Part 2

368 41 3
                                    


"aku pernah melihatmu" ucap woohyun dalam hatinya. Ntah mengapa woohyun merasa bahwa dia begitu mengenal orang itu. mata dingin woohyun masih mengikuti si pengendara motor. Hingga akhirnya ia dikagetkan oleh bus yang tiba-tiba saja berhenti. Dan ia juga harus kehilangan sang pengendara motor misterius itu.

"tuan sampai kapan kau akan duduk disana?sebentar lagi kelasmu akan dimulai" ucap supir bus, membuyarkan lamaunan woohyun. sudah beberapa tahun ini woohyun menjadi penumpang setia bus ini, karena itu lah sang supir seperti sudah sangat mengenal woohyun.

"ah, nde" woohyunpun bergegas keluar dari dalam bus. Sebelum dia benar-benar keluar, tepat di depan pintu bus.

"hana tul set, tersenyumlah nam woohyun!" kata woohyun pada dirinya sendiri dan diapun keluar dari bus dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

.

.
"lihatlah bukankah dia itu nam woohyun?"

"bukankah dia seorang yang sangat kaya raya?"

"jadi itu sebabnya dia bertingkah sesuka hatinya meskipun di sekolah?"

"bahkan guru tidak berani memarahinya"

"sudah jelas ayahnya membayar guru-guru disini,bukan?"

"heh, menjijikan!"

"diantara kita bahkan tidak ada yang benar-benar menjadi temannya"

"bolehkah aku mendekatinya? Sepertinya menyenangkan jika mendapat barang bermerek setiap hari"

"hahahahaha~~"

Perkataan-perkataan inilah yang menyambut kedatangan woohyun saat memasuki gerbang sekolahnya.

"apakah itu yang dikatakan berbisik?bahkan aku bisa mendengarnya dengan sangat jelas" oceh woohyun pelan, sekesal apapun seorang nam woohyun, dia lebih malas jika harus mengurusi orang-orang seperti mereka, anggap saja dia tidak mendengar apapun, semuanya akan lebih baik baginya.

Masih dengan senyuman pura-puranya dan tentunya dengan sikap ramahnya yang ia perankan, woohyun menuju kamar kecil sekolah. Seperti yang dia harapkan, tidak seorangpun disana. tanpa berpikir panjang woohyun menutup rapat dan menguncinya.

_woohyun pov_

Terdengar Bunyi percikan kaca saat ku bersihkan dari embun-embun yang menempel di sana. Hanya dengan sekali usapan tangan, aku dapat membuat segaris kilauan yang membuatnya berbeda dengan permukaan kaca di sekitarnya. 

Ku perherhatikan wajahku disana, aku tersenyum melihat wajahku yang ku pikir begitu tampan. namun setelah cukup lama aku memandanginya. Ntah apa yang salah, objek di depanku saat ini tidak sedikitpun membalas senyumanku. Datar dan kosong,begitulah ia menatapku. Saat aku sadari bahwa ia adalah aku, seorang nam woohyun yang sebenarnya, aku hanya bisa tersenyum getir. 

Mengingat aku adalah orang yang tidak pernah cocok dengan orang lain, hal ini lah yang selalu ku pertanyakan kepada diriku sendiri. Padahal aku selalu berusaha menjadi orang baik semaksimal mungkin, aku tidak pernah menyakiti mereka. bahkan aku sering berpura-pura tidak melihat tatapan sinis mereka, aku berpura-pura tidak mendengar hinaan mereka. aku tetap tersenyum saat hatiku menjerit melarang ku untuk tidak tersenyum. Aku tidak pernah mengatakan 'tidak' saat mereka membutuhkan bantuanku.tapi Sampai sekarang semuanya masih sia-sia. Dengan sekuat tenaga mereka melepaskan tanganku , mendorongku menjauh dari hidup mereka. aku lelah!

"haruskah kita tidur untuk meminta segelas kopi dari barista sombong itu?" tanyaku pada bayanganku sendiri sambil menunjukkan senyuman jahil yang selama ini sudah menjadi senyuman khas dari seorang nam woohyun.

TimelessWhere stories live. Discover now