PART 7 - HER FEELING

566 13 6
                                    

march 9th' 14

helloooowww everybodeehhhh !!!!!

as I said, I'll keep update this during my-so-busy-days.

I've finished this part two weeks ago, but I keep this on the draft.

Actually, I'm waiting for the 1K readers to post this ! ;)))

this is dedicated to YOU, someone who's far away ♥♥♥

 

HAPPY READING PEOPLE !

and still, VOTES AND COMMENTS, KAY ??? :************

 

PART 7 - HER FEELING

Annabel POV

Setelah Steve keluar dari ruang kesehatan, aku mencubit diriku sendiri. Aww. Sakit! Berarti ini bukan mimpi. Tapi apa iya sedari tadi Steve bersikap amat sangat manis padaku. Pipi ini rasanya ikut menghangat mengingat kejadian barusan. Anything for you? That’s really sweet of him.

Seharian ini aku mengalami banyak kejadian tak terduga. Dari pertemuan dengan Levin, hingga akhirnya aku mendadak pingsan dan ditolong oleh Steve. Lambat laun, suasana hening di ruang kesehatan pada akhirnya membawaku masuk ke alam mimpi.

Levin POV

Gue menarik napas perlahan. Ya, gue sekarang lagi ada di depan ruang kesehatan, dan ragu-ragu untuk masuk ke dalam. Di satu sisi gue mau tau gimana keadaan Annabel, tapi di sisi lain, gue nggak mau kehadiran gue malah ngeganggu dia, atau bahkan memperparah kondisinya.

Yang bikin gue makin nggak enak, gue merasa menjadi penyebab kenapa Annabel sampe jatuh pingsan kayak sekarang. Gue malah makin frustasi dan jadi ngacak-ngacak rambut sendiri. Setelah bergumul dengan diri sendiri beberapa lama, gue putusin buat masuk ke dalem ruang kesehatan.

Cklek.

Liat apa yang gue temukan sekarang. Seorang putri tidur yang tampak begitu lelap dalam tidurnya. Yep, Annabel. Wajahnya saat ini memancarkan kepolosan dan ketenangan yang membuat gue perlahan mendekat hingga ke samping ranjangnya. Pelan-pelan, gue bisa mendengar deru nafasnya, naik turun mengikuti detak jantungnya.

Mungkin dia kelelahan karena terlalu banyak nangis. Dan orang yang patut disalahkan dalam hal ini, pasti gue. Gara-gara gue, Annabel yang biasanya selalu terlihat kuat dan keras kepala jadi nangis dan mungkin emosinya jadi meningkat, dan kemudian kepalanya berdenyut-denyut, lalu pingsan.

Wajah ini. Selalu mengingatkan gue akan besarnya kesalahan yang uda gue perbuat di masa lampau. Gue mendekatkan tangan gue ke wajahnya, kemudian menyentuh pipinya perlahan. I’ve been missing you, Bel. You just don’t know that I’m hurt when you are hurt. Maybe one day, you will forgive me.

Syukurlah saat ini Annabel sedang tidur, jadi dia nggak bakal tau kalo gue nemuin dia saat ini. Gue nggak mau kehadiran gue saat ini malah memperparah suasana. Lebih baik gue segera balik ke kelas, sebelum anak-anak sadar kalo gue belom balik-balik juga dari WC.

YOU AREN'T MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang