2

124 20 2
                                    

Pelangi menghempaskan tubuhnya diatas kasur bergambarkan polkadot itu. Ia merasa sedikit pegal karna baru pulang sekolah. Ia menatap langit-langit kamar sembari berpikir sudah berapa lama dia tidak membersihkan kamarnya itu sehingga di setiap sudut kamarnya terdapat jaring laba-laba.

Namun pelangi tidak mempedulikan itu semua. Dia beranjak untuk mandi dan bersiap-siap makan malam.

"Maa paa tau nggak, di kelas aku ada murid baru pindahan dari sidney" pamernya pada kedua orang tuanya yang sedang sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

"Oh ya? Wah hebat dong" sahut mahendra, ayah pelangi.

"Iya lah. Dan yang lebih meizing lagi, aku duduk sebelahan sama dia" tambah pelangi tersenyum. "Akhirnya nilai ulangan bahasa inggris aku terselamatkan" pelangi menatap keatas sambil mengepalkan kedua tangannya seperti sedang berterima kasih kepada tuhan.

"Maksud kamu?" Tanya sekar. Ibunya.

"Ee... itu loh ma, maksud aku pasti dia bisa ngajarin aku bahasa inggris gitu" ucapnya berusaha berbohong.

"Hmm... gitu. Emang nama temen kamu itu siapa?" Tanya ibunya sembari menyuap nasi kemulutnya.

"Namanya langit-senja-purnama? Haa iya langit senja purnama" jawab pelangi berusaha mengingat nama teman barunya itu.

"Langit senja purnama?" Mahendra berpikir sebentar "kayaknya papa pernah dengar namanya deh, tapi dimana ya?" Dia berusaha mengingat kembali.

"Aduh paa... palingan juga langit yang lain. Nama langit tu kan pasaran" jelas pelangi membuyarkan semua ingatanayahnya.

"Iya juga ya" ucapnya setuju.

#

#

#

Hari ini pelangi datang lebih awal ke sekolah untuk segera bertemu dengan teman barunya itu. Kebetulan sekali mereka duduk satu meja, jadi pelangi bebas mengobrol dengannya.

Sebenarnya pelangi duduk bersama angel, namun karna seringnya angel tidak masuk sekolah mengakibatkan pelangi harus duduk sendirian. Untung selama ini ada si beni dan ucup di belakangnya juga bela serta ami yang berada didepannya. Jadi dia tidak terlalu merasa kesepian.

"Eh ngit. Musim dingin itu gimana sih? Gue sekali-sekali juga mau megang salju tau. Mau buat boneka salju juga" ucap pelangi seraya mendekatkan tubuhnya ke langit.

"Nggak tau" jawab cowok itu datar. Dia masih asik memainkan hp nya.

"Masa lo gak tau sih! Emangnya lo berapa lama tinggal di sidney?" Tanyanya lagi.

"Dua tahun" jawab langit singkat.

"Emang selama dua tahun nggak ada musim dingin ya di sana?" Tanyanya bingung. Pasalnya pelangi memang tidak pernah kesana.

"Ada" jawabnya lagi.

"Terus kenapa lo nggak tau gimana rasanya megang salju? Emangnya lo nggak pernah buat boneka salju? Atau main sky? Atau main lempar bola salju kayak di film spongebob? Kayaknya seru deh" pikir pelangi membayangkan seandainya dia berada si tempat bersalju.

"Gue nggak keluar rumah saat musim dingin" jawabnya.

"Oh gitu" pelangi memperhatikan langit yang tengah sibuk dengan handpone nya sampai-sampai mengacuhkan dirinya.

"Ngit lo punya pin BB gak?" Tanya pelangi seraya tersenyum penuh arti.

"Punya" jawabnya yang masih tetap fokus pada hp nya.

"Hmm... gue boleh minta?" Pelangi menatap langit penuh harap.

Dia menghentikan aktifitasnya dan beralih pandang menatap pelangi dengan tatapan datarnya. Pelangi semakin melebarkan senyumnya pertanda semakin berharap. Melihat itu langit menjadi bergidik ngeri.

Langit Untuk PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang