49

4.8K 905 206
                                    

"gak"
"gue yang anter lo pulang"

"ga mau!"
Junhee menepis tangan lelaki itu lalu menyambar ponsel yang daritadi ingin ia ambil

"jun sekali ini aja dengerin gue", kali ini junhoe benar benar serius

tapi junhee tidak mau mendengarkan junhoe sedikitpun. Apapun itu. Ia lebih memilih untuk meninggalkannya. Ia ingin sendiri.

Sayangnya junhoe tidak bisa berdiam diri. Ia harus meluruskan apa yang terjadi. Ia menarik tangan gadis berjaket coklat itu


"kak lepas!"
"Sakit"
Rintih junhee


Junhoe tak bergeming. Ia membawa gadis itu keluar dan terus melanjutkan langkahnya menuju tempat dimana ia parkirkan mobilnya. Ia tau betul genggamannya benar-benar kuat. Hanya saja ia tidak bisa melepaskan gadis ini begitu saja.


"sakit..."

Kali ini junhoe merenggangkan genggamannya. Tangan junhee sudah lemas. Bahkan gadis itu tidak lagi melawan. Entah kenapa kali ini junhoe mengkhawatirkannya. Sesekali ia melirik ke arah gadis itu di tengah langkah kakinya. Ia khawatir. Gadis itu kembali menangis. Sesegukannya masih terdengar. Meski sangat pelan. Itu benar-benar terdengar dengan jelas.











☀☀☀



Tidak ada diantara mereka yang berani berbicara. Junhoe hanya terus mengarahkan kemudinya. Hanya itu. Sedangkan junhee?

Bahkan gadis ini tidak bisa berhenti menangis. Junhoe benar-benar tidak nyaman terus mendengar tangisan orang ia sayangi ini. Ia menghela nafasnya. Memarkirkan mobilnya di tepi jalan.

"nangis aja dulu"
"keluarin semua sampe lo puas"

Junhee tidak menjawabnya


Ia terus mengarahkan pandangannya ke luar jendela.

"punya tissue gak"
"umbel gue mau moncrot"

Junhoe mengeluarkan tissue dari saku jaketnya

"dasar cowo ga peka"

"iya gue ga pernah peka"
"waktu SMP, pramuka gue aja ga lulus naik tingkat ke penggalang"

"siapa"

"gue lah"

"yang nanya"


Junhoe tidak menjawab. Karena ia sendiri memastikan jika ia menjawab gadis ini, hanyalah umpatan saja yang keluar dari mulutnya.

"gue mau pulang", kali inj junhee tidak menatap lawan bicaranya itu sedikitpun. Ia masih tetap sama. Pandangannya ke luar jendela

"kita bakal pulang kalo lo udah ngedengerin semua pernyataan gue", junhoe menengokkan kepalanya ke kiri. Tepat melihat ke arah junhee.

Junhee sadar lelaki itu sedang memandangnya, masalahnya adalah ia tidak cukup berani untuk mengubah pandangannya yang dari tadi ke arah jendela.

"kenapa si lo nangis?"

"kelilipan"

"jun, lo kira gue anak SD apa. Gue udah kuliah 4 semester"

"bodoamat"

"dih. kalo cowo lo ngomong tuh dengerin"


Kali ini junhoe mengarahkan wajah gadis itu padanya. Tepat di depan mukanya. Bahkan mata mereka saling bertatapan.

Ada yang tau hatinya junhee kemana? Lagi salto ke pucuk mahameru, terbang ke puncak everest.


"pertama, gue gabisa lihat orang yang gue sayangi nangis."

"lo sayang semua orang"
"bege "

"ya "
"tapi lo ada di peringkat atas dari semua orang itu"

Skakmat.

"Kedua, semua yang lo denger itu salah paham. Lo ga dengerin gue dari awal. Gue cuma pengen nyudahi hubungan gue sama rosie yang dari dulu selalu gantung. Gue cuman pengen berhenti ngejar yang lain dan cuma ngelihat ke arah lo doang."

"gue denger obrolan kalian berdua"

"lo ga denger dari awal"

"lo bilang lo sayang kak rosie"

"yang gue sayang itu lo, min junhee"


Skakmat .


"ketiga, ini adalah bulan ke 8 terhitung mulai kita pertama kali ketemu. Gue mau tanya sesuatu sama lo"

"gue gamau jawab"

"nanti gue traktir mcflurry"

"2 ya"

"maunya disogok dulu baru bilang iya. Emang tai"

Hampir saja junhoe menjitak gadis itu. Tapi nenek moyang yang bersenayang di hati junhoe melarangnya. Ia harus sabar.

"jadi nanya gak?!"
Junhee menaikkan intonasinya.ia geram dengan lelaki yang tadi hampir menjadikannya korban jitakan untuk kesekian kali.

"ya lo suka gue gak?! "



..

..

..

..



"mcflurrynya yang tadi ga jadi kak"

"ENA BANGET LO KALO NGOMONG YA"

"IH. YA PERTANYAAN LO TUH YANG GA PUNYA ATURAN"
"MASA NANYA KE CEWE GITUAN"

"YA GUE CUMAN MASTIIN KALO GA GUE DOANG YANG PUNYA RASA LEBIH DAN LEBIH DISINI"


Hatinya junhee gulung kuming dari tembok china ke candi borobudur.


"KO LO DIEM DOANG SIH JUN"
"WOE MIN JUNHEE! RESPON GUE KEK"
"AH MALU SENDIRI GUE"
"AAARRGHHH GATAU GUE GAMAU TAU"
"BIASANYA CEWE YANG NEMBAK GUE DAN DATENG SENDIRI KE GUE"
"POKONYA GUE SUKA SAMA LO"
"SALAH. GUE SAYANG LO. TITIK"
"LO TUH DASAR YA! GUE KAN UDAH BILANG GABAKAL BUKA HATI KE LO! TAPI KENAPA LO TERUS MAIN TEROBOS HATI GUE AJA SIH. CAPE GUE"
"UDAH JANGAN NGOMONG"
"GUE GAPEDULI"
"GUE MATI"

junhoe mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi.

"lo masih hidup kak"
"be-"
"go"

Dan saat itu juga untuk pertama kalinya junhee seperti melihat harimau garang yang tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor kucing.

Btw junhee suka banget sama kucing. Dan juga suka banget sama yang sekarang jadi kaya kucing.










Bodoamat la

Re;View ▪ JunhoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang