 200 dehhh **AMIN**

 

dan buatttt kaliann yang udah nungguin part 3 iniii......

aku udah bikin part ini lebih panjang dari kemarinnn.

mettt bacaa yaaaa. hope you guys like it :3

 ***

Pagi ini kelasku terlihat cukup ramai. Ya, semenjak kedatangan Steve di dalam kelas kami dan sepertinya berita langsung tersebar ke seantero sekolah sehingga banyak yang penasaran akan sosok Steve, tak terkecuali penghuni kelas sebelah. Kelasku memang diapit oleh kelas IPA dan kelas IPS yang satunya. Ruangan kelas kami terbilang sangat dekat dengan ruang guru. Kudengar, guru-guru menempatkan kami dekat dengan mereka untuk berjaga-jaga karena angkatan kami memiliki banyak anak nakal dan cenderung suka membuat keributan.

Aku masuk ke kelas dan menemukan pemandangan aneh. Kenapa kubilang aneh, karena pagi ini Steve tidak lagi duduk di belakang, tapi ia duduk di barisan tengah. Dan, hei, sudah kubilang belum kalau saat ini ia tengah asyik mengobrol dengan Natasha dan Randy. Bagi kalian yang belum tahu, geng Natasha dan Randy memang terbilang cukup akrab. Jadi, hal ini tidaklah aneh.

Aku melewati mereka dengan memberi senyuman dan langsung meletakkan tas di tempatku. Jujur, aku bukanlah tipe orang yang suka beramah-tamah dengan orang lain. Jadi aku hanya akan memberi senyuman sekadarnya atau bahkan tanpa senyum. Aku memang sedikit kaku kalau berhubungan dengan orang-orang yang tidak dekat denganku. Tapi kalau sudah mengenalku, kalian pasti akan mengenal sosokku dari sudut pandang yang lain. Don’t judge the book by the cover, kay?

Saat aku sudah diam di tempat dudukku dan mengeluarkan alat tulis dari dalam tas, aku merasakan adanya tatapan yang tertuju padaku. Awalnya kupikir ini hanya perasaanku, tapi begitu aku mengarahkan pandangan ke sekeliling dan menemukan pandangan Steve. Steve? Bukannya aku kegeeran, tapi kurasa memang ia tengah menatapku. Aku sudah menengok ke sekelilingku. Missy belum datang, begitupun teman-teman yang duduk di sekelilingku. Kulihat Natasha menarik-narik baju seragamnya, lalu dalam sekejap ia kembali mengobrol dengan Natasha dan juga Randy.

 

“Morning, beybihh...”  

Aku masih belum melepaskan pandangan dari Steve, hati kecilku berharap Steve akan kembali menengok untuk yang kedua kalinya. Tapi sepertinya gak mungkin.

“Morning, beybihhhh...”  Missy menggerak-gerakkan tangannya di depanku dan aku baru sadar kalau sohibku yang cerewet ini udah datang.

Haiii.. Morninggg, Mississipi. Eh salah ding. Yang bener Missysepi yaa. Baru dateng lo? Tuh kan kali ini elo yang hampir-hampir telat.”

YOU AREN'T MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang