4

71 14 6
                                    

Pelangi berjalan memasuki kelas. Untung saja hari ini Miss Azi tidak masuk, Keberuntungan untuk pelangi.
Semua mata tertuju padanya yang berjalan sedikit pincang.

"Kaki lo kenapa ngi?" Tanya gege yang notabennya duduk di paling belakang.

"Kemaren gue dikejar orang" jelas pelangi sambil memegangi kakinya yang diperban.

"Dikejar orang?" Tanya elang yang baru datang dari depan.

"Iya, gue dikejar sama orang pakek jaket hoody. Gue juga bingung, ngapain tuh orang ngejar gue" jawab pelangi berfikir.

"Terus kaki lo kenapa?" Tanya nia yang datang dari barisan paling depan.

"Oh ini? Gue jatoh gara-gara lari" jawabnya tersenyum malu.

"Kok banyak banget ya ngi orang yang mau berbuat jahat sama lo?" Tanya beni yang duduk dibelakang pelangi.

"tau tuh. Waktu itu lo bilang kalau lo dibuntutin bapak-bapak sampai ke rumah lo, terus lo juga pernah bilang dikejar sama cowok yang bawa pisau di mall, terus lo juga pernah ditarik perempuan yang gak lo kenal waktu kita jogging pagi. Emangnya buat apa sih ngejar-ngejar lo?" Tanya bela mengingat semua kejadian yang pernah diceritakan pelangi kembali.

"Gue juga nggak tau. Makanya nyokap sama bokap gue tu nggak pernah ngizinin gue keluar rumah sendirian" jelas pelangi kepada teman-temannya yang sudah mengerubungi dia.

"Apa karna bokap lo seorang jaksa? Mungkin aja ada orang yang gak terima gitu atas keputusan bokap lo di pengadilan. Jadi lo dijadiin sasaran empuk" terka kevin.

"Bisa jadi juga sih. Gue juga gak tau! Lagian setiap keputusan yang diambil bokap gue pasti berdasarkan bukti yang akurat, jadi terima gak terima itu udah dipertimbangkan seadil-adilnya" jelas pelangi.

"Tapi tetap aja mereka nggak akan terima" bantah ucup.

"Oh ia btw emang bener ya ngit besok itu ada acara amal donor darah?" Tanya hani yang dari depan.

"Iya" jawab langit datar.

"Gue ikut dong! Tapi gue maunya lo yang nyuntikin gue" ucap farah centil.

"Ih dasar ganjen" sela gege sedikit mendorong bahu farah.

*
*
*

Langit mengendarai motornya meninggalkan sekolah. Setelah belajar seharian penuh rasanya ia ingin segera pulang ke rumah. Dia melajukan motornya kencang membelah jalanan.
Namun pandangannya seketika teralihkan pada seorang gadis yang berdiri di tepi jalan sambil melambai-lambaikan tangannya. Langit memperlambat laju motornya berusaha memperhatikan gadis itu lebih dekat lagi.

'Pelangi?!'

Apa yang dilakukan gadis itu di tepi jalan sendirian seperti orang gila.

Langit menghentikan motornya tepat didepan pelangi. Dia menatap gadis itu heran dari balik kaca helmnya.

Gadis itu tersenyum manis menatap langit dengan wajah bahagia. Langit membuka helmnya dan menatap pelangi bertanya.

"Gue takut disini. Banyak orang yang natap gue tajam. Nanti kalau mereka nyulik gue gimana" ucap pelangi mendekatkan dirinya pada langit.

"Natap lo tajam?" Tanya langit mengalihkan pandangannya pada orang-orang yang ada di sekitar pelangi. Dia memperhatikan setiap orang yang ada di dekat gadis itu satu persatu. Namun satupun dari orang-orang itu tak tampak mencurigakan, malahan tidak ada dari mereka yang menatap kearah pelangi. "Lo yakin mereka natap lo?" Tanya langit sedikit ragu.

"Iya, gue serius" jawab pelangi melirik ke belakangnya. "Lo tungguin gue sampai dapet angkot ya, soalnya ojek langganan gue gak datang hari ini" jelas pelangi memohon dengan tatapan memelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Untuk PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang