PART 4 - SWEET SECRET

825 16 9
                                    

Hey all readers,

Aku kembali lagi dengan part 4 ini. Maaf menunggu lama, karena satu dan lain hal, aku jadi agak telat ngepost part ini.

Thankyou sebelumnya buat votes dan comments dari temen-temen semua. Hmm. Buat part 4 ini aku targetin buat dapet 100 readers dan mungkin 10 votes *I wish* Sambil nunggu aku siapin part 5 nya, boleh dong minta kalian ngasih votes nya ke aku. hehe. biar aku tetep semangat lanjutinnya. Oh ya, temen-temen juga boleh banget kasih kritik dan saran ke aku, jadi kalo ada yang jelek atau kurang, bisa aku perbaiki. :) :)

Nah, ga usah lama-lama lagi, kalian boleh menikmati part 4 ini. *hugandkiss*

HAPPY READING ! * LEAVE VOTES AND COMMENTS*

PART 4 – SWEET SECRET

Annabel POV

Annabel terlihat gelisah di tempat duduknya. Ia merasa tidak nyaman dan masih tak percaya Steve semobil dengannya. Dengan takut-takut, ia menengok ke samping dan menatap Steve. Matanya yang tajam. Hidung yang mancung. Bibir yang ......

“Sampe kapan lo mau ngeliatin gue kayak gitu, Bel?” Aku tersentak kaget mendengarnya. “Gue tau kok kalo gue ganteng dan keren.” Ia terkekeh pelan, dan muncul sedikit lesung di pipinya. Whoaaa.... dia punya lesung pipi yang membuatnya terlihat semakin tampan. Weits, aku mulai ngaco. Ada apa sih denganku?

“Apa sih lo? Kegeeran banget. Gue cuma ....” Aku berusaha mencari alasan yang pas, tapi tak kunjung menemukan alasan yang tepat.

“Cuma makin mikir kalo gue makin ganteng kan kalo diliat dari deket. Hahahaha.” Aku mencubit lengannya, kesal dengan sikapnya itu.

Aduh. Sakit tau, Bel. Gimana kalo gue nabrak? Kan ga lucu kalo cowok sekeren gue nabrak bajaj,” keluhnya.

"Masa bodo, siapa suruh lo godain gue mulu?” Aku mendekapkan kedua tanganku dan menyilangkannya di depan dada.

“Cieeee... ngambek ni yee. Jangan gitu kalii. Kalo ngambek, makin cantik deh,” lalu Steve mencubit hidungku.

“Aduh. Sakit tau, Steve. Lo pasti lagi sakit deh.” Aku tanpa sadar malah mengarahkan tanganku untuk memegang dahinya. “Engga panas kok. Lo baik-baik aja.” Saat aku akan menjatuhkan tanganku kembali, ia malah menahannya dan menggenggamnya erat.

“Steve... lepasin tangan gue.”  Ada apa sih sama Steve hari ini? Dia aneh banget.

“Boleh nggak gue ....” kok, kok, kok Steve makin deket kesini sih. Semakin ia mendekat, semakin aku berusaha menjauh, dan saat ini kepalaku sudah menempel dengan kaca mobil Steve. Wajahnya semakin dekat dan hanya berjarak beberapa senti di hadapanku. Aku nggak tau apa yang akan diperbuatnya. Ya Tuhan, jangan bilang kalau Steve akan... aku menelan ludah pelan tapi grogi menciumku. “lepas seatbelt lo?” Tiba-tiba terdengar bunyi klik di bawah, dan seatbelt yang kupakai terlepas. “By the way, kita udah nyampe nih.” Steve kembali ke kursi pengemudinya dan melangkah keluar dari mobil. Dalam sekejap, ia sudah membukakan pintu mobilnya untukku. 

“Makasih.”

Welcome, my princess.” Apa aku tak salah dengar? Sungguh aneh.

“Tapi kita sekarang dimana ya?” tanyaku bingung. Ia menarik pelan tanganku dan menggenggamnya, membawaku masuk ke dalam sebuah cafe.

Begitu masuk ke dalam cafe, langsung tercium samar-samar aroma kue yang habis dipanggang dari oven. Sesaat, aku terkagum melihat interior cafe ini. Cafe ini sangat cantik, dengan wallpaper warna biru pastel dan peach yang bersatupadu memenuhi ruangan. Tampak jam dinding dan pajangan bergaya vintage yang melekat disana. Meja dan kursi yang berada di dalam cafe juga sepertinya didesain mengikuti suasana taman kota dengan bangku khas taman dan juga meja kayu yang berbentuk bundar. Di samping pintu masuk, ada sebuah etalase kue, dimana kita dapat melihat dengan jelas berbagai jenis cake dengan berbagai bentuk dan rasa, seperti oreo cheesecake, mango lava cake, dan masih banyak lagi yang lainnya . Untuk macaron, diletakkan terpisah dari lokasi cake dipajang, di dalam sebuah kubus transparan berwarna pink pucat. Benar-benar menarik dan unik tentunya.

YOU AREN'T MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang