Part 1

645 51 0
                                    

  title :timeless 

cast : nam woohyun, kim sunggyu

gendre : sadness and brothership  

[ tulisan miring= dialam mimpi :-) ]

.

Suara gesekan langkah kaki yang tampak di seret di atas permukaan aspal menimbulkan suara yang sedikit mengerikan, suasana jalan yang sepi membuat suara tersebut terdengar sangat jelas. Seorang namja dengan kepala yang tertutup tudung jaketnya ,berjalan dengan tertunduk hingga wajahnya sama sekali tak terlihat. ia berjalan santai di jalan yang hanya di terangi cahaya remang-remang dengan kedua tangannya ia masukkan kedalam saku jaket tebalnya. Dengan pakaian serba hitamnya yang ia kenakan membuatnya tampak seperti malaikat maut yang siap menjemput targetnya di malam itu.

Tidak jauh ia berjalan, tepat di bawah lampu jalan ia menghentikan langkahnya. Di bawah lampu keemasan itu, ia mulai mengangkat kepalanya memandangi sebuah café coffee yang berada tidak jauh di seberang jalan. matanya hanya tertuju pada seorang barista yang sedang sibuk melayani pelanggannya. Seorang barista dengan pakaian hitam putihnya terlihat begitu berkarisma dibelakang meja yang hanya di hiasi alat-alat pembuat kopi seperti grinder, tamper, mesin espresso dan juga alat-alat steam. 

Berbeda dengan barista pada umumnya yang terlihat ramah pada semua pelanggan, ia tampak begitu dingin. Ia hanya menunjukkan wajah polos dan datar, jangan tanya seperti apa senyumannya,ia bahkan sama sekali tidak melihat pelanggan yang memesan. Meskipun begitu, seakan sudah sangat mengenal seperti apa barista yang satu ini, para pelanggan tidak pernah komplen ataupun berhenti untuk datang ke kafe tersebut. Jika diselidiki,barista tampan inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa mereka menjadi pelanggan setia di kafe ini. 

"kau terlihat bahagia disana,hyung kau bebas seorang diri!" gumam namja yang sedang berdiri di tepi jalan , matanya masih tertuju kearah kafe didepannya. 

' D.N.A café ' nama ini lah yang terpampang di atas pintu masuk café tersebut. Sebuah café coffee dengan dekorasi klasik dan ditambah sentuhan minimalis membuatnya terlihat begitu elegan. Jangan salah, meskipun café ini berdiri di lingkungan yang sepi dan memiliki barista berhati beku tapi café ini tidak pernah sepi dari para pelanggan. Buktinya saja, berbeda jauh dengan suasan di luar yang sepi , kafe ini ramai di penuhi orang-orang yang memiliki kecintaan yang sama yaitu kopi. Jika bukan karena kopi, mungkin alasan lainnya karena tempat ini begitu cocok untuk melepas penat setelah seharian mereka disibukkan dengan aktivitas mereka masing-masing.

Cukup lama namja itu berdiri terpaku di tempatnya, ntah karena alasan apa ia mulai melangkah untuk menyeberangi jalan mendekat kearah kafe. Satu langkah, dua langkah dan tepat pada langkah ketiga ia berhenti. Deck~ hatinya berdetak hebat, matanya membulat terkejut. Barista yang sejak tadi ia perhatikan tiba-tiba saja melihat kearahnya. Tebing yang terbuat dari kaca bening itu tidak mampu menghalangi tatapan mereka berdua. 

"jangan mendekat!" kata barista itu dari kejauhan dengan tatapan yang begitu sinis, jelas tidak terdengar, hanya gerakan bibirnya yang menunjukkan kata larangan itu, hal ini mampu membuat namja tadi berjalan mundur dan mengurungkan niatnya.

.
.
Meninggalkan suasana malam hari, keesokan harinya kita di manjakan oleh keindahan kota seoul yang cerah. Cahaya matahari yang masih di halangi gedung-gedung tinggi yang berdiri tegap di bagian timur kota seoul tidak mampu mengurangi keindahan dari kota padat itu. seorang namja muda terlihat begitu antusias menunggu angkutan umum di depan halte bersama para calon penumpang lainnya. 

"ah wasso wasso.." ucapnya riang setelah melihat bus berwarna hijau menuju kearahnya. Tanpa aba-aba, seakan sudah tau akan tugasnya pintu bus itu langsung terbuka dengan sendirinya setelah sampai di depan para penumpangnya. Dengan senyuman lebarnya namja tadi langsung masuk ke dalam bus itu. seperti biasa, namja itu memilih tempat duduk paling belakang dan dekat dengan jendela. 

TimelessWhere stories live. Discover now