+++
June selalu bersabar untuk menunggu. Terutama jika yang dia tunggu adalah rosie. Wanita yang sejak setahun yang lalu selalu ia kejar. Tapi. Mungkin hari ini tidak
Rosie menghampiri june yang menantinya di belakang panggung. Dengan senyuman manisnya june mengajak rose untuk segera kembali ke backstage mengingat teman temannya sudah mendahuluinya.
"rosie"
"gue mau ngomong sesuatu"Langkah june terhenti di tengah koridor yang sepi. Semua disibukkan dengan acara ini di belakang panggung. Koridor itu benar benar sepi. nyaris tidak ada yang melewatimya.
"apa?"
"jangan bilang lo mau nyatain perasaan lo lagi"Rosie memutar bola matanya malas. Dia muak dengan pernyataan june. Meski sebenarnya hati rosie tidak akan menolak jika june mau serius.
"iya"
"berapa kali sih jun gue bilang?"
"gue lebih nyaman kalo kita temenan aja"Mungkin rosie menyukai june. Tapi berteman ia merasa lebih aman. Bukankah kalian pernah mendengar? Teman rasa pacar lebih baik.
"bukan itu"
"terus apa?"
"mulai sekarang"
"gue"
"gue ga bakal ganggu lo lagi""lo gebet berapa cewe sekarang?", tanya rosie ketus. Ia tau betapa buruknya sikap june selama ini
"rosie. Denger. Gue serius"
"gue berhenti ngelakuin itu semua""maksud lo?"
"gue bener-bener ga bisa ngelepas yang satu ini"
"siapa?"
"bedengik kecil"
"jun, plis. Gue serius", rose mulai kesal dengan june yang mengada ada
"junhee"
Detik itu rosie diam. Diam bukan berarti tidak tau apapun tentang ini semua.
"lo main main sama anak SMA?"
"gue berhenti main"
"lo bawa dia ke hotel?"
"gila lo rosie. Gue emang bajingan. Tapi gue tau batasan"
Rosie tertawa. Meskipun sebenarnya hatinya berat menerima ini semua. Tapi tidak adil jika ia tidak meng-iya kan keputusan june. Karena selama ini, memang rosie lah yang selalu mengabaikannya.
"lo sayang?", tanya rosie dengan memberikan senyum tipis untuk menggoda june
"iya"
"jangan main main lagi ya"
"iya iya"
"mulai sekarang janji mau serius ya"
"iya rose, iyaaa"
Kali ini june menjawab dengan penuh menekanan di kata terakhir.Rosie mengangkat kelingking mungilnya itu. Dengan sigap june mengaitkan dengan kelingkingnya. June bukan orang yang sering mengumbar janji. Rose yakin, Kali ini dia serius. Bahkan berani berjanji.
"betewe mana yang namanya junhee itu?" "
"sama anak-anak tadi"
"oh yang tadi pake jaket coklat? "
"iya, kenapa? Buluk ya? "
"ngga tuh. Ngawur lo"
"tetep cantikan lo kok ci. Tenang hehe"
"tapi dia lucu tau. Tembem"
"namanya juga anak kecil. Tingkahnya juga Wkwk. Masih childish banget"
"namanya juga masih SMA jun"
"masih polos "
"belum tau mana yang bejat mana yang ngga""tapi lo tanggpin aja kan endingnya? "
"ya siapa sih yang nolak degem"
"yaudah sekarang tobat jangan mainin degem mulu lo"
"wkwk habisnya dia nya udah baper duluan"
Rosie hanya tertawa mendengar candaan june itu. Itu ciri khas candaan june. Mungkin menyakitkan untuk didengar. Tapi itulah gayanya.
Tawa junhoe terhenti. Ia mendengar sesuatu, tapi ia tidak tahu apa itu. Yang pasti dari balik koridor.
"loh jun? Lo nangis? "
June tertegun. Ia tau betul itu suara jinhwan dibalik koridor. Sekarang ia sadar ada yang tidak beres disini.
+++
Cuman nepatin,"kalo hit 120 vote, langsung apdet"
🌚
