Part 9

165 31 4
                                    



Flashback

Buck buck buck di sebuah gang kecil seorang anak dipukuli oleh sekelompok anak yang seumuran dengannya.

"jebbal ghemanhea" anak itu sudah tidak sanggup lagi menerima pukulan di tubuhnya, anak-anak dengan seragam sekolah yang sama dengan tega memukuli temannya, ntah apa penyebabnya, tapi yang jelas mereka sangat menikmati perbuatan mereka.

Uing~uing~uing~ tidak lama setelah itu sebuah sirine polisi berbunyi menghentikan anak-anak bandel disana, mereka yang mendengar tanpa berpikir panjang langsung melarikan diri meninggalkan seorang anak yang sudah terkapar di jalan gang kecil itu.

"kwenchana?" tiba-tiba saja seorang dengan pakaian yang sama menghampiri anak malang itu.

"siapa kau?" tanya anak malang itu tanpa ingin menjawab pertanyaan orang di depannya

Uing~uing~ anak itu menunjukkan handphonenya dan menghidupkan sirine polisi, ternyata bunyi sirine poilisi tadi bersumber dari Handphone anak itu.

"waeyo?" anak itu bertanya dengan mata menyelidik

"MWO? 'waeyo'??" anak pemilik sirine itu tak percaya orang yang ia tolong hanya mengatakan kata pertanyaan itu dengan ekspresi yang seakan mencurigainya.

"kenapa kau menolongku? Bukankah kau juga dari pihak mereka?" dari apa yang ia alami, pasti sangat susah baginya untuk percaya terhadap orang-orang.

"heh!" orang itu menunjukkan smirknya, orang yang ia tolong benar-benar memiliki sikap yang buruk

"YA IMMA!! Aku tidak ada urusannya dengan mereka ataupun dengan orang menyedihkan sepertimu" lanjut orang itu sambil menatap orang didepannya dengan ekspresi datar.

Sedangkan anak tak berdaya itu hanya memandangi orang didepannya dengan tatapan yang bingung.

"waeyo?"tanya anak itu lagi.

"cih! Ternyata kau masih sesombong itu" orang itu tak menyangka anak itu masih memilih mengucapkan kata 'mengapa' dari pada harus mengucapkan terima kasih kepadanya.

"karena yang aku tau mereka selalu punya alasan untuk membantuku, seperti uang?" ucap anak itu tanpa ragu sedikitpun.

"hemm, jadi seperti itu?" orang itu dengan santai mendekati anak itu, memandangi wajah anak itu yang penuh dengan luka-luka.

"iya, biasanya aku memang suka jika diberi uang, tapi untuk kali ini anggap saja aku sedang menolong anak kucing yang terluka" lanjut orang itu sambil memberikan sebuah plester kepada anak itu dan berlalu pergi begitu saja.

"chamkammannyo, Waeyo?Kenapa kau peduli kepadaku?" teriak anak itu seakan suaranya mengejar orang tadi.

"woohyun ah~ aku akan merasa tidak dihargai jika kau masih mengucapkan kata itu lagi" teriak orang itu yang membuat anak yang bernama woohyun itu sangat terkejut.

"Woohyun ah?dia memanggilku seperti itu?" ucap woohyun pelan, ia tidak pernah menyangka bahwa akan ada orang yang akan memanggilnya seperti itu. woohyun tersenyum senang dan juga bingung saat memandangi punggung orang yang semakin menjauh darinya itu, matanya memerah menahan tangis, ntah mengapa ia merasa sangat terharu saat itu.

Keesokan harinya..
kejadian yang sama terjadi, dimana woohyun dipukuli oleh teman-teman sekolahnya, dan anehnya orang yang waktu itu kembali menolong woohyun, memberikan beberapa plester dan pergi begitu saja.

TimelessWhere stories live. Discover now